Headline
Rakyat menengah bawah bakal kian terpinggirkan.
Perusahaan startup binaan Telkom, PT Global Sukses Solusi Tbk (RUNS) segera melantai di Bursa Efek Indonesia pada 8 September mendatang.
Perusahaan rintisan ini menyediakan produk berupa software Enterprise Resource Planning (ERP) yang terintegrasi dengan nama Runsystem. Saat ini pelanggan utama perseroan adalah kalangan badan usaha milik negara (BUMN) dan juga swasta.
Dengan harga penawaran Rp254 per lembar saham, perseroan akan meraup dana hampir Rp50 miliar dan berada di papan pengembangan.
Direktur Utama Global Sukses Solusi Sony Rachmadi Purnomo mengatakan bahwa pihaknya memiliki peluang besar untuk menggarap pasar ERP yang selama ini didominasi oleh pemain global seperti SAP,Oracle dan lainnya.
"Pasarnya masih sangat besar. Kita terus menguatkan kolaborasi dengan bussines partner. Saat ini (jumlahnya) ada sekitar 20-an dengan Telkom yang paling siap," ujar Sony dalam webinar yang diselenggarakan CSA, Jumat (3/9).
Direktur Keuangan RUNS Nizar mengatakan bahwa valuasi harga saham perusahaannya masih berada di single digit. Di bursa efek Indonesia, untuk perusahaan sejenis memiliki P/E belasan atau hingga puluhan. Namun bila melihat pada perusahaan global yang benar-benar sama industrinya, maka nilai valuasinya berada di rentang 20,30 hingga 40 kali.
"Ini bukan berarti kami mendiskon. P/E ratio kita 8 kali, sementara komparasi perusahaan lain bisa 30 kali," ujarnya.
Terkait dengan rendahnya realisasi pendapatan pada kuartal 1 2021, Sony mengatakan bahwa hal ini terkait dengan realisasi kontrak yang diperoleh baru bisa dicatatkan pada kuartal 3 atau 4. "Kalau bila dilihat pada semester I 2021 dibandingkan 2020, sebenarnya terjadi peningkatan 50%," ujarnya.
Nizar menambahkan bahwa model pencatatan pendapatan seperti itu merupakan bentuk compliance terhadap PSAK yang berlaku. Jadi pendapatan dimuka berupa uang muka dan lainnya tidak bisa dicatatkan sampai pekerjaan tuntas dilakukan.
Presiden Direktur CSA Institute Aria Santosa mengatakan bahwa prospek usaha perusahaan seperti RUNS cukup baik seiring dengan perkembangan teknologi informasi seperti sekarang ini. Apalagi bila dipadukan dengan tren peningkatan penggunaan produk dalam negeri oleh BUMN dan korporasi yang ada di Indonesia.
"Situasi itu menguntungkan bagi perusahaan seperti Runsystem yang listing di tengah tren seperti itu," ujar Aria.
Aria memberikan pemaparan yang berkembang di masyarakat awan yang ingin membeli saham berbasis teknologi. Investor akan mempertimbangkan kinerja growth atau pertumbuhan sebuah perusahaan serta juga sustainabilty.
"Selain itu juga investor mempertimbangkan apakah masuknya pada saat IPO atau nanti saja, Ini semua menjadi pertanyaan yang ada di benak calon investor," ujarnya.
Dalam pendekatan yang terbaru, untuk menilai perusahaan teknologi maka yang penting diperhatikan adalah rencana bisnis, produk yang dimiliki, team management dan customer serta partnership dan potential growth.
"Kalau dilihat dari customer RUNS yang banyak BUMN. itu tentu menjadi hal yang menarik," tandasnya. (RO/E-1)
ERP tak lagi sekadar berfungsi sebagai penyimpan data dan alat otomasi dasar, melainkan harus berevolusi menjadi sistem yang mampu berpikir layaknya manusia.
PASAR perusahaan teknologi raksasa Apple menghadapi tantangan paling signifikan dalam beberapa tahun terakhir. Pangsa pasar Iphone di Amerika Serikat turun dari 56% menjadi 49%
Xapiens berkomitmen menghadirkan solusi dan peluang kolaborasi di indutri teknologi.
Tiga entitas besar di bidang pengembangan talenta, teknologi, dan transformasi organisasi kini resmi melebur dalam satu identitas baru bernama KTM Solutions.
Australia dan Indonesia bekerja sama erat di bidang siber untuk membangun ketahanan siber dan melindungi dari kerentanan yang berdampak pada keamanan nasional.
Transformasi digital memberikan alat untuk bekerja lebih efisien, merespons kebutuhan pelanggan, dan selaras dengan praktik terbaik global.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada perdagangan Kamis, 28 Agustus 2025, dibuka menguat 16,61 poin atau 0,21% ke posisi 7.952,79.
Selama 11 tahun menekuni pasar modal, prinsip tersebut menjadi fondasi strateginya: memilih perusahaan dengan fundamental kuat, kemudian berinvestasi dalam jangka panjang.
Meski indeks harga saham gabungan (IHSG) terkoreksi, aliran modal asing justru cukup besar.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada perdagangan Selasa, 26 Agustus 2925, dibuka menguat 14,01 poin atau 0,18% ke posisi 7.940,92.
PT Indo Premier Sekuritas (IPOT) memproyeksikan indeks harga saham gabungan (IHSG) berpotensi menguat ke level 8.000 dalam sepekan mendatang.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada perdagangan Senin, 25 Agustus 2025, dibuka menguat 73,72 poin atau 0,94% ke posisi 7.932,57.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved