Headline

Mantan finalis Idola Cilik dan kreator konten juga memilih menikah di KUA.

Fokus

Ketegangan antara Thailand dan Kamboja meningkat drastis sejak insiden perbatasan

Indef: Serapan Tenaga Kerja PKT PUPR Harus Lebih Maksimal

M. Iqbal Al Machmudi
17/4/2021 03:05
Indef: Serapan Tenaga Kerja PKT PUPR Harus Lebih Maksimal
Pekerja berjalan di trotoar sudirman, Jakarta(Dok.MI)

DIREKTUR Program Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Esther Sri Astuti menilai program Padat Karya Tunai (PKT) dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) masih belum efektif perlu gebrakan yang bisa menyerap tenaga kerja lebih banyak.

"Kalo data per maret PKT PUPR sendiri menyerap 210 ribu tenaga kerja, sementara itu tenaga kerja terdampak covid-19 sebesar 29 juta maka hanya 0,7% saja. Nampaknya masih belum efektif," kata Esther saat dihubungi, Jumat (16/4).

Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) yang mencatat bahwa angka yang dirumahkan, bukan angkatan kerja, pengurangan jam kerja, dan pengangguran akibat pandemi covid mencapai 29,12 juta orang. Sehingga, masih ada 0,7% dari 29 juta tenaga kerja masih terdampak covid-19.

Esther mengatakan program pemerintah untuk mengatasi masalah ketenagakerjaan terdampak covid sebenarnya bukan hanya program PKT PUPR, tetapi ada beberapa program lainnya seperti kartu pra kerja; bantuan subsidi upah/gaji; penciptaan perluasan kesempatan kerja; pelatihan tanggap covid-19.

"Menurut saya, kesempatan kerja akan terbuka jika sektor usaha/industri sudah bergeliat. Artinya bila ada peningkatan barang yang dibeli masyarakat atas produk produk sektor industri akan lebih meningkatkan produksinya, dan butuh tenaga kerja yang lebih besar," ujar Esther.

"Maka tidak bisa diharapkan lapangan pekerjaan dengan cepat terbuka. Alternatifnya, penciptaan lapangan pekerjaan bisa dibuat melalui UMKM," sambungnya.

PUPR mencatat per 12 Maret tenaga kerja yang terserap mencapai 120 ribu orang atau telah mencapai 10% dari target. Dana yang dikeluarkan telah mencapai 7,5% dari Rp23,24 triliun atau sudah ada sekitar Rp1,5 triliun. (OL-4)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Akhmad Mustain
Berita Lainnya