Headline

Tidak ada solusi militer yang bisa atasi konflik Israel-Iran.

Fokus

Para pelaku usaha logistik baik domestik maupun internasional khawatir peningkatan konflik Timur Tengah.

BPS Sebut Impor Indonesia September 2021 Turun 2,67% Secara Bulanan

Despian Nurhidayat
15/10/2021 12:36
BPS Sebut Impor Indonesia September 2021 Turun 2,67% Secara Bulanan
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Margo Yuwono.(ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto)

BADAN Pusat Statistik (BPS) mencatat bahwa impor Indonesia pada September 2021 turun 2,67% atau mencapai US$ 16,23 miliar dibandingkan Agustus 2021. Penurunan ini dialami oleh komoditas migas yang turun 8,90% dan nonmigas turun 1,80% secara bulanan.

Namun, secara tahunan impor Indonesia masih mengalami peningkatan sebesar 40,31%, di mana impor komoditas migas meningkat 59,15% dan nonmigas 38,18%.

"Dari segi penggunaan barang, impor untuk konsumsi nilainya mencapai US$ 1,79 miliar atau turun 5,28% secara bulanan, impor bahan baku penolong tercatat US$ 12,09 miliar atau turun 2,27%, barang modal US$ 2,35 miliar dolar atau turun 2,66%," ungkap Kepala BPS Margo Yuwono dalam konferensi pers secara daring, Jumat (15/10).

Peningkatan impor nonmigas terbesar pada September 2021 berasal dari Ukraina sebesar US$ 139,9 juta, Australia US$ 87,5 juta, Jepang US$ 78 juta, Thailand US$ 73,8 juta dan Italia US$ 72,3 juta.

Sementara itu, penurunan impor terbesar berasal dari Tiongkok yang mencapai US$ 518,2 juta, India US$ 143,8 juta, Korea Selatan US$ 118,6 juta, Brasil US$ 74,2 juta dan Finlandia US$ 68,3 juta.

"Namun demikian, pangsa impor nonmigas terbesar kita masih didominasi oleh Tiongkok sebesar US$ 4,44 miliar, Jepang US$ 1,40 miliar dan Thailand US$ 0,85 miliar," tuturnya.

Secara kumulatif, kata Margo, total impor selama Januari sampai September 2021 dibandingkan tahun lalu meningkat 34,27% dan impor nonmigas meningkat 31,07%.

"Share impor nonmigas terbesar berasal dari mesin atau peralatan mekanis dan bagiannya mencapai 14,72% dari total impor atau setara US$ 17,96 miliar. Diikuti mesin atau perlengkapan elektrik dan bagiannya yang mencapai 13,45% atau setara dengan US$ 16,41 miliar," pungkas Margo. (Des/OL-09)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Deri Dahuri
Berita Lainnya