Headline
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.
BANK Sentral Amerika Serikat (AS) atau The Federal Reserve/Fed pada hari ini, Kamis (16/6) secara resmi telah menaikkan suku bunga acuan mereka sebesar 75 basis poin (bps) atau 0,75%. Dengan kenaikan ini, suku bunga acuan The Fed pun akan mencapai kisaran 1,5-1,75% dan merupakan peningkatan terbesar sejak 1994.
Hal ini pun mengisyaratkan The Fed akan terus menaikkan suku bunga secara agresif tahun ini, di mana mereka memproyeksikan untuk menaikkan suku bunga menjadi 3,4% pada akhir tahun, atau akan terjadi pengetatan 175 basis poin lagi tahun ini.
Lebih lanjut, The Fed juga merevisi perkiraan pertumbuhan PDB (Produk Domestik Bruto) AS menjadi 1,7% tahun ini dibandingkan dengan proyeksi ekspansi 2,8% pada bulan Maret lalu.
Tingkat pengangguran juga diproyeksikan akan mengalami kenaikan menjadi 4,1% pada akhir 2024 dari perkiraan semula yang hanya 3,6%. (OL-13)
Baca Juga: Elnusa Bidik Pendapatan Jasa Hulu Migas Rp3,15 Triliun
KETIDAKPASTIAN arah kebijakan moneter Amerika Serikat kembali menjadi perhatian setelah desakan terbuka Presiden Donald Trump agar Federal Reserve memangkas suku bunga acuan.
BTN mempertegas posisinya sebagai pemimpin pembiayaan perumahan nasional dengan menggelar Akad Kredit Massal KPR Non-Subsidi secara serentak di lima kota besar
Ketua Umum Apindo, Shinta Widjaja Kamdani, menyambut baik keputusan Bank Indonesia menurunkan suku bunga acuan ke 5,5%.
Bulan ini, Mei 2025, jadi waktu yang tepat bagi Bank Indonesia (BI) memangkas suku bunga acuan (BI Rate). Pasalnya, nilai tukar rupiah mulai stabil.
Pasar properti residensial Indonesia awal 2025 tumbuh terbatas. Penjualan hanya naik 0,73% YoY, didorong oleh kenaikan harga di segmen rumah kecil-menengah.
Gigih mengatakan merujuk pada data Badan Pusat Statistik (BPS) pada Mei silam, perekonomian Jatim pada Triwulan I-2025 tumbuh sebesar 5,00%.
Ekonom Bright Institute Awalil Rizky menilai inflasi yang rendah hingga terjadinya deflasi berulang merupakan indikasi negatif bagi perekonomian Indonesia.
KAD ini menurutnya untuk menjaga stabilitas pasokan khususnya untuk cabai dan bawang merah.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat terjadi deflasi sebesar 0,37% pada Mei 2025. Angka ini berbanding terbalik dengan yang terjadi di April 2025 yang mengalami inflasi 1,17%.
Salah satu pengendalian inflasi dengan mendirikan Pabrik Saus Tomat dan Cabai di dalam gedung sentra Industri Kecil Menengah (IKM) Pengolahan Produk Holtikultura di Kecamatan Salimpaung.
Kebijakan Tarif Resiprokal Dibuat karena Adanya Kekhawatiran AS pada Kekuatan Tiongkok
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved