Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

Pengusaha Sambut Positif Rencana Penurunan Status Covid-19 Menjadi Endemi

Putri Anisa Yuliani
07/3/2022 17:35
Pengusaha Sambut Positif Rencana Penurunan Status Covid-19 Menjadi Endemi
Ilustrasi. Selama pandemi, terutama pada penerapan PPKM level 3, mal memang ikut terdampak dengan sepinya pengunjung.(ANTARA/Aprillio Akbar)

RENCANA pemerintah yang akan mengubah status pandemi covid-19 menjadi endemi membawa angin segar dan kabar bahagia kepada para pengusaha. Sebab dengan perubahan status itu tentu akan menggairahkan dan mengembalikan berbagai aktivitas perekonomian secara perlahan ke arah yang normal sesungguhnya. Pelaku usaha akan siap menjalankan status endemi dengan aturan protokol yang ditetapkan Pemerintah.

"Pelaku usaha menunggu keputusan Pemerintah kapan status endemi akan diberlakukan dengan memperhatikan berbagai aspek sebagaimana arahan Presiden baik dari sisi sains, kesehatan, sosial, budaya dan ekonomi termasuk tingkat pengendalian covid-19," kata Ketua umum DPD HIPPI DKI Jakarta Sarman Simanjorang dalam keterangan resmi, Senin (7/3).

Baca juga: PPKM Level 2 di Jakarta Diperpanjang

Pengusaha berharap status pendemi ini dapat ditetapkan pertengahan Maret  agar pelaku usaha dapat memanfaatkan momentum bulan puasa dan Idul Fitri untuk memenuhi berbagai kebutuhan masyarakat dan kesempatan untuk meningkatkan omzet dan profit guna memperkuat arus kas yang dua tahun ini sangat sekarat.

"Jika momentum bulan puasa dan Idul Fitri tahun ini dapat dimanfaatkan secara maksimal maka akan berpotensi memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi kuartal II-2022 karena dipastikan akan mampu menggenjot konsumsi rumah tangga yang signifikan, gairah ekonomi akan tumbuh dan perputaran uang akan meningkat dan mengalir dari kota ke daerah," jelasnya.

Terlebih jika masyarakat diizinkan untuk mudik ke kampung halaman, akan lebih mempercepat pertumbuhan ekonomi di daerah yang akan berdampak terhadap pertumbuhan ekonomi nasional. Terutama dalam dua tahun terakhir uang yang mengalir ke daerah saat Idul Fitri tidak begitu besar akibat pembatasan dan larangan mudik serta dampak pandemi covid-19 terhadap keuangan masyarakat.

Seiring dengan proses pemulihan ekonomi dimana keuangan masyarakat juga sudah mulai membaik maka mudik tahun ini diperkirakan akan mampu mendorong uang mengalir dari kota ke daerah semakin besar. "Jika ini menjadi kenyataan maka target pertumbuhan ekonomi nasional tahun 2022 yang dipatok pemerintah dikisaran 5,00 – 5,5% akan dapat tercapai," imbuhnya.

"Di tengah gejolak perang Rusia dengan Ukraina yang berdampak terhadap perekonomian global dan perekonomian nasional kita harus mampu memperkuat pertumbuhan ekonomi nasional dengan memanfaatkan berbagai kesempatan dan peluang yang ada," lanjut Sarman.

Seluruh pihak harus siap menghadapi dan mengantisipasi kemungkinan yang terjelek dampak perang Rusia-Ukraina yang akan mempengaruhi harga minyak dunia, harga komoditi, dan pangan.

Pemerintah sudah harus menyusun skenario antisipasi berbagai kemungkinan yang terjadi jika perang ini berkepanjangan dan semakin luas yang melibatkan negara negara anggota NATO. Terlebih awal April kita sudah memasuki bulan puasa, dimana kebutuhan berbagai pokok pangan semakin meningkat, agar Pemerintah dapat memastikan ketersediaan pokok pangan sehingga tidak terjadi gejolak harga yang melampaui kemampuan daya beli masyarakat. (Put/A-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Maulana
Berita Lainnya