Headline

Hakim mestinya menjatuhkan vonis maksimal.

Fokus

Talenta penerjemah dan agen sastra sebagai promotor ke penerbit global masih sangat sedikit.

Kementan Siap Perkuat Peran Bioinformatika Bidang Penyakit Hewan di ASEAN

Mediaindonesia.com
30/10/2021 09:45
Kementan Siap Perkuat Peran Bioinformatika Bidang Penyakit Hewan di ASEAN
(DOK KEMENTAN)

BIOINFORMATICS atau Bioinformatika merupakan salah satu tools untuk menggambarkan sifat/ciri dan dinamika biologi makhluk hidup, termasuk agen atau mikroorganisme yang memiliki potensi menimbulkan wabah penyakit baik pada hewan, tanaman, maupun manusia. Bioinformatika digunakan untuk menentukan dan mengkarakterisasi pola kejadian penyakit secara molekuler dan epidemiologi (molecular epidemiology). Dengan aplikasi bioinformatika, karakteristik agen penyakit bisa dilakukan lebih komprehensif sehingga sehingga membantu efisiensi dan efektivitas langkah-langkah dalam pengendalian penyakit. 

Indonesia merupakan Negara yang memiliki keunggulan di bidang bioinformatika. Hal ini terbukti dengan telah disetujuinya Balai Besar Veteriner Wates sebagai Pusat Rujukan Regional Bioinformatika Veteriner (Regional Reference Center for Bioinformatics) tingkat ASEAN.

Persetujuan (endorsement) dari negara-negara ASEAN untuk BBVET Wates telah disampaikan dalam pertemuan kelompok kerja bidang peternakan tingkat ASEAN atau ASWGL (Asean Sectoral Group on Livestock) pada Bulan April 2021 dan dikuatkan dalam pertemuan Senior Officials Meeting of the ASEAN Ministers Meeting on Agriculture and Forestry (SOM-AMAF) pada Bulan Agustus 2021.

Baca Juga: Kementan Bangun Jiwa Entrepreneur Petani Milenial Kalimantan Selatan

Kepala Balai Besar Veteriner Wates, Hendra Wibawa ketika dihubungi terpisah menjelaskan bahwa berbagai usaha telah dilakukan oleh BBVet Wates untuk membuktikan keunggulannya Salah satu kegiatan yang dilakukan adalah pelatihan bioinformatika untuk laboratorium kesehatan hewan se-ASEAN yang telah dilaksanakan pada 1-3 Februari 2021. Sebelumnya BBVet Wates juga telah menyosialisasikan penerapan bioinformatika dalam monitoring virus influenza (flu burung) di Indonesia kepada delegasi kelompok kerja teknis avian influenza di ASEAN (Avian Influenza Group in ASEAN, AIGA) pada tahun 2018.

“BBVet Wates sudah menjadi laboratorium referensi nasional untuk flu burung dengan penunjukan Menteri Pertanian. Selain itu laboratorium ini juga memimpin jejaring laboratorium tingkat nasional dalam monitoring virus influenza atau Influenza Virus Monitoring in Animal (IVM) dan telah dilengkapi dengan platform data elektronik berbasis web yaitu IVM Online,” jelas Hendra.

Hasil IVM telah digunakan oleh Pemerintah untuk menetapkan kebijakan vaksin dan vaksinasi Avian Influenza. 

Menanggapi hal itu, Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan Nasrullah mengapresiasi keunggulan BBVet Wates yang telah berhasil membuktikan keunggulannya di kancah ASEAN.

“Kecepatan deteksi penyakit hewan sangat penting untuk bisa memitigasi, mencegah dan menanggulangi penyakit hewan agar tidak tersebar luas. Hal ini secara tidak langsung akan meningkatkan kepercayaan negara lain terhadap produk produk peternakan Indonesia. Harapannya tentu peningkatan ekspor untuk produk peternakan Indonesia,” jelasnya.

Lebih lanjut ia mengatakan bahwa topik tentang kesehatan hewan juga menjadi salah satu topik penting yang dibahas dalam pertemuan tingkat menteri pertanian, perikanan dan kehutanan ASEAN (AMAF ke-43) yang dilaksanakan pada 27 Oktober.

“Negara anggota ASEAN sepakat memperkuat mekanisme regional dalam mencegah, mendeteksi dini, dan tanggap terhadap penyakit hewan dan zoonosis yang berpotensi pandemi. Kita harus lebih banyak berperan serta terkait hal ini, meskipun selama ini peran Indonesia di bidang kesehatan hewan sudah cukup dominan,” pungkasnya.

Beberapa dokumen hasil kerja Indonesia juga telah di setujui (di-endorse) pada pertemuan ASEAN Ministers Meeting on Agriculture and Forestry (AMAF) ke-43 kemarin. Beberapa dokumen tersebut antara lain: TOR&ROP of Regional Reference Center (RRC) for Bioinformatics, ASEAN Strategy for Exotic, Emerging, Re-emerging Diseases and Animal Health Emergencies, dan ASEAN Good Manufacturing Practices for Slaughterhouses and Meat Cutting Plants. (RO/OL-10)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Denny parsaulian
Berita Lainnya