Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Perlunya Optimalisasi Produk Halal Indonesia

Emir Chairullah
04/6/2022 23:38
Perlunya Optimalisasi Produk Halal Indonesia
Wakil Presiden Ma'ruf Amin memberikan keterangan pers usai Rapat Pleno Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah (KNEKS).(MI/Emir Chairullah)

 

Seperti oasis di tengah padang pasir, di tengah kelesuan ekonomi nasional akibat pandemi covid-19, kinerja industri dan keuangan syariah Indonesia menorehkan prestasi cukup menggembirakan pada 2021. Berdasarkan the State of the Global Islamic Economy (SGIE) Report 2022, kinerja ekonomi dan keuangan syariah Indonesia menduduki peringkat keempat secara keseluruhan.

Yang lebih menggembirakan lagi, kinerja sektor makanan halal produksi Indonesia naik peringkat ke posisi 2. Dengan terus meningkatnya pengeluaran kaum muslimin dunia akan makanan halal, tidak tertutup kemungkinan  produk industri Indonesia bakal menguasai pangsa pasar makanan halal dunia. Jika melihat adanya pertumbuhan pangsa pasar industri syariah di sektor lainnya, peluang Indonesia sebagai produsen produk halal terbesar di dunia semakin besar.

Baca: Wapres Minta Sertifikasi Halal UMKM Lebih Cepat

Tantangan ke Depan

Namun demikian, berbagai peluang yang ada di depan mata tersebut kenyataannya tak semudah untuk dicapai. Berbagai kalangan menilai potensi industri halal dan syariah yang dimiliki Indonesia belum digarap sepenuhnya. Data di lapangan menunjukkan masih sedikit sekali output industri syariah yang ada di Indonesia.

Sebagai contoh di sektor perbankan di mana market share perbankan syariah terhadap perbankan nasional hingga saat ini masih relatif kecil, yaitu sebesar 6,74%. Padahal jumlah penduduk muslim Indonesia terbanyak di dunia.

Wakil Presiden Ma’ruf Amin pun sempat menyatakan agar regulator serta pelaku perbankan syariah harus berusaha semakin keras agar bisa meningkatkan porsi market share perbankan syariah.

Menurut Wapres, salah satu upaya yang perlu dilakukan yaitu perbankan syariah harus mau bersinergi dengan ekosistem industri produk halal. Apalagi saat ini Indonesia merupakan konsumen halal terbesar dunia di mana konsumsi produk dan layanan halal domestik diperkirakan tumbuh hampir 15% selama periode 2020-2025.

Konsumen yang berbelanja produk makanan dan minuman, fesyen muslim, pariwisata halal, serta kosmetik halal menjadi pasar yang sangat besar bagi perbankan syariah. Sinergi perbankan syariah dengan industri produk halal harus ditingkatkan melalui penciptaan produk dan layanan yang dibutuhkan bagi pengembangan industri produk halal.

Tantangan lain yang harus dihadapi dalam meningkatkan produksi industri halal di Indonesia yaitu sulitnya pengurusan sertifikasi halal bagi UMKM. Padahal jumlah UMKM di Indonesia mencapai 60 juta yang apabila dioptimalkan bisa meningkatkan kapasitas produksi produk halal dalam negeri. Hal ini tentu menjadi pekerjaan rumah yang harus segera diselesaikan Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah (KNEKS) dimana Wapres merupakan Ketua Harian.

Selain sertifikasi halal, regulator dan produsen produk halal juga harus meningkatkan standarisasinya bisa diterima oleh pasar global, di samping pasar dalam negeri tentunya. Wapres pernah mengingatkan, agar bisa memenuhi standar ekspor, setiap produk halal harus melalui kurasi terlebih dulu. Apabila produk halal tersebut bisa memasuki retail modern hampir dipastikan produk tersebut sudah siap ekspor.

Baca juga: Menkeu Ingin Produk Halal RI Semakin Berkembang

Kurang Sosialisasi

Tantangan lain yang tidak kalah beratnya yaitu kurangnya pengetahuan publik terhadap produk syariah yang ada di Indonesia. Walaupun mayoritas penduduknya muslim, kenyataannya masyarakat Indonesia belum paham dan tahu dengan detail mengenai apa itu produk ekonomi dan keuangan syariah serta dampaknya. Kebanyakan anggota masyarakat mengetahui ekonomi syariah hanya identk dengan ajaran Islam semata tanpa menyadari produk ini merupakan salah satu jawaban nyata atas berbagai persoalan ekonomi masa kini.

Proses sosialisasi dan publikasi secara masif sangat dibutuhkan dalam memberikan pemahaman kepada publik terkait dengan ekonomi syariah termasuk istilah-istilah serta produk-produk yang ada. Sejumlah contoh yang bisa diimplementasikan yaitu menginformasikan berbagai keuntungan yang akan didapat ketika berusaha memikat calon konsumen atau nasabah. Dengan demikian, mereka, termasuk yang non-muslim, mau menggunakan produk syariah bukan hanya dalam konteks religius saja namun juga mendapatkan keuntungan maupun benefit secara finansial.

Terakhir yang tidak kalah pentingnya untuk mengatasi berbagai tantangan tersebut yaitu adanya kerja sama dan sinergi seluruh aktor dalam ekosistem ekonomi dan keuangan syariah. Apalagi dilakukan dengan serius, bukan mustahil produk halal dan juga sektor ekonomi syariah di Indonesia menjadi yang terbesar di dunia. (P-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Emir Chairulah
Berita Lainnya