Headline

Pengibaran bendera One Piece sebagai bagian dari kreativitas.

Fokus

Isu parkir berkaitan dengan lalu lintas dan ketertiban kota.

Nilai Impor Indonesia Meningkat pada Juni 2021

M. Ilham Ramadhan Avisena
15/7/2021 14:10
Nilai Impor Indonesia Meningkat pada Juni 2021
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Margo Yuwono.( ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto.)

BADAN Pusat Statistik (BPS) mencatat nilai impor Indonesia sebesar US$17,23 miliar pada Juni 2021. Angka itu naik 21,03% dari Mei 2021 (month to month/mtm) yang sebesar US$14,23 miliar, dan naik 60,12% dibanding Juni 2020 (year on year/yoy) yang tercatat US$10,76 miliar.

“Perkembangan impor dari waktu ke waktu kita lihat total impor selama 2021 ini kalau dibandingkan dengan 2019 dan 2020, ini lebih bagus, lebih tinggi. Demikian juga untuk impor non migas, periode Januari-Juni 2021 ini lebih bagus dari periode yang sama di 2019 dan 2020,” ujar Kepala BPS Margo Yuwono saat menyampaikan rilis secara virtual, Kamis (15/7).

Peningkatan nilai total impor tersebut didorong oleh peningkatan impor migas yang tercatat pada Juni 2021 senilai US$2,30 miliar. Impor migas itu mengalami kenaikan sebesar 11,44% (mtm), dan naik 239,38% (yoy).

Secara bulanan, naiknya impor migas disebabkan terjadinya peningkatan impor minyak mentah sebesar 101,48%. Sedangkan terjadi penurunan impor hasil minyak dan impor gas masing-masing sebesar 14,32% dan 23,57%.

Sedangkan secara tahunan, impor minyak mentah Indonesia mengalami kenaikan hingga 2.605,31%. Diikuti dengan peningkatan impor hasil minyak 142,74% dan impor gas naik 20,52%.

Secara tahunan Impor minyak mentah kita naik cukup besar 2.605,31%, jadi secara tahunan impor migas naik 239,38%, ini karena peningkatan impor minyak mentah. Lalu hasil minyak juga naik 142,74%, dan impor gas naik 20,52%.

Sedangkan bila dilihat dari penggunaan barangnya, kata Margo, terjadi peningkatan secara bulanan maupun tahunan pada impor konsumsi, bahan baku atau penolong, dan barang modal.

Tercatat, impor konsumsi Indonesia pada Juni 2021 sebesar US$1,64 miliar, naik 16,92% (mtm), dan naik 16,72% (yoy). Lalu bahan baku penolong tercatat US$13,04 miliar, naik 19,15% (mtm), dan naik 72,09% (yoy). Peningkatan impor barang modal tercatat US$2,55 miliar, naik 35,02% (mtm), dan naik 43,42% (yoy).

"Informasi ini menarik, karena impor bahan baku penolong dan barang modal ini akan berdampak baik pada kinerja sektor riil," imbuh Margo.

"Kenaikan impor bahan baku penolong mengindikasikan industri bergerak dan peningkatan impor barang modal berkaitan dengan kapasitas produksi, dan itu membuat kita bisa berharap produksi kita akan meningkat," sambungnya.

Namun dia mengatakan, Indonesia masih terlalu bergantung pada Tiongkok. Itu karena nilai impor Indonesia dari 'Negara Tirai Bambu' mencapai US$758 juta.

Nilai itu pula menjadikan Tiongkok sebagai pangsa impor non migas terbesar Indonesia dengan nilai mencapai US$4,74 miliar, atau setara 31,73% dari total pangsa impor. (Mir/OL-09)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Deri Dahuri
Berita Lainnya