Headline

Berdenyut lagi sejak M Bloc Space dibuka pada 2019, kini kawasan Blok M makin banyak miliki destinasi favorit anak muda.

Fokus

PSG masih ingin menambah jumlah pemain muda.

Pandemi belum Berhenti, ADMF Terus Berinovasi Perkuat Digitalisasi

Mediandonesia.com
30/7/2021 18:20
Pandemi belum Berhenti, ADMF Terus Berinovasi Perkuat Digitalisasi
Pengunjung mengamati mobil bekas yang dijual pada ajang Bazaar Mobil Bekas di JX International Convention Hall, Surabaya, Jawa Timur.(ANTARA/ZABUR KARURU)

HAMPIR dua tahun sudah pandemi covid-19 melanda seluruh dunia, termasuk Indonesia. Alhasil hampir semua sendi kehidupan di masyarakat tergoncang. Banyak sektor usaha yang kembang-kempis dan bahkan tidak sedikit yang terpaksa gulung tikar. Dampaknya tentu perekenomian nasional.

Berbagai upaya pun terus dilakukan pemirintah untuk kembali menaikan kembali perekonomian sambil terus menekan penularan virus korona. Meski meski belum signifikan mulai terasa.

Baca juga: Realisasi Pembiayaan Investasi Pemerintah Capai Rp25,26 Triliun

Perekonomian domestik di kuartal II/2021 sudah lebih baik ketimbang kuartal I/2021. Kementerian Keuangan pun memproyeksikan pertumbuhan perekonomian domestik masih berada dikisaran 7,1% hingga 7,5% di kuartal II/2021, meningkat dari kuartal I/2021 sebesar -0,7%.

Beberapa indikator perekonomian yang menunjukkan tren positif di kuartal II/2021 antara lain indeks penjualan ritel pada Maret dan April tumbuh 9,8% y/y, dan PMI manufaktur Indonesia yang naik dari posisi 54,6 menjadi 55,3 pada Mei 2021. Sementara itu, Bank Indonesia sepanjang 1H2021 telah memangkas suku bunga BI7DRR sebanyak 1x menjadi 3,50%.

Inflasi masih rendah berada di level 1,33% pada  Juni. Namun, pada pertengahan Juni, angka penyebaran kasus covid-19 kembali meningkat secara signifikan, sehingga pemerintah mengimplementasikan kembali pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) di Jawa dan Bali sehingga hal ini menjadi tantangan baru bagi pelaku industri dan bisnis pada kuartal III/2021.

Industri penjualan otomotif berhasil tumbuh pada Semester I/2021 yang di antaranya didukung oleh stimulus insentif pajak (PPnBM) pembelian mobil penumpang baru, aktivitas ekonomi yang mulai membaik, dan adanya efek penjualan dari periode bulan Ramadhan. Berdasarkan Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) dan Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI), penjualan industri mobil baru dan sepeda motor baru ritel masing-masing tercatat tumbuh 33,5% y/y dan 23% y/y menjadi 388 ribu unit dan 2,4 juta unit jika dibandingkan periode sama tahun sebelumnya.

Seiring meningkatnya penjualan pada industri otomotif, perusahaan mencatatkan pembiayaan baru bertumbuh sebesar 17,3% y/y menjadi Rp11,8 triliun dibandingkan periode sama tahun lalu. Hampir semua segmen produk pembiayaan mengalami kenaikan terutama didominasi segmen pembiayaan mobil baru sebesar 30,1% y/y, kemudian diikuti segmen pembiayaan mobil bekas dan sepeda motor baru sebesar 23,4% y/y dan 13,3% y/y.

Di tengah adanya penerapan PPKM sejak awal Juli 2021, Perusahaan akan lebih berfokus pada penjualan yang tersegmentasi diluar Jawa dan Bali. Selain itu, Perusahaan juga akan lebih menyelaraskan antara pertumbuhan pembiayaan baru dan pengendalian kualitas aset di tengah lingkungan operasional yang penuh tantangan untuk mempertahankan kinerja Perusahaan.

“Melihat dinamika pandemi covid-19 yang masih belum pulih tahun ini, dalam merespon percepatan adopsi digital oleh konsumen, Adira Finance terus berinovasi mempersiapkan strategi bisnis untuk menanggapi arah perubahan konsumsi masyarakat yang menjadi lebih digital savvy dengan  mempermudah pelanggan dalam melakukan pembiayaan tanpa harus melalui kantor cabang. Oleh karena itu, Perusahaan terus melakukan inovasi dan mengembangkan digital platform Adiraku,” kata Hafid Hadeli, Presiden Direktur.

Hingga saat ini, Perusahaan terus memberikan restrukturisai kepada nasabah yang terdampak covid-19. Per Juni, jumlah nasabah yang pinjamannya telah direstrukturisasi ada sebanyak 831 ribu kontrak atau sekitar Rp19 triliun mewakili sekitar 36% dari piutang yang dikelola per Februari 2020. Saat ini, lebih dari 80% dari pinjamanan nasabah yang telah direstrukturisasi telah mulai membayar kewajiban cicilannya.

“Dari sisi pendanaan, kami tetap melakukan diversifikasi baik melalui dukungan pembiayaan bersama dari perusahaan induk, Bank Danamon, maupun pinjaman eksternal yang terdiri pinjaman bank dan obligasi. Per posisi Juni 2021, pembiayaan bersama mewakili sekitar 43% dari total piutang yang dikelola. Sementara, pinjaman eksternal tercatat sebesar Rp13,3 triliun, turun 35,4% y/y. Dengan demikian, Gearing Ratio turun dari 2,7x menjadi 1,7x," ujar Direktur Keuangan Adira Finance, I Dewa Made Susila.

"Di tengah pandemi covid-19 yaitu di bulan Juli 2021, Perusahaan telah menerbitkan  Obligasi PUB V Tahap II dan Sukuk Mudharabah IV Tahap II tahun 2021 senilai Rp 1,5 triliun dengan oversubscribe 4,8x. Selain itu juga, kami berhasil mempertahankan peringkat domestik dan internasional masing-masing yaitu idAAA dan BBB serta Baa2/Stable dari Lembaga Pemeringkat PEFINDO dan Fitch serta Moody’s atau sama dengan peringkat negara Republik Indonesia. Peringkat ini memperkuat kemampuan Perusahaan untuk mengakses sumber pendaan yang lebih kompetitif baik dalam negeri maupun luar negeri,” lanjutnya. (RO/A-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Maulana
Berita Lainnya