Headline

. AS kembali memundurkan waktu pemberlakuan tarif resiprokal menjadi 1 Agustus.

Fokus

Penurunan permukaan tanah di Jakarta terus menjadi ancaman serius.

Kecepatan Adaptasi dan Inovasi Jadi Kunci Perbaikan Ekonomi di Tengah Pandemi

Sri Utami
29/7/2021 19:48
Kecepatan Adaptasi dan Inovasi Jadi Kunci Perbaikan Ekonomi di Tengah Pandemi
Suasana pusat kota Jakarta saat pemberlakuan PPKM(Antara/Dhemas Reviyanto)

PAKAR Ekonomi Universitas Gajah Mada Rimawan Pradiptyo menekankan sejak awal pemerintah seharusnya memiliki sikap tegas dalam menghadapi pandemi covid-19 khususnya untuk menegakkan kedisiplinan komunal dalam menerapkan protokol kesehatan. 

“Jadi bagaimana reaksi kita pada pandemi di awal itu menentukan (yang terjadi) sampai sekarang ini dan ini terjadi,” ucapnya, Kamis (29/7), dalam diskusi daring Evaluasi PPKM Darurat Dalam Perspektif Kesehatan, Sosial, Ekonomi dan Hukum.

Rimawan menjelaskan, pandemi telah mengubah kebiasaan dari seluruh kegiatan ekonomi yang ada. Dalam kondisi tersebut sebuah negara akan melewati tiga tahap yaitu pra-pandemi, pandemi dan pasca-pandemi yang kemudian berubah terus menerus. 

“Ini akan berubah terus dan perubahan ini harus membutuhkan adaptasi dan inovasi. Kedua ini saya lihat belum ada dalam kebijakan pemerintah,” ungkapnya. 

Jika dirinci perubahan paradigma dan proses bisnis akibat perubahan kebiasaan pra-pendemi tidak akan kembali dalam 5-10 tahun ke depan. Sedangkan kerumunan dan mobilitas manusia adalah tulang punggung ekonomi. Memasuki pandemi maka yang harus dilakukan yakni eskalasi, kemampuan bertahan, adaptasi dan inovasi kemudian perubahan. 

Baca juga : Indonesia Dinilai Perlu Dorong UMKM Mengadopsi Teknologi Digital

“Saat pendemi terjadi ada dua yang harus dilakukan yakni sense of crisis dan rasionalitas. Ketika rasionalitas kita fokus pada sains. Kita kemudian bermain game yang berulang ulang tapi tidak tahu kapan selesainya. Dan itu pun masih diperparah dengan adany evolusi dari dampak pandemi. Lalu adanya mutasi jadi tambah kompleksitasnya. Itulah sebabnya yang diperlukan adalah adaptasi, inovasi dan kegigihan. Dan adaptasi dan inovasi dari program ekonomi itu belum muncul sampe sekarang,” paparnya

Dia juga menegaskan pemerintah harus mengubah cara dalam menempatkan masyarakat yang seolah masyarakat hanya menjadi objek. Masyarakat, lanjutnya sering membenturkan kesehatan dengan ekonomi. Padahal dalam teori ekonomi, kesehatan manusia menjadi yang utama. 

“Orang sering kali membenturkan kesehatan dengan ekonomi. Teori ekonomi yang pertama adalah orangnya sehat jadi dalam kondisi pandemi seperti ini berarti manusianya tidak sehat. Jadi bagaimana mengembangkan ekonomi adalah adaptasi. Ini yang harus dilakukan sementara di masa lalu diputuskan PSBB sudah dibuka karena dengan alasan takut ada yang mati karena kelaparan,” tegasnya. 

Dia juga menambahkan pemerintah untuk realistis dalam upaya perbaikan eknonomi. Pandemi menciptakan krisis ekonomi global yang tiap negara menerapkan anggaran defisit, perdagangan dunia dan mobilitas terganggu. 

“Perilaku manusia bergantung reference point yang diciptakannya sendiri. Apakah realistis mematok pertumbuhan 7%, apakah realistis mengharapkan investasi asing. Dan sains adalah pijakkan utama kebijakan,” tegasnya. (OL-7)
 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Ghani Nurcahyadi
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik