Penjualan Segmen Residensial Naik, Topang Kinerja Duta Pertiwi Kala Pandemi

Mediaindonesia.com
08/9/2021 07:35
Penjualan Segmen Residensial Naik, Topang Kinerja Duta Pertiwi Kala Pandemi
Situasi pusat perbelanjaan selama pandemi. Kinerja segmen ritel topang pendapatan Duta Pertiwi saat pandemi(Antara/Galih Pradipta)

DIVERSIFIKASI PT Duta Pertiwi Tbk (DUTI)  ke segmen residensial membuahkan hasil. 

Entitas Anak PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE) dan anggota kelompok properti terkemuka Sinar Mas Land sepanjang enam bulan pertama berhasil membukukan pendapatan Usaha sebesar Rp701,27 miliar, mendekati angka tahun lalu Rp717,76 miliar.

Emiten yang merupakan pionir pusat perbelanjaan mixed used strata title dengan brand ITC tersebut mendapat kontribusi pendapatan tertinggi dari segmen Penjualan tanah, rumah tinggal dan ruko yakni Rp398,32 miliar tumbuh 10,59%, dibandingkan tahun lalu sebesar Rp360,19 miliar. Bahkan 52% diantaranya bersumber dari penjualan residensial.

Kawasan residensial yang ditawarkan mendapat respon positif dari masyarakat. Penjualan tersebut diantaranya bersumber dari proyek Kota Wisata, Grand Wisata, Taman Banjar Wijaya, Kota Bunga dan lainnya.

Kebijakan pemerintah untuk memberikan keringanan dan pembebasan PPN hingga akhir Desember 2021 turut memberikan sentimen positif kepada calon pembeli, baik untuk rumah siap huni dengan harga hingga Rp2 miliar untuk bebas PPN  100% maupun harga di atas Rp2 miliar hingga Rp5 miliar untuk keringanan PPN 50%.

Segmen sewa merupakan kontributor pendapatan terbesar kedua, yakni sebesar Rp232,20 miliar, melemah 15% dibandingkan tahun lalu sebesar Rp273,46 miliar dan segmen lain-lain melemah 5% menjadi Rp66,08 miliar dibandingkan tahun lalu Rp69,49 miliar.

“Kami selalu berupaya memperkuat komposisi pendapatan, baik itu pendapatan penjualan maupun pendapatan berulang (recurring revenue). Hal tersebut kami capai melalui strategi diversifikasi portofolio sehingga kami tidak tergantung kepada satu segmen tertentu, seperti ITC semata. Akan tetapi, kami memiliki beragam segmen seperti segmen perumahan, superblok, gedung kantor dan pusat perbelanjaan serta hotel dan arena rekreasi.” jelas Direktur Utama DUTI, Teky Mailoa dalam paparan public expose di Jakarta, Selasa (7/9).

Selain melakukan diversifikasi portofolio berdasarkan produk, Emiten yang 88,56% sahamnya dimiliki oleh BSDE tersebut juga melakukan diversifikasi portofolio berdasarkan wilayah. Saat ini, proyek DUTI tersebar di tiga kota besar di Indonesia yakni Jabodetabek, Semarang dan Surabaya.

Di area Jabodetabek, DUTI memiliki dan mengelola beberapa proyek properti seperti Sinarmas Land Plaza Tower 2 & 3, Grand Wisata, Kota Wisata, superblok ITC, Legenda Wisata, Apartemen Aerium, Southgate TB Simatupang dan lainnya Sedangkan di Semarang memiliki DP Mall dan Rooms Inc. Bergeser ke Surabaya, memiliki Klaska Residence, ITC Surabaya, Benowo dan Tanjung Sari (dalam rencana pengembangan).

“Melalui sebaran produk dan wilayah, kami berupaya mempertahankan proposi 50:50 antara pendapatan penjualan dan pendapatan berulang (recurring revenue). Diversifikasi portofolio tersebut kami lakukan secara organik maupu anorganik”, papar Teky.

Salah-satu contoh keberhasilan DUTI dalam berinventasi juga dapat dilihat dari akun Pendapatan Lain-lain. Pada triwulan II - 2021,  DUTI membukukan pendapatan lain-lain sebesar Rp154 miliar. Angka tersebut bersumber dari strategi manajemen untuk meningkatkan kepemilikan saham di Entitas Anak yakni PT Itomas Kembangan Perdana.

Dengan tambahan dari pendapatan lain-lain, Laba Bersih yang Dapat Diatribusikan kepada Pemilik Entitas Induk melonjak sebesar 81,37% menjadi Rp285,44 miliar dibandingkan pencapaian tahun lalu (yoy) sebesar Rp157,38 miliar.

Per 30 Juni 2021, DUTI memiliki persediaan real estat sebesar total Rp3,69 triliun. Persediaan real estat tersebut terdiri dari Tanah dan
bangunan yang siap dijual senilai Rp601,69 miliar, Bangunan yang sedang di konstruksi senilai Rp1,96 triliun dan Tanah yang sedang dikembangkan senilai Rp1,14 triliun. Total nilai tersebut belum dikurangi Cadangan kerugian penurunan nilai persediaan sebesar Rp5,51 miliar.

Persediaan tanah dan bangunan yang siap jual dengan nilai tertinggi adalah Mega ITC Cempaka Mas senilai Rp118,31 miliar, kemudian Grand Wisata senilai Rp99,51 miliar, Mangga Dua Rp93,54 miliar dan ITC Depok senilai Rp87,19 miliar.

Adapun Bangunan yang sedang dikonstruksi dengan nilai terbesar antara lain; Southgate senilai Rp875,26 miliar, kemudian Aerium Rp442,28
miliar, Klaska Residence 368,35 miliar, Taman Banjar Wijaya Rp113,53 miliar dan Kota Wisata senilai Rp84,44 miliar.

Sedangkan cadangan real estat untuk kategori Tanah yang sedang dikembangkan, nilai tertinggi
berlokasi di Kota Wisata Rp343,04 miliar, kemudian Grand Wisata Rp263,98 miliar, Aerium Rp149,18 miliar, Legenda Wisata Rp110,88 miliar
dan selanjutnya berlokasi di Taman Banjar Wijaya senilai Rp91,33 miliar.

Dengan cadangan persediaan yang mencapai Rp3,69 triliun, akan menjadi sebagai sumber pendapatan DUTI di masa mendatang. (RO/E-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Raja Suhud
Berita Lainnya