Headline
Putusan MK dapat memicu deadlock constitutional.
PENAWARAN saham PT. Widodo Makmur Perkasa (WMPP) Tbk telah memasuki masa penawaran umum hingga 2 November 2021 mendatang.
Selanjutnya saham perseroan akan dicatatkan di Bursa Efek Indonesia pada 6 Desember 2021. Perusahaan telah menetapkan harga penawaran sebesar Rp160 perlembar saham dalam penawaran umum saham perdana (initial public offering/IPO). Dengan jumlah saham yang ditawarkan 4,41 miliar saham baru, perseroan akan mengantongi Rp707,04 miliar dalam aksi IPO ini.
Bertindak sebagai penjamin pelaksana emisi efek adalah PT BRI Danareksa Sekuritas, PT CIMB Niaga Sekuritas, PT Surya Fajar Sekuritas, dan PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia. Sementara itu, penjamin emisi efek adalah PT Samuel Sekuritas Indonesia, PT Valbury Sekuritas Indonesia, dan PT Yulie Sekuritas Indonesia Tbk.
CEO & Founder WMPP Tumiyana menyatakan, “Langkah IPO ini akan menjadi katalis bagi kami dalam bergerak maju dan merealisasikan rencana pertumbuhan jangka panjang Perusahaan yang telah kami rancang.".
Yang menjadi menarik di WMPP ini, lanjutnya, adalah kami memiliki 5 lini bisnis yang saling terintegrasi serta menerapkan model bisnis hijau yang berkelanjutan, yang akan memberikan nilai tambah bagi para Pemegang Saham.
"Sehingga menurut kami, saham WMPP patut dipertimbangkan oleh para calon investor untuk dikoleksi di dalam portofolionya sebagai instrumen investasi jangka panjang,” tandasnya.
Perusahaan berencana menggunakan sekitar 11,50 % dari dana IPO untuk membiayai pengembangan kerjasama operasi (KSO) export yard, logistik, dan rumah potong hewan di Australia bersama mitra. Sekitar 19% akan digunakan untuk membiayai pembangunan fasilitas peternakan terintegrasi dan perkebunan jagung di Sumatera, Sulawesi, dan Papua. Sekitar 19% akan digunakan untuk pemberian modal kepada entitas usaha, sedangkan sisanya sekitar 50,50% akan digunakan untuk modal kerja perseroan. (RO/E-1)
AKTIVITAS perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode 23–26 Juni 2025 menunjukkan tren pelemahan di hampir seluruh indikator utama.
Hingga 28 Mei 2025, total nilai transaksi Repo di SPPA mencapai Rp100,85 triliun, dengan rata-rata transaksi harian mencapai Rp2,86 triliun.
BEI mencatat pergerakan pasar modal Indonesia selama pekan pertama Juni 2025 menunjukkan indeks harga saham gabungan (IHSG) mengalami penurunan sebesar 0,87%.
Fakultas Ekonomi Bisnis Universitas Kristen Indonesia (FEB UKI) bekerja sama dengan Mirae Asset Sekuritas dan Bursa Efek Indonesia, menyelenggarakan seminar nasional
Indonesia secara global sebagai tujuan pariwisata dunia. Ini akan dimanfaatkan LFLO untuk mengubah fokus usahanya.
SEJUMLAH data perdagangan saham PT Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode 3-7 Februari 2025 masih ditutup pada zona positif.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved