Headline

RI dan Uni Eropa menyepakati seluruh poin perjanjian

Fokus

Indonesia memiliki banyak potensi dan kekuatan sebagai daya tawar dalam negosiasi.

Tiongkok Masih jadi Pangsa Ekspor Impor Terbesar Indonesia

M. Ilham Ramadhan Avisena
20/5/2021 14:10
Tiongkok Masih jadi Pangsa Ekspor Impor Terbesar Indonesia
Ilustrasi(Dok.MI)

PANGSA perdagangan Indonesia masih cukup besar datang dan pergi dari Tiongkok. Hal itu terlihat dari data perdagangan ekspor dan impor April 2021 yang dirilis oleh Badan Pusat Statistik (BPS) pada Kamis (20/5).

Dalam laporan BPS, tercatat ekspor Indonesia ke Tiongkok pada April 2021 terjadi kenaikan US$201,2 juta. Komoditas utama yang dikirim ke Negeri Tirai Bambu ialah besi dan baja, bahan bakar mineral, dan minyak nabati. Sedangkan impor yang dilakukan Indonesia dari Tiongkok tercatat mengalami kenaikan hingga US$597,6 juta. Komoditas yang mendominasi kegiatan impor nasional ialah telepon seluler.

Baca juga: RNI Targetkan Produksi Gula Capai 282 Ribu Ton dari Jawa

Itu menjadikan Tiongkok sebagai pangsa ekspor dan impor terbesar Indonesia. Tercatat per April 2021 share nilai ekspor ke Tiongkok mencapai 22,4% dari total ekspor nasional dengan nilai US$3,93 miliar. Sedangkan nilai impor mencapai US$4,58 miliar, atau 32,10% dari nilai impor nasional.

“Jadi impor kita dari Tiongkok share-nya 32,10%, banyak sekali barang-barang yang kita impor dari Tiongkok,” ujar Kepala BPS Suhariyanto dalam konferensi pers secara virtual, Kamis (20/5).

Dalam laporannya pula, BPS mencatat Indonesia mengalami defisit neraca dagang hingga US$652,1 juta dari Tiongkok pada April 2021. Itu terjadi karena impor yang dilakukan Indonesia mencapai US$4,58 miliar dan nilai ekspor hanya US$3,96 miliar.

Selain dengan Tiongkok, Indonesia juga mengalami defisit neraca dagang dari Australia sebesar US$418,3 juta. Tercatat nilai impor Indonesia dari Australia mencapai US$644 juta dan nilai ekspor hanya US$225,7 juta. Begitu pula dengan Thailand, Indonesia mencatatkan defisit sebesar US$248,1 juta lantaran nilai impor tercatat US$768,3 juta, lebih tinggi dari nilai ekspor US$520,2 juta.

Sedangkan Indonesia tercatat mengalami surplus dari Amerika Serikat sebesar US$1,217 miliar lantaran nilai ekspor ke Negeri Paman Sam menapai US$2,03 miliar, lebih tinggi dari nilai impor US$815,3 juta. Surplus juga terjadi dengan Filipina sebesar US$554,1 juta dan dengan India sebesar US$439,9 juta.

“Ekspor kita ke AS memiliki share 11,60%, dan ekspor utamanya adalah karet dan barang dari karet, alas kaki, pakaian, dan aksesoris,” pungkas Suhariyanto. (OL-6)


 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Astri Novaria
Berita Lainnya