Airlangga Optimistis Kasus Covid-19 Melandai Pada Maret 2022

 Despian Nurhidayat
10/2/2022 12:50
Airlangga Optimistis Kasus Covid-19 Melandai Pada Maret 2022
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto menyampaikan paparan.(ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja)

MENTERI Koordinator bidang (Menko) Perekonomian Airlangga Hartarto optimistis bahwa penyebaran kasus covid-19 yakni varian omicron akan melandai pada Maret 2022. Hal ini dikarenakan varian omikron tidak seberbahaya varian delta meskipun penyebarannya sangat cepat.

"Omikron ini dari segi grafik akan lebih cepat tetapi dari segi bandwidth atau amplitudonya lebih sempit ini yang tentu kita harapkan, puncak pada bulan Februari dan berharap di bulan Maret akan mulai landai,” ungkapnya dalam acara BRI MICROFINANCE Outlook 2022 : Boosting Economic Growth Through Ultra Micro Empowerment, secara virtual, Kamis (10/2).

Lebih lanjut, Airlangga menganggap bahwa sampai saat ini, kondisi perekonomian Indonesia terus mengalami perbaikan.

Hal ini terlihat dari capaian pertumbuhan ekonomi di 2021 yang mencapai 3,69% secara tahunan (yoy) dan berbagai sektor yang juga menunjukkan angka positif, seperti PMI manufaktur, penjualan retail, penjualan kendaraan bermotor dan indeks keyakinan konsumen.

Sementara itu, dari indikator di sektor perbankan juga mengalami perbaikan, di mana dana pihak ketiga (DPK) dan jumlah kredit perbankan tumbuh masing-masing 12,2% dan 5,2% serta NPL yang naik 3%.

Baca juga: 35 Juta Pengusaha Mikro Belum Tersentuh Lembaga Pembiayaan

Airlangga pun berharap, target pemerintah untuk menyalurkan 30% porsi kredit kepada UMKM di tahun 2024 dapat terwujud. Salah satunya melalui dukungan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BRI) dan Holding Ultra Mikro.

"Yang penting adalah agregatnya. Silakan Kementerian BUMN yang mengatur, dana kredit sudah dimiliki oleh BRI yang menguasai 80 persen, bisa di share dengan BUMN lain juga mungkin dengan sektor lain di Himbara maupun Perbanas,” kata Airlangga.

Airlangga menjelaskan bahwa Presiden Jokowi menargetkan penyaluran kredit untuk sektor UMKM sebesar Rp1.800 triliun pada 2024, namun target tersebut tidak untuk masing-masing perbankan karena tidak semua perbankan fokus pada penyaluran kredit UMKM.

“Nah sekarang rata-rata Rp1.200 triliun dan untuk KUR sebetulnya hanya Rp372 triliun sehingga tentu masih ada delta yang cukup besar dan bisa diisi untuk pemberdayaan usaha kecil dan menengah,” ujarnya.

Ia juga menyampaikan bahwa bantuan sosial yang diberikan pemerintah kepada pedagang kaki lima dan pemilik warung, bisa digunakan BRI untuk dilanjutkan dengan penyaluran kredit super mikro termasuk melalui PNM untuk mendorong inklusi keuangan.

“Ini kita bisa mendorong financial inclusion. Dukungan UMKM terus dorong dan tentu kita melihat bahwa BRI adalah salah satu yang memberikan loan besar pada sektor usaha kecil dan menengah,” pungkas Airlangga. (Des/OL-09)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Deri Dahuri
Berita Lainnya