Headline

. AS kembali memundurkan waktu pemberlakuan tarif resiprokal menjadi 1 Agustus.

Fokus

Penurunan permukaan tanah di Jakarta terus menjadi ancaman serius.

Persiapan Kenaikan Suku Bunga The Fed Jatuhkan Indeks Wall Street

Fetry Wuryasti
06/1/2022 15:38
Persiapan Kenaikan Suku Bunga The Fed Jatuhkan Indeks Wall Street
Pegawai melintas di dekat layar pergerakan saham di Bursa Efek Indonesia, Jakarta.(ANTARA)

MENURUT risalah yang diterbitkan oleh The Fed dari pertemuan 14 – 15 Desember 2021 lalu memperlihatkan peserta pada umumnya melihat masalah ekonomi, pasar tenaga kerja, dan inflasi telah membuat tingkat suku bunga akan jauh lebih cepat mengalami kenaikan dari yang diproyeksikan sebelumnya.

Para pejabat The Fed juga telah menyiapkan untuk membuat beberapa kebijakan untuk mulai mendukung untuk menyusutkan neraca, setelah The Fed menaikkan tingkat suku bunga.

Baca juga: Erick Copot Direktur Energi PLN di Tengah Krisis Batu Bara

Hal ini sebagai bagian dari sikap The Fed melawan inflasi yang lebih agresif. Tentu saja sontak pelaku pasar dan investor ingin segera tahu, apa yang akan dilakukan oleh The Fed dengan neraca yang hampir USD 9 triliun atau lebih tepatnya USD8,8 triliun setelah selesai menaikkan tingkat suku bunganya sebagai bagian dari normalisasi kebijakan.

"Kalau kita berkaca pada tahun 2010, The Fed memangkas neraca itu 2 tahun setelah tingkat suku bunga mengalami kenaikan," kata Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus, Kamis (6/1).

Kali ini ancang-ancang kenaikan tingkat suku bunga yang lebih agresif ternyata mendorong kejatuhan pada indeks Dow Jones yang turun 392,54 poin atau 1,07%, S&P 500 turun 1,94%, Nasdaq turun 3,34%.

Tentu imbal hasil US Treasury langsung naik hingga ke 1,70%, yang membuat pelaku pasar langsung melihat peluang kenaikan tingkat suku bunga The Fed sebesar 25 bps pada pertemuan bulan Maret 2022 mendatang.

Pada pertemuan pada bulan Desember kemarin juga terlihat bahwa FOMC Meeting akan mengumumkan pengurangan pembelian obligasi The Fed pada tingkat kecepatan yang lebih cepat daripada yang disampaikan sebelumnya. Sehingga diharapkan pada bulan Maret bisa segera selesai.

Kalau dari situasi dan kondisi yang ada saat ini, kemungkinan besar pergerakan saham dan obligasi pada hari ini akan mendorong penurunan, khususnya pada imbal hasil obligasi, apalagi setelah imbal hasil obligasi US Treasury 10Y mengalami kenaikan. Hal ini tentu akan memberikan tekanan bagi harga obligasi untuk kembali terjadinya penurunan.

"Risalah dari FOMC meeting memberikan gambaran bahwa kebijakan moneter siap untuk kembali diperketat secara luas. Kami tidak melihat Omikron sebagai salah satu hambatan terkait dengan rencana kenaikan tingkat suku bunga. Sehingga pertemuan The Fed pada bulan Januari akan menjadi salah satu poin terpenting bagi pelaku pasar dan investor terkait dengan rencana yang lebih pasti terkait dengan kenaikan tingkat suku bunga," kata Nico. (OL-6)

 

Dengan rencana The Fed akan menaikan tingkat suku bunga pada bulan Maret mendatang, berarti ada kemungkinan Bank Indonesia akan melakukan hal yang sama, atau selangkah lebih maju yang itu artinya akan menaikan tingkat suku bunga lebih awal daripada The Fed.

 

 

"Namun ini semua masih membutuhkan konfirmasi pada pertemuan The Fed pada bulan ini. Sehingga apabila The Fed menaikan tingkat suku bunga untuk pertama kalinya pada awal tahun, ada kemungkinan kenaikan yang ke 2x nya akan terjadi pada akhir tahun 2022," kata Nico. 

 

 

Meningkatnya biaya perumahan dan sewa, pertumbuhan upah yang lebih luas, dan terhambatnya pasokan global yang berkepanjangan ditambah lagi dengan kehadiran Omikron, tentu akan mendorong perubahan terhadap proyeksi inflasi.

 

 

Sejak pertemuan tersebut, hari ini Omikron di AS telah menjalar dengan lebih cepat. Namun tampaknya The Fed melihat hal tersebut sebagai salah satu hal yang wajar, dan akan terus menjalani rencananya untuk menaikan tingkat suku bunga.

 

 

Sejauh ini tingkat pengangguran terus mengalami penurunan hingga 4,2% pada bulan November silam, dan masih jauh dari target yang berada di 3,5% sebelum pandemi. Namun diyakini ini hanyalah hitungan waktu hingga tingkat pengangguran terus menurun.

 

 

Hal ini yang dilihat oleh The Fed sebagai kemajuan perekonomian Amerika yang pesat untuk menuju target yang diinginkan oleh Komite, yaitu inflasi dan ketenagakerjaan. Well, ini menjadi sangat sangat menarik, sejauh mana The Fed akan beraksi, dan ini akan semakin menambah bobot pertemuan The Fed pada bulan Januari.

 

 

Bukan tidak mungkin The Fed akan menaikan tingkat suku bunga pada bulan Maret mendatang, dan akan menjadi reaksi berantai hari ini hingga pada pertemuan bulan Maret mendatang. (Try)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Astri Novaria
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik