Headline
KPK akan telusuri pemerasan di Kemenaker sejak 2019.
BADAN Pusat Statistik (BPS) mencatat pada Mei 2021 terjadi inflasi sebesar 0,32% atau naik dari April 2021 yang hanya 0,13%. Angka inflasi itu didapat dari hasil pemantauan di 90 kota Indeks Harga Konsumen yang 78 di antaranya mengalami inflasi dan 12 kota lain mengalami deflasi.
Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Setianto mengungkapkan, secara umum inflasi yang terjadi pada Mei 2021 karena ada kenaikan permintaan di masa Ramadan dan Hari Raya Idulfitri. "Inflasi di Mei 2021 terjadi sebesar 0,32%. Kenaikan permintaan terasa sekali pada Mei, terutama komoditas makanan, kebutuhan puasa dan hari raya," ujarnya dalam konferensi pers secara virtual, Rabu (2/6).
Dia menuturkan bila dilihat berdasarkan tahun kalender, posisi inflasi berada di angka 0,90%. Bila dilihat inflasi tahun ke tahun (year on year), terjadi inflasi sebesar 1,68%. Beberapa komoditas menyebabkan terjadinya inflasi, salah satu yang memberi andil terbesar ialah daging ayam ras sebesar 0,04% diikuti dengan tarif angkutan udara dan ikan segar.
Data BPS menunjukkan, kelompok pengeluaran makanan, minuman, dan tembakau memberi andil paling besar pada tingkat inflasi Mei 2021 sebesar 0,10%. Sedangkan inflasi pada kelompok pengeluaran itu tercatat sebesar 0,38%.
"Kalau dirinci, makanan ini andilnya 0,09%, rokok dan tembakau 0,01%, minuman baik alkohol dan nonalkohol andilnya sangat kecil sekali," terang Setianto.
Kelompok pengeluaran penyumbang inflasi terbesar kedua ialah transportasi. Dalam laporan BPS tercatat andil kelompok pengeluaran itu pada tingkat inflasi Mei 2021 sebesar 0,08%. Sedangkan inflasi yang terjadi pada kelompok pengeluaran transportasi tercatat sebesar 0,71%.
"Untuk transportasi, andil terbesar dari jasa angkutan penumpang dengan 0,07%. Sementara inflasinya 2,74%. Kemudian untuk pengoperasian peralatan transportasi andilnya 0,02% dan inflasinya 0,23%," jelas Setianto.
Sedangkan berdasarkan komponen pembentuk inflasi, pada Mei 2021 tercatat inflasi inti sebesar 0,24% dengan andil pada tingkat inflasi sebesar 0,16%. Inflasi inti naik bila dibandingkan dengan posisi April 2021 yang hanya 0,14%.
Kendati mengalami kenaikan, angka inflasi inti pada Mei 2021 belum bisa disimpulkan sebagai pulihnya daya beli masyarakat. Menurut Setianto, kenaikan inflasi inti pada Mei 2021 terjadi lantaran pengaruh musiman yakni momen puasa dan Lebaran. Belum lagi di saat yang sama sebagian masyarakat juga mendapatkan pendapatan tambahan berupa Tunjangan Hari Raya (THR).
"Ini karena faktor musiman Ramadan dan Lebaran. Secara pola memang di inflasi Mei lebih dominan. Kami belum bisa menyimpulkan (pemulihan daya beli masyarakat), mengingat pada Mei ini sebagian masyarakat juga mendapatkan pendapatan musiman, ada donasi, lalu ada sedekah, pembayaran zakat, dan sebagainya. Jadi kami belum bisa menyimpulkan. Kita lihat di bulan-bulan ke depan, apakah terjadi pemulihan atau tidak," jelasnya.
Selain itu pada komponen harga diatur pemerintah (administered price) tercatat mengalami inflasi 0,48% dan memberi andil 0,09% pada tingkat inflasi Mei 2021. Itu terjadi lantaran ada inflasi pada tarif angkutan udara, tarif angkutan antarkota, tarif parkir, dan tarif kereta api.
Lalu pada komponen harga bergejolak (volatile price), BPS mencatat inflasi sebesar 0,39% dan memberikan andil pada tingkat inflasi Mei 2021 sebesar 0,07%. Hal itu terjadi karena ada kenaikan permintaan daging ayam ras, ikan segar, jeruk, minyak goreng, dan daging sapi. (OL-14)
Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menyampaikan masih terdapat ruang untuk penurunan suku bunga acuan atau BI Rate ke depan.
Menteri Keuangan Sri Mulyani menyampaikan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II 2025 mencapai 5,12% (yoy), meski dihadapkan pada ketidakpastian global
BPS Provinsi Maluku Utara mencatat inflasi bulan Juli 2025 sebesar 2,46 persen secara bulanan (month-to-month/mtm), dengan penyumbang inflasi tertinggi yakni cabai rawit.
BADAN Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi Jakarta pada Juli 2025 sebesar 0,11% (mtm), lebih rendah dari bulan sebelumnya (0,13%; mtm).
penyumbang utama inflasi Juli 2025 secara year-on-year yakni kelompok makanan, minuman, dan tembakau dengan andil sebesar 1,08%.
BPS melaporkan kenaikan harga beras pada Juli 2025, dengan inflasi mencapai 4,14%. Beras medium mengalami lonjakan tertinggi. Simak detail selengkapnya.
Center of Economic and Law Studies (Celios) meminta Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) turut mengaudit data pertumbuhan ekonomi triwulan II 2025 yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS).
PRESIDEN Presiden Prabowo Subianto menginstruksikan pada jajaran kabinet Merah Putih untuk melakukan percepatan pengentasan kemiskinan ekstrem di desa
Tulus Abadi menuding angka pertumbuhan ekonomi yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS) tidak tidak mencerminkan kondisi masyarakat di lapangan.
JAUH di atas ekspektasi pasar, laju pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal II 2025, y-o-y, mencapai 5,12%, meningkat dari 4,87% kuartal I 2025.
SULAWESI dan Jawa menjadi dua wilayah dengan pertumbuhan ekonomi tertinggi pada triwulan II-2025.
Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal kedua 2025 tumbuh sebesar 5,12% secara tahunan (year-on-year/yoy).
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved