Headline
. AS kembali memundurkan waktu pemberlakuan tarif resiprokal menjadi 1 Agustus.
. AS kembali memundurkan waktu pemberlakuan tarif resiprokal menjadi 1 Agustus.
Penurunan permukaan tanah di Jakarta terus menjadi ancaman serius.
BANK Sentral Amerika Serikat (AS) atau The Federal Reserve/Fed pada hari ini, Kamis (16/6) secara resmi telah menaikkan suku bunga acuan mereka sebesar 75 basis poin (bps) atau 0,75%. Dengan kenaikan ini, suku bunga acuan The Fed pun akan mencapai kisaran 1,5-1,75% dan merupakan peningkatan terbesar sejak 1994.
Hal ini pun mengisyaratkan The Fed akan terus menaikkan suku bunga secara agresif tahun ini, di mana mereka memproyeksikan untuk menaikkan suku bunga menjadi 3,4% pada akhir tahun, atau akan terjadi pengetatan 175 basis poin lagi tahun ini.
Lebih lanjut, The Fed juga merevisi perkiraan pertumbuhan PDB (Produk Domestik Bruto) AS menjadi 1,7% tahun ini dibandingkan dengan proyeksi ekspansi 2,8% pada bulan Maret lalu.
Tingkat pengangguran juga diproyeksikan akan mengalami kenaikan menjadi 4,1% pada akhir 2024 dari perkiraan semula yang hanya 3,6%. (OL-13)
Baca Juga: Elnusa Bidik Pendapatan Jasa Hulu Migas Rp3,15 Triliun
Keputusan BI mempertahankan suku bunga acuan di level 5,50% dipandang sebagai langkah konservatif yang tepat di tengah ketidakpastian global dan perlambatan ekonomi domestik.
Keputusan Bank Indonesia (BI) menahan suku bunga acuan, atau BI Rate di level 5,50% dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) 17-18 Juni 2025 dinilai sebagai langkah yang tepat.
Fixed Income Research PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia Karinska Salsabila Priyatno menilai ruang bagi Bank Indonesia (BI) untuk menurunkan suku bunga dalam waktu dekat sangat terbatas.
KETIDAKPASTIAN arah kebijakan moneter Amerika Serikat kembali menjadi perhatian setelah desakan terbuka Presiden Donald Trump agar Federal Reserve memangkas suku bunga acuan.
BTN mempertegas posisinya sebagai pemimpin pembiayaan perumahan nasional dengan menggelar Akad Kredit Massal KPR Non-Subsidi secara serentak di lima kota besar
Ketua Umum Apindo, Shinta Widjaja Kamdani, menyambut baik keputusan Bank Indonesia menurunkan suku bunga acuan ke 5,5%.
LAPORAN Badan Pusat Statistik (BPS) Jakarta mencatat inflasi sebesar 0,13% pada Juni 2025 dibanding bulan sebelumnya.
Badan Pusat Statistik Daerah Istimewa Yogyakarta mencatat laju inflasi pada Juni 2025 di wilayah ini sebesar 0,23% (month-to-month - mtm).
INFLASI bulanan pada Juni 2025 tercatat sebesar 0,19%, ditandai dengan kenaikan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 108,07 pada Mei menjadi 108,27.
Pada pertengahan Juni 2025, harga beras di beberapa pasar tradisional Kabupaten Deli Serdang naik hingga 3,4% dibanding bulan sebelumnya.
Reorientasi belanja daerah sebagai bantalan fiskal yang tangguh dapat menjadi strategi lain guna mengendalikan inflasi daerah.
BANK Indonesia(BI) mempertahankan suku bunga acuan atau BI rate di angka 5,50%. Keputusan itu diambil melalui Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada 17-18 Juni 2025
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved