Headline
Banyak pihak menyoroti dana program MBG yang masuk alokasi anggaran pendidikan 2026.
Banyak pihak menyoroti dana program MBG yang masuk alokasi anggaran pendidikan 2026.
BADAN Pusat Statistik merilis data Nilai Tukar Petani (NTP) pada Agustus 2021 mengalami kenaikan sebesar 1,16% atau 104,68 secara bulanan (mtm) dari sebelumnya 103,40 pada Juli 2021. Kenaikan ini dipengaruhi oleh peningkatan NTP di subsektor tanaman pangan, tanaman perkebunan rakyat, serta nilai tukar subsektor perikanan yaitu nelayan dan pembudidaya ikan.
"Kalau kita rinci masing-masing subsektor, NTP tanaman pangan mengalami peningkatan sebesar 1,39% diakibatkan peningkatan indeks di bulan Juli 2021 yang sebesar 96,31, di Agustus meningkat jadi 97,65," ungkap Kepala BPS Margo Yuwono dalam konferensi pers secara virtual, Rabu (1/9).
Lebih lanjut, untuk NTP subsektor tanaman perkebunan rakyat meningkat 2,90% yang diakibatkan peningkatan indeks di bulan Agustus sebesar 122,55, dibandingkan bulan Juli sebesar 119,10.
Begitu juga dengan Nilai Tukar Nelayan dan Pembudidaya ikan (NTNP) meningkat 0,58% karena peningkatan indeks nilai tukar pada Agustus sebesar 104,52 yang sebelumnya pada Juli sebesar 103,92.
Jika melihat keseluruhan subsektor pertanian, terdapat dua subsektor yang NTP-nya menurun yaitu subsektor hortikultura turun 1,42% karena penurunan indeks pada Agustus sebesar 100,01 dari bulan sebelumnya 101,45.
Baca juga : Di BPP Kalipucang Pangandaran, Kementan Siap Tingkatkan Dua Kali Produktivitas
Selain itu, subsektor peternakan juga mengalami penurunan nilai tukar yaitu sebesar 1,33% karena penurunan indeks pada Agustus menjadi 99,66 dari sebelumnya di bulan Juli 101. Akan tetapi jika dilihat secara keseluruhan NTP masih meningkat 1,16% (mtm).
"BPS juga melihat perkembangan Nilai Tukar Usaha Pertanian (NTUP). Bedanya dengan NTP dari nilai harga yang dibayarkan petani. Kita rinci tidak termasuk yang dikonsumsi rumah tangga, jadi NTUP ini yang memang benar-benar untuk usaha pertanian, termasuk pembelian barang modal," ujar Margo Yuwono.
NTUP alami peningkatan sebesar 1% (mtm) yang ditopang oleh subsektor tanaman pangan, perkebunan rakyat, serta perikanan termasuk nelayan dan pembudidaya ikan.
NTUP tanaman pangan meningkat sebesar 1,24% dikarenakan ada peningkatan indeks pada Agustus sebesar 97,79 sementara Juli lalu 96,60. Kemudian NTUP tanaman perkebunan rakyat juga meningkat 2,58% disebabkan indeks NTUP subsektor tersebut pada Agustus 123,04 sementara Juli 119,94.
Subsektor perikanan juga memberikan sumbangan positif pada nilai total NTUP pada Agustus yaitu meningkat sebesar 0,51% jika dibandingkan Juli 2021. Subsektor perikanan ini termasuk di dalamnya nelayan dan pembudidaya ikan yang masing-masing menyumbang terhadap peningkatan NTUP Agustus 2021 yaitu 0,47% dan 0,60%. (OL-2)
Nilai tukar rupiah, pada perdagangan Rabu 19 Agustus 2025, dibuka melemah sebesar 57 poin atau 0,35% menjadi Rp16.302 per dolar AS dari sebelumnya Rp16.245 per dolar AS.
Nilai tukar rupiah, pada perdagangan Selasa 19 Agustus 2025, dibuka melemah sebesar 32,50 poin atau 0,20% menjadi Rp16.230 per dolar AS dari sebelumnya Rp16.198 per dolar AS.
WAKIL Ketua Komisi XI DPR RI Hanif Dhakiri mendukung penuh target ekonomi Presiden Prabowo 2026 sebagai arah pembangunan nasional.
Presiden Prabowo Subianto dalam pidato RAPBN 2026 mengasumsikan perkiraan nilai tukar Rupiah terhadap Dolar AS mencapai Rp16.500 pada tahun 2026
Pengamat pasar uang Ibrahim Assuaibi, menyampaikan pada hari ini, Kamis (14/8), rupiah dibuka menguat tajam sebesar 102 poin ke level Rp16.100 per dolar AS.
Nilai tukar rupiah, pada perdagangan Rabu 6 Agustus 2025, dibuka melemah sebesar 1 poin atau 0,01% menjadi Rp16.391 per dolar AS dari sebelumnya Rp16.390 per dolar AS.
Center of Economic and Law Studies (Celios) meminta Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) turut mengaudit data pertumbuhan ekonomi triwulan II 2025 yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS).
PRESIDEN Presiden Prabowo Subianto menginstruksikan pada jajaran kabinet Merah Putih untuk melakukan percepatan pengentasan kemiskinan ekstrem di desa
Tulus Abadi menuding angka pertumbuhan ekonomi yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS) tidak tidak mencerminkan kondisi masyarakat di lapangan.
JAUH di atas ekspektasi pasar, laju pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal II 2025, y-o-y, mencapai 5,12%, meningkat dari 4,87% kuartal I 2025.
SULAWESI dan Jawa menjadi dua wilayah dengan pertumbuhan ekonomi tertinggi pada triwulan II-2025.
Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal kedua 2025 tumbuh sebesar 5,12% secara tahunan (year-on-year/yoy).
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved