Headline

Serangan Israel ke Iran menghantam banyak sasaran, termasuk fasilitas nuklir dan militer.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Keputusan Aramco dan Situasi Eropa Timur Dorong Harga Minyak

Fetry Wuryasti
07/2/2022 14:04
Keputusan Aramco dan Situasi Eropa Timur Dorong Harga Minyak
Kapal berlayar melewati industri petrokimia di Pelabuhan Antwerpen.(AFP/Emmanuel Dunand.)

MENGAWALI pembukaan pekan pagi ini, harga minyak terpantau terkoreksi pascanegosiasi nuklir AS dengan Iran menunjukkan tanda kemajuan. Meski demikian, secara keseluruhan pergerakan harga masih berada dalam tren bullish.

"Ini didukung oleh keputusan Aramco serta situasi di Eropa Timur yang masih memanas," kata Girta Yoga, Research & Development Indonesia Commodity & Derivatives Exchange (ICDX), Senin (7/2). Sinyal baru negosiasi AS dan Iran menunjukkan kemajuan pascapemerintahan Presiden AS Joe Biden pada Jumat (4/2) memulihkan keringanan sanksi ke Iran untuk memungkinkan proyek kerja sama nuklir internasional.

Meski Menteri Luar Negeri Iran pada hari Sabtu (5/2) mengatakan bahwa keringanan sanksi belum cukup, tetapi dengan kemajuan tersebut, mengindikasikan potensi pencabutan sanksi lebih lanjut terhadap Iran. Ini memungkinkan Iran untuk dapat meningkatkan pengiriman minyak dan menambah pasokan minyak global.

Menyusul keputusan OPEC+ untuk melanjutkan kebijakan produksi sesuai kesepakatan awal, perusahaan minyak negara Saudi Aramco pada Sabtu (5/2) mengumumkan kenaikan harga jual minyak untuk pengiriman Maret. Pertimbangan mereka bahwa konsumsi global tetap kuat meskipun ada varian omikron.

Untuk pasar utama di Asia, harga dinaikkan sebesar 60 sen menjadi US$2,80 per barel dan AS dinaikkan sebesar 30 sen menjadi US$2,45 per barel. Kenaikan harga Aramco menjadi katalis positif bagi harga minyak karena sering digunakan sebagai acuan bagi produsen lain di Timur Tengah.

Dukungan lebih lanjut juga datang dari situasi geopolitik di Eropa Timur yang masih memanas. Penasihat keamanan nasional Gedung Putih Jake Sullivan pada Minggu mengatakan bahwa Rusia dapat memilih tindakan militer untuk menginvasi Ukraina kapan saja atau memilih jalur diplomatik.

Baca juga: 2021 Ekonomi Indonesia Tumbuh 3,69%

Komentar Sullivan tersebut dilontarkan setelah dua pejabat AS pada Sabtu mengatakan Rusia saat ini telah memiliki sekitar 70% dari kekuatan tempur yang dibutuhkan untuk invasi skala penuh ke Ukraina. "Melihat dari sudut pandang teknis, harga minyak akan berada dalam kisaran resistance di Rp1.345.000-Rp1.365.000 per barel serta kisaran support di Rp1.300.000-Rp1.280.000 per barel," kata Girta. (OL-14)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya