Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Indonesia, Selangkah Lagi Menuju Produsen Baterai Kendaraan Listrik Terbesar

Andhika Prasetyo
15/9/2021 11:55
Indonesia, Selangkah Lagi Menuju Produsen Baterai Kendaraan Listrik Terbesar
Presiden Joko Widodo(Setpres)

INDONESIA akan segera memiliki pabrik baterai kendaraan listrik pertama sekaligus yang terbesar di Asia Tenggara. Kepastian tersebut datang setelah PT Indonesia Battery Corporation bekerja sama dengan Hyundai dan LG melaksanakan groundbreaking industri kendaraan listrik di Karawang, Jawa Barat, Rabu (15/9).

Presiden Joko Widodo yang menyaksikan langsung seremoni tersebut mengatakan langkah besar itu menjadi bukti keseriusan pemerintah dalam menjalankan hilirisasi.

"Era kejayaan bahan mentah sudah berakhir. Kita harus berani mengubah struktur ekonomi yang selama ini berbasis komoditas menjadi ke hilirisasi, ke industrialisasi. Kita harus menjadi negara industri yang kuat dengan berbasis pada pengembangan inovasi teknologi," ujar Jokowi di Karawang, Jawa Barat, Rabu (15/9).

Sebelumnya, dalam banyak kesempatan, kepala negara selalu menekankan, di masa mendatang, strategi besar bisnis negara adalah melepaskan diri dari zona nyaman yakni pengekspor bahan-bahan mentah dan pengimpor produk-produk jadi.

Indonesia harus mulai mengolah sendiri sumber daya alam yang dimiliki terutama nikel hingga menjadi barang jadi yang bernilai tambah tinggi.

Baca juga:  Presiden Groundbreaking Pabrik Baterai Kendaraan Listrik Pertama di Indonesia

Jokowi menyebutkan hilirisasi industri nikel bisa meningkatkan nilai tambah bijih nikel hingga sebelas kali lipat jika diolah menjadi baterai kendaraan listrik siap pakai.

"Kita keluar secepatnya dari jebakan negara pengekspor bahan mentah, melepaskan ketergantungan dari produk-produk impor dengan mempercepat revitalisasi industri pengolahan. Ini akan memberikan peningkatan nilai tambah ekonomi yang semakin tinggi," jelas mantan wali kota Solo itu.

Dengan cadangan sumber daya alam yang melimpah, ia meyakini dalam tiga tahun ke depan Indonesia akan menjadi produsen baterai listrik dan baterai litium terbesar di dunia. Tentunya, itu harus didukung oleh manajemen pengelolaan yang baik.

"Negara kita memiliki cadangan nikel terbesar di dunia. Dengan potensi yang luar biasa itu, saya yakin tiga atau empat tahun ke depan, melalui manajemen pengelolaan yang baik, Indonesia bisa menjadi produsen utama produk-produk jadi berbasis nikel," paparnya.

Dengan hadirnya industri yang terintegrasi dari hulu hingga hilir, Indonesia akan memiliki daya tarik investasi yang semakin kuat. Perusahaan-perusahaan asing diyakini akan semakin berminat menanamkan modal untuk mendirikan industri turunan seperti motor listrik, bus listrik dan mobil listrik.

Demi mendukung hal tersebut, Jokowi memastikan pemerintah akan terus berkomitmen penuh untuk memberikan dukungan dan pengembangan ekosistem industri baterai dan kendaraan listrik.

"Pemerintah akan menggulirkan reformasi sruktural untuk memberikan kepastian hukum dan kemudahan berusaha kepada pebisnis, investor untuk mengembangkan usaha di Indonesia," ucap presiden.

pemerintah juga akan terbuka untuk bekerja sama dengan negara-negara sahabat demi terus mengembangkan hilirisasi.

"Saya berharap kolaborasi antara perusahaan Indonesia dan Korea Selatan ini bisa terus diperkuat. Kolaborasi yang terbangun bukan hanya di perusahaan besar atau BUMN saja, tetapi juga harus melibatkan UMKM," pungkasnya.(OL-5)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya