Headline
Tidak ada solusi militer yang bisa atasi konflik Israel-Iran.
Para pelaku usaha logistik baik domestik maupun internasional khawatir peningkatan konflik Timur Tengah.
BADAN Pusat Statistik (BPS) mencatat bahwa impor Indonesia pada September 2021 turun 2,67% atau mencapai US$ 16,23 miliar dibandingkan Agustus 2021. Penurunan ini dialami oleh komoditas migas yang turun 8,90% dan nonmigas turun 1,80% secara bulanan.
Namun, secara tahunan impor Indonesia masih mengalami peningkatan sebesar 40,31%, di mana impor komoditas migas meningkat 59,15% dan nonmigas 38,18%.
"Dari segi penggunaan barang, impor untuk konsumsi nilainya mencapai US$ 1,79 miliar atau turun 5,28% secara bulanan, impor bahan baku penolong tercatat US$ 12,09 miliar atau turun 2,27%, barang modal US$ 2,35 miliar dolar atau turun 2,66%," ungkap Kepala BPS Margo Yuwono dalam konferensi pers secara daring, Jumat (15/10).
Peningkatan impor nonmigas terbesar pada September 2021 berasal dari Ukraina sebesar US$ 139,9 juta, Australia US$ 87,5 juta, Jepang US$ 78 juta, Thailand US$ 73,8 juta dan Italia US$ 72,3 juta.
Sementara itu, penurunan impor terbesar berasal dari Tiongkok yang mencapai US$ 518,2 juta, India US$ 143,8 juta, Korea Selatan US$ 118,6 juta, Brasil US$ 74,2 juta dan Finlandia US$ 68,3 juta.
"Namun demikian, pangsa impor nonmigas terbesar kita masih didominasi oleh Tiongkok sebesar US$ 4,44 miliar, Jepang US$ 1,40 miliar dan Thailand US$ 0,85 miliar," tuturnya.
Secara kumulatif, kata Margo, total impor selama Januari sampai September 2021 dibandingkan tahun lalu meningkat 34,27% dan impor nonmigas meningkat 31,07%.
"Share impor nonmigas terbesar berasal dari mesin atau peralatan mekanis dan bagiannya mencapai 14,72% dari total impor atau setara US$ 17,96 miliar. Diikuti mesin atau perlengkapan elektrik dan bagiannya yang mencapai 13,45% atau setara dengan US$ 16,41 miliar," pungkas Margo. (Des/OL-09)
PADA April 2025, kinerja ekspor Indonesia mengalami penurunan cukup tajam secara bulanan (month to month), meskipun secara tahunan masih mencatatkan pertumbuhan.
SURPLUS perdagangan Indonesia April 2025 tercatat hanya sebesar US$160 juta, penurunan tajam dipicu lonjakan signifikan nilai impor nonmigas,
Neraca perdagangan Indonesia pada April tercatat surplus sebesar US$160 juta. Kendati surplus, angka ini turun drastis dibandingkan capaian pada Maret 2025 yang mencapai US$4,33 miliar.
PRESIDEN RI Prabowo Subianto mengungkapkan besaran impor migas Indonesia bisa mencapai US$40 miliar per tahun.
Batas minimum tingkat komponen dalam negeri (TKDN) 25% memberikan karpet merah bagi produk-produk impor.
Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia memandang nilai perdagangan bilateral Indonesia dengan Amerika Serikat (AS) berpotensi menembus US$120 miliar.
Ketua Dewan Energi Nasional (DEN) Luhut Binsar Pandjaitan menyampaikan pemerintah akan merevisi data angka kemiskinan nasional.
AWAL April 2025, Bank Dunia melalui Macro Poverty Outlook menyebutkan pada tahun 2024 lebih dari 60,3% penduduk Indonesia atau setara dengan 171,8 juta jiwa hidup di bawah garis kemiskinan.
BANK Dunia resmi mengubah standar garis kemiskinan global dengan meninggalkan purchasing power parity (PPP) 2017 dan saat ini menggunakan PPP 2021.
DINAMIKA geopolitik global mewarnai beragam pemberitaan media arus utama atau media sosial kita.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat terjadi deflasi sebesar 0,37% pada Mei 2025. Angka ini berbanding terbalik dengan yang terjadi di April 2025 yang mengalami inflasi 1,17%.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved