Headline
Hakim mestinya menjatuhkan vonis maksimal.
Talenta penerjemah dan agen sastra sebagai promotor ke penerbit global masih sangat sedikit.
PENGAMAT ekonomi energi Universitas Gadjah Mada (UGM) Fahmy Radhi menilai jika Pertamina jadi membeli minyak dari Rusia, persoalannya tidak sesederhana bahwa minyak tersebut harganya murah. Fahmy bahkan menilai keputusan untuk membeli minyak Rusia tersebut bisa menjadi blunder.
Hal tersebut dikatakan Fahmy dalam keterangan tertulis, Jumat (1/4). Fahmy bahkan sangsi bahwa minyak tersebut akan murah. Baginya, selama perang masih berlangsung, sukar untuk menyatakan dengan sederhana bahwa pembelian itu akan menguntungkan Indonesia. Hal itu karena banyak hal yang harus dipertimbangkan, tidak hanya soal sisi keekonomian minyak tersebut.
"Misalnya, harus pula kita pikirkan biaya risiko (cost of risk) dari minyak Rusia tersebut. Bila pemesanan Indonesia mengalami hambatan karena perang dan ada sanksi negara-negara NATO, tentu sisi murahnya pun jadi persoalan. Belum lagi fakta jauhnya jarak pengiriman dari Rusia ke Indonesia yang tentu memberikan pengaruh signifikan terhadap harga saat minyak itu tiba," kata doktor ekonomi tersebut.
Di sisi nonekonomi, pembelian minyak Rusia, menurut Fahmy, juga bisa membawa persoalan lain yang tak kurang akan merepotkan Indonesia. "Karena Indonesia bukan anggota NATO, barangkali kita tak akan kena sanksi. Namun pasti Amerika Serikat dan negara-negara sekutunya akan terganggu, tidak berkenan, dan ini bisa menimbulkan gangguan dalam hubungan luar negeri kita."
Ruwetnya persoalan itu ke depan akan lebih jelas manakala mempertimbangkan posisi Indonesia yang saat ini menjadi presidensi dalam G-20. Di G-20, negara-negara maju dari belahan Barat begitu dominan.
Baca juga: Kemendag Ungkap Sejumlah Komoditas Pertambangan Alami Lonjakan Harga pada April
Fahmy lebih melihat rencana pembelian tersebut kurang dipikirkan secara matang dan komprehensif. Lebih jauh, bila rencana itu dijalankan, ia yakin akan mengundang banyak turunan masalah. "Bisa jadi blunder," kata dia.
Saat ditanya bila pembelian tersebut terealisasi, hal itu berarti sokongan Indonesia untuk terus berlangsungnya invasi Rusia di Ukraina, Fahmy menjawab diplomatis. Menurutnya, hal itu bisa memungkinkan orang menyebut Indonesia berkontribusi dalam memperpanjang invasi yang menimbulkan banyak penderitaan bagi rakyat Ukraina. "Bisa dikatakan begitu kala dana pembelian yang diterima Rusia itu mereka gunakan untuk berperang di Ukraina," kata Fahmy. (OL-14)
PADA April 2025, kinerja ekspor Indonesia mengalami penurunan cukup tajam secara bulanan (month to month), meskipun secara tahunan masih mencatatkan pertumbuhan.
SURPLUS perdagangan Indonesia April 2025 tercatat hanya sebesar US$160 juta, penurunan tajam dipicu lonjakan signifikan nilai impor nonmigas,
Neraca perdagangan Indonesia pada April tercatat surplus sebesar US$160 juta. Kendati surplus, angka ini turun drastis dibandingkan capaian pada Maret 2025 yang mencapai US$4,33 miliar.
PRESIDEN RI Prabowo Subianto mengungkapkan besaran impor migas Indonesia bisa mencapai US$40 miliar per tahun.
Batas minimum tingkat komponen dalam negeri (TKDN) 25% memberikan karpet merah bagi produk-produk impor.
Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia memandang nilai perdagangan bilateral Indonesia dengan Amerika Serikat (AS) berpotensi menembus US$120 miliar.
Kinerja ini didukung oleh kegiatan pengeboran 8 sumur eksplorasi dan 112 sumur pengembangan, yang dicapai melalui prinsip OTOBOSOR.
Pertamina sepanjang 2024 memberikan setoran kepada penerimaan negara, berupa pajak, penerimaan negara bukan pajak (PNBP), dan dividen senilai Rp401,73 triliun.
Pertamina berencana melakukan pergeseran (shifting) sumber impor minyak mentah (crude) dari beberapa negara ke Amerika Serikat.
Pemerintah masih mengkaji lebih lanjut negara mana saja yang impornya akan dialihkan ke AS.
Berbagai inovasi yang dilakukan PT Pertamina (Persero) membuktikan BUMN tersebut terdepan dalam transisi energi dan dekarbonisasi.
Upaya PT Pertamina Hulu Energi (PHE) yang agresif melakukan eksplorasi sumur migas diapresiasi. Itu bisa menjadi bekal ketahanan energi nasional.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved