Headline

Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.

Fokus

Presiden menargetkan Indonesia bebas dari kemiskinan pada 2045.

Menkeu: Stabilitas Sistem Keuangan RI dalam Kondisi Normal

M. Ilham Ramadhan Avisena
13/4/2022 11:38
Menkeu: Stabilitas Sistem Keuangan RI dalam Kondisi Normal
Menteri Keuangan Sri Mulyani saat sesi foto bersama dalam pertemuan G20 di Jakarta.(Antara)

STABILITAS sistem keuangan Indonesia berada dalam kondisi normal, meski ada tekanan eksternal akibat perang antara Rusia dan Ukraina. 

Hal itu ditekankan Menteri Keuangan Sri Mulyani lewat konferensi pers Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK). "Stabilitas sistem keuangan Indonesia berada dalam kondisi normal, di tengah tekanan eksternal yang meningkat akibat perang di Ukraina," ujar Ani, sapaan akrabnya, Rabu (13/4).

Konflik dua negara Eropa Timur itu, sambung dia, berdampak pada peningkatan volatilitas pasar keuangan global, serta memperlambat laju pemulihan ekonomi global. Respons yang dikeluarkan sejumlah negara melalui pemberian sanksi kepada Rusia, juga berimbas pada rantai pasok dan menekan volume perdagangan.

Menurutnya, perang juga memicu kenaikan harga komoditas global, khususnya energi, pangan dan logam. Hal itu mengakibatkan lonjakan inflasi dunia. Konflik geopolitik pun menciptakan tantangan bagi normalisasi kebijakan moneter negara maju dan meningkatkan ketidakpastian pasar keuangan global.

Baca juga: Soal Kelangkaan BBM, Luhut Akui Ada Masalah Distribusi

"Dalam hal ini, kebijakan moneter negara-negara maju merespons peningkatan inflasi yang tinggi. Namun di sisi lain, dihadapkan potensi pelemahan ekonomi," jelas mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia.

Namun, Indonesia dinilai masih berada dalam posisi yang cenderung dapat menahan dampak perang. Sebab, isu besar lainnya, yakni penanganan pandemi covid-19, terus menunjukkan perbaikan. Bahkan, pertumbuhan ekonomi diperkirakan meningkat seiring pulihnya aktivitas masyarakat.

Ditambah lagi, sejumlah indikator ekonomi hingga awal Maret 2022 tercatat baik. Seperti, indeks keyakinan konsumen (IKK), penjualan eceran, pertumbuhan penjualan kendaraan, konsumsi semen dan konsumsi listrik. Kinerja ekspor masih tercatat positif, namun Indonesia perlu mewaspadai perkembangan perdagangan global.

Kecenderungan kuatnya sektor keuangan dan ekonomi Indonesia juga tercermin dari tingginya cadangan devisa pada Maret 2022. Bank Indonesia mencatat cadangan devisa Indonesia mencapai US$139,1 miliar. Itu setara pembiayaan 7,2 bulan impor atau 7 bulan impor dan pembiayaan utang luar negeri pemerintah.

Baca juga: Airlangga: Kartu Prakerja Tingkatkan Kompetensi Tenaga Kerja

"Ini berada di atas standar kecukupan internasional, yang biasanya sekitar dihitung pada sekitar tiga bulan kebutuhan impor. Jadi, lebih dari dua kali lipat dari standar kecukupan internasional," kata Ani yang juga Ketua KSSK.

Nilai tukar rupiah juga disebut masih terjaga, meski tekanan pasar keuangan global meningkat. Pada kuartal I 2022, rupiah mengalami depresiasi 0,33% secara rerata dibanding posisi akhir 2021. Depresiasi itu lebih rendah dibanding mata uang sejumlah negara berkembang.

Tingkat inflasi Indonesia juga masih berada dalam level yang terkendali, yakni 2,64% (yoy) pada Maret 2022. Inflasi yang jauh lebih baik dibanding sejumlah negara, didorong oleh terkendalinya sisi penawaran dalam merespons kenaikan permintaan.

"Meski demikian, sejumlah risiko rambatan yang berasal dari kondisi global akan berpotensi mempengaruhi dari sisi inflasi, cost of fund dan kinerja perekonomian," tutup Bendahara Negara.(OL-11)
 

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya