Headline

Hakim mestinya menjatuhkan vonis maksimal.

Fokus

Talenta penerjemah dan agen sastra sebagai promotor ke penerbit global masih sangat sedikit.

Beli Minyak Rusia Bisa Jadi Keputusan Blunder buat Indonesia

Mediaindonesia.com
01/4/2022 20:36
Beli Minyak Rusia Bisa Jadi Keputusan Blunder buat Indonesia
Pekerja PT Pertamina Hulu Rokan mengontrol kerangan pipa produksi yang berasal dari sumur menuju stasiun pengumpul minyak mentah.(Antara/Nova Wahyudi.)

PENGAMAT ekonomi energi Universitas Gadjah Mada (UGM) Fahmy Radhi menilai jika Pertamina jadi membeli minyak dari Rusia, persoalannya tidak sesederhana bahwa minyak tersebut harganya murah. Fahmy bahkan menilai keputusan untuk membeli minyak Rusia tersebut bisa menjadi blunder.   

Hal tersebut dikatakan Fahmy dalam keterangan tertulis, Jumat (1/4). Fahmy bahkan sangsi bahwa minyak tersebut akan murah. Baginya, selama perang masih berlangsung, sukar untuk menyatakan dengan sederhana bahwa pembelian itu akan menguntungkan Indonesia. Hal itu karena banyak hal yang harus dipertimbangkan, tidak hanya soal sisi keekonomian minyak tersebut. 

"Misalnya, harus pula kita pikirkan biaya risiko (cost of risk) dari minyak Rusia tersebut. Bila pemesanan Indonesia mengalami hambatan karena perang dan ada sanksi negara-negara NATO, tentu sisi murahnya pun jadi persoalan. Belum lagi fakta jauhnya jarak pengiriman dari Rusia ke Indonesia yang tentu memberikan pengaruh signifikan terhadap harga saat minyak itu tiba," kata doktor ekonomi tersebut. 

Di sisi nonekonomi, pembelian minyak Rusia, menurut Fahmy, juga bisa membawa persoalan lain yang tak kurang akan merepotkan Indonesia. "Karena Indonesia bukan anggota NATO, barangkali kita tak akan kena sanksi. Namun pasti Amerika Serikat dan negara-negara sekutunya akan terganggu, tidak berkenan, dan ini bisa menimbulkan gangguan dalam hubungan luar negeri kita."

Ruwetnya persoalan itu ke depan akan lebih jelas manakala mempertimbangkan posisi Indonesia yang saat ini menjadi presidensi dalam G-20. Di G-20, negara-negara maju dari belahan Barat begitu dominan. 

Baca juga: Kemendag Ungkap Sejumlah Komoditas Pertambangan Alami Lonjakan Harga pada April 

Fahmy lebih melihat rencana pembelian tersebut kurang dipikirkan secara matang dan komprehensif. Lebih jauh, bila rencana itu dijalankan, ia yakin akan mengundang banyak turunan masalah. "Bisa jadi blunder," kata dia.  

Saat ditanya bila pembelian tersebut terealisasi, hal itu berarti sokongan Indonesia untuk terus berlangsungnya invasi Rusia di Ukraina, Fahmy menjawab diplomatis. Menurutnya, hal itu bisa memungkinkan orang menyebut Indonesia berkontribusi dalam memperpanjang invasi yang menimbulkan banyak penderitaan bagi rakyat Ukraina. "Bisa dikatakan begitu kala dana pembelian yang diterima Rusia itu mereka gunakan untuk berperang di Ukraina," kata Fahmy. (OL-14)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya