Pengamat Apresiasi Kementan Bicara Stok Jagung dengan Data

Mediaindonesia.com
01/10/2021 12:57
Pengamat Apresiasi Kementan Bicara Stok Jagung dengan Data
Pengamat ekonomi dari Universitas Muhammadiyah yang juga analis dari Sudut Demokrasi Riset dan Analisis (SUDRA), Surya Vandiantara.(Ist)

BELAKANGAN ini ramai polemik mengenai perbedaan pendapat diantara Kementrian Perdagangan (Kemendag) dengan Kementrian Pertanian (Kementan) mengenai stok jagung di tengah masyarakat.

Berawal dari kegelisahan para peternak mengenai lonjakan harga pangan yang bersumber dari jagung, kemudian membuat Presiden mengeluarkan intruksi untuk kementerian terkait agar menyelesaikan masalah tersebut.

Menanggapi hal tersebut, pengamat ekonomi dari Universitas Muhammadiyah yang juga analis dari Sudut Demokrasi Riset dan Analisis (SUDRA), Surya Vandiantara, menilai bahwa masyarakat berhak mengetahui apa yang sebenarnya terjadi terkait stok jagung tersebut.

Dengan menunjukkan data yang disertai survei lapangan, menurut Surya, akan mampu berikan informasi yang benar.

"Saya membaca justru Kementerian Pertanian mampu menunjukkan data bahwa stok jagung aman, bahkan Menteri Pertanian langsung menunjukkan dimana jagung tersebut berada, harusnya Kemendag melakukan kordinasi yang baik dengan kementrian dan lembaga lainnya, sehingga tidak ada perdebatan pendapat terkait stok jagung," papar Ekomom Universitas Muhammadiyah tersebut.

Lanjut menurut Surya, tiap Kementrian mestinya menunjukkan bahwa internalnya memiliki sumber daya dan manajemen yang baik agar persoalan seperti ini akan dengan mudah terselesaikan. 

"Menurut saya Mendag harus juga bicara data seperti yang ditunjukkan oleh Kementan, dengan menggunakan segala resource di internalnya masing-masing. Agar kejadian seperti ini dapat ditemukan pangkal permasalahannya." Terang Surya.

Sebelumnya, Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo (Mentan SYL) menegaskan bahwa produksi jagung nasional pada tahun 2021 diperkirakan over stok 2,85 juta ton. 

Hal tersebut dikatakan Mentan SYL pada acara panen jagung nusantara di Desa Banjarsari, Kecamatan Kradenan, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah, dan panen serempak di seluruh wilayah Indonesia lainnya berlangsung secara virtual, Rabu (29/9).

Panen jagung nasional akan berlangsung hingga akhir tahun 2021, dimana prakiraan luas panen September ini 299.059 hektar, Oktorber 230.157 hektare, November 207.264 hektare dan Desember seluas 197.265 hektaer dengan produksi masing-masing 1,21 juta ton, 916.759 ton, 1 juta ton dan 881.787 ton.

Mentan SYL mengungkapkan berdasarkan data prognosa Kementan dan BPS, luas panen jagung nasional Januari-Desember 2021 seluas 4,15 juta hektare, produksi bersihnya sebesar 15,79 juta ton dengan kadar air 14%.

Kebutuhan jagung setahun untuk pakan, konsumsi dan industri pangan totalnya 14,37 juta ton sehingga dengan menambahkan stok akhir Desember 2020 (carry over) sebesar 1,43 juta ton, diperoleh stok jagung 2021 sebanyak 2,85 juta ton .

"Kalau begitu tidak ada masalah dengan stok jagung kita tahun ini, kecuali cari jagung sampai 7.000 ton di supermarket tidak mungkin dapat. Tapi kalau turun ke petani dan Grobogan hari ini pasti ada berapa saja maunya," tegasnya.

Menurutnya, ketersediaan jagung dalam negeri dipastikan aman sebab jagung merupakan komoditas yang mudah ditanam di seluruh daerah Indonesia.

Terkait polemik data jagung, mantan gubernur dua periode ini menjami validitas data yang keluarkan pemerintah atau digunakan Kementan karena dihasilkan mulai dari proses standing crop, pemantauan melalui agriculture war room atau melalui satelit dan berdasarkan laporan pemerintah daerah serta data telah disinkronkan dengan BPS.

"Karena itu, saya perintah para Dirjen untuk turun lakukan validasi, terbukti hasilnya jagung kita ada. Bahwa kemudian ada kenaikan harga, itu lain persoalan. Sekali-sekali petani jagung menikmati untung," jelas Mentan.

"Oleh karena itu, saya bahagia sekali hari ini dan saya yakin Presiden Jokowi sangat memperhatikan pertanian. Menangani pertanian tidak boleh ada kepura-puraan, bahwa kemudian ada fluktuasi harga itu bagian lain yang harus kita tangani secara bersama-sama," tegas SYL. (RO/OL-09)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Deri Dahuri
Berita Lainnya