Headline

Kecelakaan berulang jadi refleksi tata kelola keselamatan pelayaran yang buruk.

Fokus

Tidak mengutuk serangan Israel dan AS dikritik

Privy, Dapatkan Pendanaan Seri B dari GGV Capital

Media Indonesia
28/10/2021 20:30
Privy, Dapatkan Pendanaan Seri B dari GGV Capital
Seorang warga tengah memanfaatkan layanan Privy(dok/Privy)

 

PERUSAHAAN startup penyedia layanan tanda tangan digital dan identitas digital terbesar di Indonesia, Privy, kembali mendapat kepercayaan melalui pendanaan seri B sebesar US $17,5 juta atau sekitar Rp240 miliar.

Pendanaan dipimpin oleh venture capital ternama global, GGV Capital, dan diikuti oleh Endeavour Catalyst, Buana Sejahtera Group, dan sebagian besar investor Privy sebelumnya, yaitu MDI Ventures, Telkomsel Mitra Inovasi, Mandiri Capital, dan Gunung Sewu Group.

“Privy memiliki modal yang kuat dalam menyediakan layanan identitas digital, dengan tim yang memiliki pengalaman gabungan di bidang hukum, regtech, fintech, dan keamanansiber. Fokus tim pada produk, privasi, dan keamanan akan memberikan landasan yang kuat untuk pertumbuhan masa depan perusahaan,” kata Jenny Lee, Managing Partner di GGV Capital, VC global yang mendukung IDWall di LatAm dan Authing di China.

Menurut dia, kemitraan pihaknya dengan Privy didukung oleh komitmen bekerja sama dengan pendiri lokal yang menunjukkan semangat nyata dalam memecahkan tantangan besar di era ini. "Salah satunya adalah meningkatkan akses masyarakat luas ke berbagai layanan digital.”

Sementara itu, Fajrin Rasyid, Direktur Digital Business Telkom dan Presiden Komisaris MDI Ventures mengatakan, Telkom Group sangat percaya pada Privy sejak awal perjalanannya. "Kami berkomitmen untuk memberikan dukungan kepada Privy guna membantu mereka memungkinkan masyarakat Indonesia melakukan tanda tangan digital dengan aman dan nyaman, seperti misi kami untuk mendigitalkan Indonesia.”

Dengan dukungan dana segar tersebut, Privy berencana memperluas cakupan infrastruktur TI dan keamanannya.  Privy memproyeksikan transaksi harian akan meningkat drastis dari 100.000 per hari menjadi 800.000 per hari hanya dalam dua tahun.  

Saat ini, Privy telah menyediakan layanan identitas digital dan tanda tangan digital untuk ribuan perusahaan ternama di Indonesia, termasuk perusahaan-perusahaan multinasional seperti Zurich, Manulife, ISS, WWF, Kelly Services, dan Phillip Morris.

“Kami sangat berterima kasih atas dukungan tanpa henti dari investor, karyawan, dan klien kami yang ada. Kami tidak akan sampai sejauh ini tanpa mereka. Terima kasihkepada GGV Capital dan Endeavour karena mempercayai kami. Mulai hari ini kami memiliki mitra baru yang luar biasa untuk membawa Privy ke panggung global," ujar Marshall Pribadi, CEO Privy.

Sebagai pionir tanda tangan digital di Indonesia dan menjadi satu-satunya yang lolos program Regulatory Sandbox Bank Indonesia (BI), Privy telah mendapat kepercayaan bank-bank besar, seperti BRI, Mandiri, CIMB Niaga, BNI, Danamon, Nobu Bank, dan Panin Bank.

Dari jumlah transaksi yang ditangani dan profil pelanggannya, menunjukkan bahwa Privy telah lulus uji kualitas, keandalan, dan keamanan layanan yang paling ketat.

Selama 5 tahun, lanjut Marshall, Privy telah membantu jutaan pengguna untuk membuka rekening tabungan bank, pembukaan rekening sekuritas, pengajuan kartu kredit, polis asuransi, pembelian kendaraan bermotor, penandatanganan invoice, mengajukan pinjaman dari fintech, menandatangani kontrak sewa, dan melakukan banyak pekerjaan serta transaksi lainnya tanpa perlu bepergian dan tanda tangan berkas dokumen secara fisik.

Sejak 2017, pelanggan Enterprise di Privy tumbuh 17,5 kali, pengguna individu tumbuh 30 kali lipat, dan jumlah dokumen yang ditandatangani tumbuh 58 kali.

Penggunaan layanan tanda tangan digital dan identitas digital mampu memberikan dampak positif bagi para pengguna Privy, baik individu maupun korporasi.


Tingkat persetujuan aplikasi kartu kredit meningkatsebesar 61,2%, proses registrasi berkurang dari 7 hari menjadi maksimum 4 jam, drop rate pada pembukaan akun saham online turun dari 60% menjadi 5%, serta menghilangkan penggunaan kertas, pengiriman berkas dokumen melalui kurir, dan gudang penyimpanan dokumen.
"Dengan torehan itu, Privy telah membantu mengurangi 30 juta kg emisi karbon, menyelamatkan 40.000 pohon, dan 10 juta kwh energi dalam 5 tahun," lanjut Marshall.

Menurut data dari Statista, total potensi pasar dari solusiidentitas digital secara global diproyeksikan tumbuh dari 23,3 miliar dolar AS pada 2020 menjadi 49,5 miliar dolar AS pada 2026. Pertumbuhan pasar yang sangat cepat ini didorong oleh meningkatnya kasus penipuan identitas, pelanggaran data, dan peraturan pemerintah baru.


Rencana Ekspansi


Didirikan pada Oktober 2016 oleh Marshall Pribadisebagai CEO dan Guritno Adisaputra sebagai CTO, Privy telah dipercaya oleh lebih dari 18,5 juta pengguna individu dan 1.257 perusahaan.

Di usianya yang ke-5, jumlah tanda tangan yang telah ditandatangani melalui layanan Privy juga meningkat pesat menjadi lebih dari 69 juta tanda tangan per Oktober 2021.

Perkembangan ini banyak dipengaruhi oleh kebijakan work-from-home yang diterapkan berbagai perusahaan selama masa pandemi covid-19.

Pada 2021, Privy juga mendapatkan pengakuan tertinggi dari Kementerian Komunikasi dan Informatika sebagai Penyedia Sertifikat Elektronik (PSrE) Berinduk, sehingga meningkatkan kepercayaan dari berbagai perusahaan besar di Indonesia.

Adrian Gunadi, CEO Investree yang juga Ketua AFPI (Asosiasi Fintech Lending Indonesia) mengatakan sebagai pelopor di kancah fintech Indonesia, Investree telah menjadi pengguna tanda tangan digital dan identitas digital. "Setelah mencoba berbagai solusi, kami menyimpulkan bahwa Privy adalah mitra yang paling dapat diandalkan sejauhini. Kami berharap dengan pendanaan Seri B ini, Privy akan memberikan layanan yang jauh lebih kaya di masa depan."

Kesan serupa diungkapkan Arief Musta’in, Chief Strategy and Innovation Officer Indosat Oredoo. "Sebagai salah satu operator telekomunikasi terbesar di Indonesia, kami memproses banyak dokumen penting dalam sehari. Dengan Privy, penyedia tanda tangan digital dengan pengakuan tertinggi dari Kementerian Komunikasi dan Informatika, kami dapat menjalankan agenda transformasi digital dengan penuh percaya diri," paparnya.

 
Sebagai bagian dari strategi ekspansi globalnya, bertepatan dengan ulang tahun kelima, Privy juga mengubah nama dari PrivyID menjadi Privy.

Tahun ini, Privy juga memperluas bisnis tanda tangan digitalnya ke negara-negara Uni Eropa, bermitra dengan Zettabyte, penyedia SaaS pendidikan tinggi.

Christian Mugnier, CTO Zettabyte Pte Ltd mengatakan Zettabyte telah memilih PrivyID untuk mendukung layanan tanda tangan digital yang diautentikasi melalui platform ERP-nya. Saat ini, sudah digunakan oleh 250 institusi pendidikan tinggi dengan lebih dari 10.000 Siswa di Eropa.

"PrivyID dan Zettabyte berbagi nilai inovasi yang sama untuk akses yang mudah dan terjangkau ke teknologi terbaru bagi pelanggan mereka," tambahnya.

Privy memiliki misi untuk bisa mendukung akses masyakarat luas ke ekonomi digital yang sedang berkembang, dengan terus berinovasi pada digital trust sebagai fondasinya. “Di Privy, kami tidak ingin hanya menjual produk. Kami ingin orang-orang merasa sebagai bagian dari sebuah transformasi untuk bisa mengubah hidup mereka,” tutup Marshall Pribadi. (RO/N-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : NUSANTARA
Berita Lainnya