Headline

Koruptor mestinya dihukum seberat-beratnya.

Fokus

Transisi lingkungan, transisi perilaku, dan transisi teknologi memudahkan orang berperilaku yang berisiko.

Menaker Minta ASEAN Lindungi Pekerja Perempuan Selama Pandemi

Despian Nurhidayat
29/8/2021 13:27
Menaker Minta ASEAN Lindungi Pekerja Perempuan Selama Pandemi
Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah.(ANTARA FOTO/Galih Pradipta)

KEMENTERIAN Ketenagakerjaan (Kemenaker) RI mengajak negara Anggota ASEAN untuk memberikan perhatian terhadap isu pelindungan perempuan di kawasan ASEAN, khususnya di masa pandemi Covid-19. 

Menurut Menaker Ida Fauziyah, isu pelindungan perempuan, pemberdayaan perempuan dan kesetaraan gender harus menjadi bagian tak terpisahkan dari upaya pemulihan kondisi sosial dan ekonomi dari krisis Covid-19.

Ia juga meminta ASEAN memiliki komitmen bersama mewujudkan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan Global (Sustainabale Development Goals/SDGs) tentang kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan.

“Ini suatu cara yang tepat untuk meningkatkan peran dan pelindungan angkatan kerja perempuan dalam mendukung pemulihan ekonomi selama masa pandemi,” ungkap Menaker Ida Fauziyah dilansir dari keterangan resmi, Minggu (29/8). 

Ida menambahkan, sebagai bentuk komitmen Pemerintah Indonesia telah menindaklanjuti Lokakarya Regional ASEAN Peningkatan Peran Dan Perlindungan Perempuan Angkatan Kerja untuk Mendukung Pemulihan Ekonomi di Masa Pandemi, yang dilaksanakan pada Kamis (26/8) secara hybrid

Menurutnya, sebagai salah satu kelompok rentan di masa pandemi, peningkatan kesadaran tentang peran dan pelindungan perempuan sangatlah penting untuk menjadi perhatian stakeholders ketenagakerjaan. 

Selain itu, perlu langkah-langkah peningkatan peran dan pelindungan angkatan kerja perempuan dalam pemulihan ekonomi negara-negara ASEAN yang terdampak pandemi Covid-19. 

“Perlu adanya kerja sama antara negara anggota ASEAN dengan mitra sosial lainnya untuk meningkatkan peran pelindungan angkatan kerja perempuan, serta mewujudkan upaya konkrit ASEAN terhadap pencapaian target SDG terkait isu kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan,” ujar Ida. 

Berdasarkan laporan ILO, pekerja perempuan di kawasan Asia-Pasifik terdampak krisis secara tidak proporsional. Artinya, perempuan yang kehilangan pekerjaan lebih besar di daripada laki-laki. 

Menurut ILO, 297 juta perempuan bekerja di sektor berisiko tinggi pada tahun 2019 di Asia dan Pasifik. Angka ini setara dengan 43,3% pekerjaan perempuan (dibandingkan dengan 37,6% untuk semua pekerja). 

"Berbagai alasan menyebabkan kerugian bagi pekerja perempuan sebab sebagian besar perempuan di kawasan Asia-Pasifik bekerja di sektor-sektor yang sangat terpengaruh oleh krisis," pungkas Ida. (Des/OL-09)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Deri Dahuri
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik