Headline

Kecelakaan berulang jadi refleksi tata kelola keselamatan pelayaran yang buruk.

Fokus

Tidak mengutuk serangan Israel dan AS dikritik

BI: Pemulihan Ekonomi Indonesia akan Terjaga Meski Ada Sejumlah Risiko

Fetry Wuryasti
28/1/2022 15:11
BI: Pemulihan Ekonomi Indonesia akan Terjaga Meski Ada Sejumlah Risiko
Aktivitas bongkar muat di dermaga bongkar muat peti kemas Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Kendari, Sulawesi Tenggara(ANTARA FOTO/Jojon)

BANK Indonesia memiliki pandangan yang optimistis terhadap perekonomian tahun 2022, meskipun terdapat risiko yang harus dihadapi dalam menavigasi ekonomi.

"Semangat ini harus terus dibangun, termasuk dalam Presidensi G20 Indonesia", demikian disampaikan Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo pada hari ini (27/1) dalam Annual Investment Forum 2022 pada sesi Leaders Insight yang mengangkat tema “Building Optimism Towards Continued Global Economic Recovery in 2022", bersama Emmanuel Roman, CEO PIMCO, salah satu manajer investasi terbesar dunia.

Lebih lanjut, Perry memaparkan bahwa pemulihan ekonomi Indonesia akan tetap terjaga meskipun terdapat berbagai risiko, termasuk normalisasi kebijakan moneter AS.

Indonesia memiliki ketahanan yang baik dengan pertumbuhan ekonomi yang diperkirakan mencapai 4,7 – 5,5% pada 2022 dan inflasi yang diprakirakan meningkat namun tetap dalam kisaran target 3%+1%. Selain itu, defisit transaksi berjalan diprakirakan rendah dan terkendali dengan cadangan devisa yang memadai dalam mendukung stabilitas eksternal.

Kebijakan Bank Indonesia akan difokuskan untuk menjaga stabilitas dan sekaligus mendorong pemulihan ekonomi. Sementara itu, normalisasi kebijakan likuiditas dilakukan dengan tetap memastikan partisipasi dalam pembelian SBN untuk pembiayaan APBN dan kemampuan perbankan dalam penyaluran kredit/pembiayaan kepada dunia usaha.

Baca juga: Ini Potret Kinerja Subholding Upstream Pertamina 2021

Suku bunga akan dipertahankan pada level yang akomodatif hingga terdapat tanda peningkatan inflasi. Di sisi lain, kebijakan makroprudensial, sistem pembayaran, pendalaman pasar uang, serta ekonomi-keuangan inklusif dan hijau, diperlukan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi.

Emmanuel Roman menyampaikan keyakinannya bahwa perekonomian beberapa negara berkembang termasuk Indonesia, memiliki prospek jangka panjang yang baik didukung oleh berbagai faktor, termasuk demografi.

"Namun, sejumlah risiko tetap perlu diwaspadai seperti geopolitik, Covid-19 yang masih memiliki ketidakpastian akan berakhir, normalisasi kebijakan The Fed, transisi menuju ekonomi hijau, dan transformasi perkembangan teknologi digital," kata Emmanuel.

Annual Investment Forum 2022 turut mendukung Presidensi G20 Indonesia 2022 yang memiliki 6 (enam) agenda prioritas di jalur keuangan (finance track), yakni perumusan normalisasi kebijakan (exit strategy) agar tetap kondusif bagi pemulihan ekonomi dunia, perumusan respons kebijakan reformasi struktural di sektor riil untuk mengatasi luka memar dari pandemi Covid-19, mendorong kerja sama antar negara dalam sistem pembayaran digital, mendorong produktivitas dan perluasan ekonomi dan keuangan inklusif, serta koordinasi internasional dalam agenda perpajakan untuk mencapai sistem perpajakan internasional yang adil, berkelanjutan, dan modern. (OL-4)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Akhmad Mustain
Berita Lainnya