Headline
Saat ini sudah memasuki fase persiapan kontrak awal penyelenggaraan haji 2026.
Saat ini sudah memasuki fase persiapan kontrak awal penyelenggaraan haji 2026.
PENELITI Center for Indonesian Policy Studies (CIPS) Thomas Dewaranu menginginkan adanya kebijakan yang signifikan dalam meningkatkan literasi keuangan di tengah masyarakat dalam rangka mendukung industri fintech yang sehat.
"Hilangnya sumber pendapatan akibat Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) diperkirakan dapat mendorong masyarakat untuk mencari pinjaman konsumtif dari perusahaan finansial teknologi (fintech)," katanya dalam keterangan tertulis dikutip dari Antara.
Menurut dia, tanpa peningkatan literasi keuangan berpotensi memicu terjadinya gagal bayar atau kredit bermasalah yang dapat merugikan peminjam dan pemberi pinjaman.
Disebutkan, sektor fintech memiliki kontribusi yang sangat besar terhadap peningkatan inklusi finansial di Indonesia karena dapat menjangkau mereka yang sebelumnya belum terakomodir oleh lembaga keuangan konvensional seperti bank.
Thomas mengungkapkan bahwa data dari Pricewaterhouse Coopers (PwC) mencatat bahwa ada sekitar 70 persen nasabah fintech lending berasal dari golongan masyarakat yang sebelumnya tidak terjangkau oleh lembaga penyedia layanan keuangan konvensional.
"Sayangnya hal ini belum diikuti oleh literasi keuangan. Data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) di tahun 2019 menunjukkan tingkat literasi finansial di Indonesia baru mencapai 38 persen. Angka ini kontras jika dibandingkan dengan tingkat inklusi keuangan nasional yang telah mencapai 76 persen," papar Thomas.
Baca juga : Perusahaan Otomotif India di Tanah Air Sumbang 50 Konsentrator Oksigen
Hal itu mengindikasikan bahwa banyak masyarakat yang sudah mengakses layanan keuangan di Indonesia seperti perbankan, asuransi, dan lembaga keuangan mikro. Namun mereka tidak memiliki pemahaman dan keterampilan yang memadai dalam hal pengelolaan keuangan sehingga rawan terjatuh ke dalam gagal bayar.
Ia berpendapat, implementasi PPKM menyebabkan mata pencaharian sebagian anggota masyarakat berkurang bahkan hilang.
"Hal ini membuat mereka terpaksa mengajukan pinjaman ke lembaga peminjaman fintech yang biasanya lebih cepat dan fleksibel dalam mencairkan pinjaman dibandingkan dengan bank," jelas Thomas.
Akan tetapi, karena pinjaman yang diajukan bersifat konsumtif dan dilakukan secara tergesa-gesa dan tanpa pengetahuan dan keterampilan pengelolaan keuangan yang memadai, mereka berpotensi mengalami gagal bayar.
Maka dari itu, Thomas merekomendasikan pemerintah dan pemangku kepentingan swasta untuk bekerja sama dalam meningkatkan literasi keuangan masyarakat Indonesia sebagai bagian untuk memaksimalkan potensi ekonomi digital, khususnya di bidang fintech.
OJK, misalnya, dapat memperluas distribusi dan akses terhadap materi-materi literasi finansial yang terdapat pada situsnya. Perusahaan peminjaman fintech juga dapat menyampaikan hal-hal penting yang harus diperhatikan oleh peminjam melalui aplikasinya. (Ant/OL-7)
Penyelenggaraan IDBS 2025 sejalan dengan pesatnya pertumbuhan ekonomi digital Indonesia, yang pada 2024 mencapai US$90 miliar dan naik 13% dari tahun sebelumnya.
Aplikasi investasi digital, Bibit.id, menyabet penghargaan PR Practitioners of the Year 2025 dalam ajang Indonesia PR of the Year 2025 Award.
Easycash memperkenalkan Fintopia Corporate University (FCU)—sebuah inisiatif internal untuk pengembangan sumber daya manusia (SDM)
Per Desember 2024, data OJK mencatat bahwa penyaluran fintech lending di luar Pulau Jawa masih sebesar 21,59% dari total penyaluran nasional.
Selama tujuh tahun hadir, Adapundi telah sukses dalam menyediakan akses pendanaan bagi lebih dari 700 ribu UMKM dan jutaan pengguna.
PLATFORM investasi asal Indonesia menjadi fintech pertama dalam program StratBox di bawah naungan PhiliFINNO dari Securities and Exchange Commission (SEC) Filipina.
ARTIKEL Willy Aditya, Ketua Komisi XIII DPR RI dan pengusul RUU tentang Perbukuan, di Media Indonesia (14/8), mewakili kegundahan para pelaku perbukuan tentang suramnya dunia buku di Tanah Air.
Melalui podcast tayangan langsung di YouTube selama 25 jam nonstop, program ini mengupas beragam tema literasi keuangan digital, khususnya mengenai pinjaman daring yang sehat dan legal.
"BBW hadir tidak hanya sebagai bazar buku terbesar, tapi juga sebagai gerakan untuk menghadirkan buku berkualitas dengan harga terjangkau bagi semua kalangan,"
NCC 2025 menggandeng Gerakan Pemuda Ansor sebagai mitra strategis dalam memperluas literasi dan kesadaran keamanan siber hingga ke lapisan masyarakat paling bawah.
Literasi keuangan bukan hanya penting di kota besar seperti Jakarta, tetapi juga bagi masyarakat di daerah-daerah.
Berdasarkan survei Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK) 2023, 9 dari 10 pekerja di Indonesia sama sekali tidak siap memasuki masa pensiun
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved