Headline

Presiden memutuskan empat pulau yang disengketakan resmi milik Provinsi Aceh.

Fokus

Kawasan Pegunungan Kendeng kritis akibat penebangan dan penambangan ilegal.

Tiongkok Minta Perusahaan Transportasi Daring Didi Tinggalkan Bursa New York

Mediaindonesia.com
26/11/2021 18:59
Tiongkok Minta Perusahaan Transportasi Daring Didi Tinggalkan Bursa New York
Seorang pengemudi membuka aplikasi ride-hailing Didi Chuxing di smartphone-nya di Beijing.(AFP/Jade Gao.)

REGULATOR di Tiongkok telah meminta raksasa ride-hailing atau jasa transportasi daring, Didi, untuk menyusun rencana delisting dari Amerika Serikat karena masalah data. Permintaan ini di saat Beijing melanjutkan pengawasan ketat terhadap raksasa teknologi domestik.

Selama setahun terakhir, beberapa perusahaan terbesar di negara itu, termasuk Alibaba, Tencent dan Meituan, telah tersapu dalam tindakan keras peraturan yang telah memotong sayap perusahaan internet besar yang memiliki pengaruh besar pada kehidupan sehari-hari konsumen.

Debut besar di New York pada Juni untuk Didi Chuxing dengan cepat dibayangi oleh investigasi oleh pengawas siber Tiongkok atas dasar keamanan siber. Investigasi diluncurkan hanya beberapa hari setelah listing.

Bloomberg melaporkan pada Jumat (26/11) bahwa regulator Tiongkok sekarang ingin eksekutif Didi mengeluarkan perusahaan dari Bursa Efek New York karena kekhawatiran tentang kebocoran data sensitif. Ini mengutip orang-orang yang mengetahui masalah tersebut.

Laporan itu menambahkan bahwa privatisasi atau saham mengambang di Hong Kong menjadi salah satu opsi.
Cyberspace Administration of China, yang mengawasi keamanan data, telah mengarahkan perusahaan untuk mengerjakan rinciannya dengan persetujuan pemerintah, kata sumber tersebut.

Langkah ini merupakan pukulan lebih lanjut bagi Didi yang mengumpulkan US$4,4 miliar dalam IPO New York sehingga menjadikannya IPO AS terbesar oleh perusahaan Tiongkok sejak Alibaba pada 2014. 

Didirikan pada 2012 oleh Cheng Wei--mantan eksekutif di raksasa e-commerce Tiongkok Alibaba--Didi telah mendominasi pasar ride-hailing lokal sejak memenangkan perang yang mahal melawan raksasa AS Uber pada 2016. Aplikasi ini mengeklaim memiliki lebih dari 15 juta pengemudi dan hampir 500 juta pengguna dan sering kali merupakan cara tercepat dan termudah untuk memanggil tumpangan di kota-kota Tiongkok yang ramai.

Baca juga: KSP Desak Pelindo Percepat Pembangunan Jalan Makassar New Port

Bloomberg menambahkan pada Jumat bahwa ada kemungkinan delisting akan menjadi bagian dari serangkaian hukuman untuk Didi. Ini setelah perusahaan itu membuat marah para pejabat Tiongkok dengan melanjutkan IPO AS meskipun ada penolakan dari Beijing. (AFP/OL-14)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya