Headline

Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.

Fokus

Presiden menargetkan Indonesia bebas dari kemiskinan pada 2045.

Juragan Jaman Now, Tantangan Penjualan Tempe Organik asal Sukabumi hingga Belanda dan Jepang 

Ferdian Ananda Majni
26/2/2022 23:50
Juragan Jaman Now, Tantangan Penjualan Tempe Organik asal Sukabumi hingga Belanda dan Jepang 
Ajang penjuran ajang Juaragan Jaman Now yang digelar MetroTV(MI/Susanto)

DARI 45 peserta yang ikut berkompetisi di Juragan Jaman Now, tersaring 36 pelaku usaha kuliner yang akan memperebutkan hadiah total ratusan juta rupiah. 

Calon Juragan produk tempe Kahla asal Sukabumi, Vivi dan Hendry mengtakan,produksinya berupa tempe crispi dengan 5 varian rasa andalan, yakni varian original crispy, rasa sambal toel, stik bumbu rujak, baby hot, dan bonte. 

"Keunggulan produk kami, karena banyak inovasi yang tidak dimiliki kompetitor yang lainnya, karena ini kami ciptakan sendiri, setiap produk punya rasa dan keunikan sendiri," kata Vivi dalam tayangan episode babak kompetisi batch 2 jurangan jaman now di Metrotv, Sabtu (26/2). 

Dia mengaku, produk tempe kahla dibuat tanpa bahan pengawet dan mengunakan bahan baku kedelai organik. Saat ini, mereka menjalankan bisnis offline di pasar modern dan pusat toko oleh-oleh di kawasan Sukabumi, Jawa Barat. Sedangkan untuk online di pasar di marketplace. 

"Kami juga sudah memiliki distributor dan reseller untuk jangkauan penjualan. Alhamdulillah ada 2 importir, di Belanda dan Jepang," ujarnya. 

Ia mengungkapkan, tantangan yang dihadapi di masa pandemi ialah daya beli terus menurun, terlebih banyaknya toko oleh-oleh yang tutup. Sehingga penjualan terus merosot selama dua tahun pandemi Covid-19. 

"Untuk kemasan sendiri, ada permintaan distributor kami untuk dikemas dengan ciki kembung, sebab produk kami dinilai berpotensi dan bisa berkembang hingga bisa bersaing," lanjutnya. 

Dia menambahkan pihaknya memerlukan investasi senilai Rp211 juta untuk pembelian mesin packing otomatis, kemasan roll dan bahan baku produksi. Terlebih, penyerapan lapanga kerja akan bertambah jika produksi mereka bertambah. 

"Kami butuh pengemas sehingga produksi bisa lebih banyak untuk bersaing di pasaran, karena jika kami menambah pekerja untuk goreng tempe, tetapi kami terkendala di pengemasan," ujarnya. 

Menanggapi itu, panelis Reino Barack menjelaskan untuk kebutuhan pengemasan dan produksi domestik tentunya hanya butuh sekitar 2 ribu eceran. Namun, untuk banyak ekspor perlu pengemasan yang lebih besar. 

"Untuk ekspor tentunya ada pengawasan ada bahan baku yang bisa masuk dan tidak, seperti bumbu rujak dan sambal toel harus diriset lagi untuk konsumsi orang luar, untuk Indonesia udah oke," tuturnya. 

Sementara itu, panelis Irwan Mussry menyatakan, produk tempe crispi sudah banyak beredar di pasaran. Oleh karena itu, mereka harus memahami produk-produk dari kompetitor lainnya. 

"Adanya kompetitor bukan hal yang jelek, tetapi kita bisa belajar dari para kompetitor," terangnya. 

Senada disampaikan panelis Rex Marindo bahwa produk tempe kahla menciptakan rasa yang enak, tetapi yang paling penting saat ini ialah bagaimana agar brand yang dimiliki pasangan suami isteri ini bisa dikenal di masyarakat. 

Baca juga : BPJAMSOSTEK Ajak Pekerja Informal Jadi Peserta Program JKM

"Nah jika nanti dapat bantuan, bisa diarahakan ke upaya branding terlebih dahulu, jadi dibangun dulu brandnya, sehingga permintaan besar," lanjutnya. 

Vivi tak memungkiri bahwa produk tempe Kahla miliknya belum dikenal luas, Ia sepakat upaya branding dibutuhkan untuk memperluas pasar nantinya. 

"Branding penting untuk memperluas pasar," sebutnya. 

Mentor Peter Shearer mengapresiasi upaya dan target yang dilakukan pasangan asal Sukabumi tersebut, mereka memiliki jiwa seles dengan menyasar warung ke warung. 

"Sayangnya, karena pandemi penjualan warung menurun untuk kemasan yang besar dan mereka berinovasi dengan kemasan yang Rp2000 saja," tuturnya. 

Oleh karena itu, mereka akan fokus untuk kemasan kecil untuk investasi sehingga bisa diterima di warung-warung dan berpotensi menjadi skala industrial yang besar. 

"Saya senang melihat kemasan tempe kahla, mereka berusaha maksimal menyakinkan panelis dan saya rasa panelis harus berpikir bahwa ini bisa yang sangat bagus dan potensial," lanjutnya 

Panelis Anandita Makes Adoe juga menyarankan bahwa ke depan produk tempe kahla harus difokuskan pada kemasan dan branding. 

"Kita akan diskusi lagi, selamat produknya baik sekali," ujarnya. 

Sementara calon Juragan lainnya yang juga unjuk gigi memamparkan produknya ialah Alda Wilona dengan brand Dapoer Solo Mba Lies yakni Arem-arem fozen, Calon Juragan Adi dan Arul dengan brand cimplung top yakni tepung martabak. 

Diketahui program kompetisi Juragan Jaman Now merupakan program yang lahir di masa pandemi sebagai respons atas situasi dua tahun belakang yang turut berdampak ke para pengusaha skala UMKM. 36 peserta yang telah lolos merupakan saringan dari 45 finalis. 

Mereka yang lolos pun berhak mendapat modal awal Rp5 juta dan pendampingan dari profesional di bidang usaha dan branding 

Dalam program kompetisi Juragan Jaman Now Metro TV. Panelis terdiri dari pengusaha Reino Barack, CTO Plataran Indonesia Anandita Makes Adoe, cheff dan pengusaha Rex Marindo, dan pengusaha Irwan Mussry. (OL-7)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Ghani Nurcahyadi
Berita Lainnya