PRESIDENSI G20 mebawa banyak dampak positif. Di tengah krisis akibat pandemi covid-19, Indonesia memiliki peluang besar untuk masuk dan menjadi hub baru dalam rantai pasokan dunia.
Rektor Universitas Indonesia (UI) Ari Kuncoro mengatakan, tren dunia saat ini bergeser dari globalisasi menjadi deglobalisasi. Hal itu dipicu oleh adanya perang perdagangan antara Amerika Serikat (AS) dan Tiongkok, yang kemudian diperparah dengan adanya pandemi covid-19.
Negara-negara seperti Vietnam, Thailand dan lainnya yang sempat menjadi hub rantai pasokan dunia kini mengalami kesulitan akibat pandemi. Hal ini terbukti banyaknya negara yang belum bisa bangkit atau pulih.
"Ini kesempatan bagi Indonesia untuk menunjukan cara menghandle covid yang relative cukup baik untuk menunjukan diri sebagi hub baru dari rantai pasokan dunia," ujarnya dalam acara Prime Time News Metro TV, Rabu (1/12) malam.
Ari mengatakan, ekonomi Indonesia yang mengandalkan sektor menengah ke bawah mampu melewati masa sulit akibat pandemi. Ekspor Indonesia mulai dari komoditi hingga manufaktur mengalami peningkatan.
Lantas yang dibutuhkan saat ini adalah pemicu atau trigger untuk bisa menjadi hub baru dalam rantai pasokan dunia. Presidensi G20 adalah kesempatan, momentum untuk merebut kepercayaan dunia.
Baca juga : Presiden: Melalui Presidensi G20, Indonesia akan Bawa Dunia ke Arah Lebih Baik
"Tentu acara ini bisa membuat koneksi dengan berbagai negara yang sampai saat masih cukup sulit mencari alternatif sumber pasokan baru mulai dari komoditi sampai bahan baku setengah jadi," imbuhnya.
Ari menambahkan, selama ini Indonesia termasuk negara yang cukup lambat dalam memaksimalkan peluang masuk dalam rantai pasokan dunia. Sehingga momentum presidensi G20 bisa dimanfaatkan sebaik mungkin. Tidak hanya pemerintah tetapi juga para pengusaha harus bisa merebut kesempatan berharga ini.
Sementara itu CEO WIR Group Michael Budi menyampaikan, transformasi digital di Tanah Air berjalan baik. Terjadi perkembangan yang sangat pesat dan meluas di masa pandemi.
"Memang perkembangan sangat pesat, sangat dirasakan perbedaannya. Ada proses yang baru dari digitalisasi jadi personalisasi. Artinya bahwa setiap individu, setiap personal akan memiliki dunia sendiri yang lebih bermanfaat, lebih personal ke masing-masing individu," jelasnya.
Tranformasi tersebut menjadi bekal Indonesia untuk bisa merebut peluang di masa depan. Masyarakat diajak untuk beradaptasi dan menguasai teknologi tersebut. (OL-7)