Headline
Rakyat menengah bawah bakal kian terpinggirkan.
DIREKTUR Penilaian Perusahaan Bursa Efek Indonesia (BEI) I Gede Nyoman Yetna menjabarkan sampai dengan Selasa (13/4), terdapat 20 perusahaan dalam proses evaluasi pencatatan saham BEI.
"Kami masih menunggu perusahaan BUMN maupun entitas anak BUMN untuk masuk bursa," kata Nyoman dalam keterangan yang diterima, kemarin.
Daftar sektor dari 20 perusahaan yang ada di pipeline IPO saham yaitu sebanyak tiga perusahaan dari sektor material dasar, dua perusahaan dari sektor industrials, satu perusahaan dari sektor consumer non-cyclicals, enam perusahaan dari sektor consumer cyclicals, tiga perusahaan dari sektor properti & real estate, tiga perusahaan dari sektor teknologi, dan dua perusahaan dari sektor energi.
"Terdapat 3 dari 20 perusahaan yang akan melakukan IPO dengan skema berdasarkan POJK Nomor 53/POJK.04/2017," kata Nyoman. POJK tersebut tentang Pernyataan Pendaftaran Dalam Rangka Penawaran Umum dan Penambahan Modal dengan Memberikan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu oleh Emiten dengan Aset Skala Kecil atau Emiten dengan Aset Skala Menengah.
Sebagai informasi tambahan, saat ini terdapat 19 perusahaan dalam pipeline obligasi/sukuk yang akan tercatat di bursa dengan total target emisi sebesar Rp19,85 triliun.
"Kemudian ada tiga perusahaan di antaranya merupakan perusahaan baru yang akan mencatatkan Obligasi/Sukuk perdana dengan nilai target emisi sebesar mencapai Rp5,1 triliun yang salah satunya adalah anak perusahaan BUMN," tutup Nyoman. (E-3)
PT Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat rekor tertinggi kapitalisasi pasar (market cap) sebesar Rp13.701 triliun pada 29 Juli 2025, melampaui capaian tahun-tahun sebelumnya.
PT Bursa Efek Indonesia (BEI) memperkuat pasar derivatif domestik dengan meluncurkan lima saham baru sebagai underlying kontrak berjangka saham (KBS).
Pencatatan sukuk ini merupakan hasil dari konsistensi dan komitmen bank dalam menjawab tantangan industri perbankan syariah yang semakin kompetitif dan dinamis.
AKTIVITAS perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode 23–26 Juni 2025 menunjukkan tren pelemahan di hampir seluruh indikator utama.
Hingga 28 Mei 2025, total nilai transaksi Repo di SPPA mencapai Rp100,85 triliun, dengan rata-rata transaksi harian mencapai Rp2,86 triliun.
BEI mencatat pergerakan pasar modal Indonesia selama pekan pertama Juni 2025 menunjukkan indeks harga saham gabungan (IHSG) mengalami penurunan sebesar 0,87%.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved