Headline

Pengacara Tannos menggunakan segala cara demi menolak ekstradisi ke Indonesia.

Fokus

Sekitar 10,8 juta ton atau hampir 20% dari total sampah nasional merupakan plastik.

Stimulus Pemerintah Bantu Pelaku Sektor Pariwisata Bertahan saat Pandemi

Mediaindonesia.com
24/6/2021 13:17
Stimulus Pemerintah Bantu Pelaku Sektor Pariwisata Bertahan saat Pandemi
Pelaku industri pariwisata beradaptasi dengan tuntutan keadaan dan mempersiapkan diri demi menghadapi era pascapandemi.(DOK Pribadi.)

PARIWISATA menjadi salah satu sektor yang paling terdampak pandemi. Dalam kondisi terhimpit pandemi covid-19, upaya-upaya mempertahankan dan membangkitkan sektor ini terus dilakukan.

Sekretaris Jenderal Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Maulana Yusran mengakui kondisi industri pariwisata saat ini lebih berat dari tahun lalu seperti yang dialami PT Hotel Indonesia Natour (Persero) atau dikenal dengan sebutan HIN. BUMN yang bergerak di bidang jasa perhotelan tersebut harus merasakan turunnya tingkat hunian kamar hotel pada 2020 hingga 67% dari 2019.  

"Tahun lalu tingkat hunian kami hanya sekitar 27% sepanjang tahun. Apalagi pendapatan kami 6.070% dari Bali. Dampak pandemi ini sangat luar biasa bagi industri perhotelan," terang Christine Hutabarat, Direktur Pengembangan Bisnis PT HIN, dalam keterangan resmi, Kamis (24/6).

Meski berat, pelaku industri pariwisata mulai beradaptasi dengan tuntutan keadaan dan mempersiapkan diri demi menghadapi era pascapandemi melalui penguatan standar kebersihan, kesehatan, keamanan, dan kelestarian lingkungan. Sertifikasi ini dikenal dengan nama CHSE (Cleanliness, Healthy, Safety, Environment Sustainability).

CHSE diyakini Christie bukan sekadar jargon, tetapi sudah jadi identitas dalam melakukan pelayanan di industri pariwisata. Hal itu nanti dapat menumbuhkan kepercayaan masyarakat sekaligus mengedukasi protokol kesehatan seperti yang dianjurkan pemerintah.

"Kalau protokol kesehatan, kami di industri hotel dan restoran termasuk yang paling berkomitmen. Di awal Maret 2020 saja, kami sudah menyusun standar protokol kesehatan. Perubahannya sampai tiga kali menyesuaikan Surat Edaran Menteri Kesehatan dan standar WHO. Kami justru mendukung PPKM Mikro yang dijalankan saat ini,” ungkap Maulana Yusran di Dialog Publik yang diselenggarakan KPCPEN dan ditayangkan di FMB9ID_IKP, Rabu (23/6).

Selain upaya-upaya yang dilakukan melalui beradaptasi dengan keadaan, stimulus dari Kemenparekraf sejak 2020 berupa hibah pariwisata maupun bantuan lain diakui sangat membantu industri sektor pariwisata untuk bertahan. "Stimulus dari pemerintah kami gunakan untuk beberapa hal. Selain membantu membiayai operasional di masa permintaan yang rendah, itu juga membantu meningkatkan kualitas dari implementasi CHSE dan pelatihan tenaga kerja di HIN," terang Christie.

Kondisi itu juga dirasakan pelaku bisnis kreatif yang menjadi bagian dari ekosistem pariwisata seperti di Bali. Cokorda Istri Juliyana Dewi, pebisnis kerajinan perak dan tas kulit Cyn dari Gianyar Bali, menyampaikan dampak pandemi ini sangat berimbas. "Tapi kami tetap beradaptasi agar teman-teman pelaku industri kreatif di lokasi pariwisata bisa menyesuaikan karya dengan keadaan seperti sekarang ini."

Kerajinan perak yang dulunya dipandang perhiasan saja, diaplikasikan Juliyana agar mudah diterima konsumen di masa pandemi lewat mengombinasikannya dengan tas kulit. Juliyana mengakui bahwa stimulus dan upaya yang dilakukan pemerintah turut mendukungnya bertahan di tengah situasi sulit. 

 

"Kami banyak tertolong oleh pemerintah yang sering mengadakan pelatihan pemasaran produk secara digital. Kami tentu harus terus beradaptasi dengan keadaan pandemi seperti saat ini terutama untuk membangkitkan kembali semangat perajin perak untuk melewati pandemi ini secara bersama," pungkas Juliyana. (OL-14)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya