Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
GURU Besar Institut Pertanian Bogor (IPB) sekaligus Ketua Umum Perhimpunan Ekonomi Pertanian Indonesia (Perhepi) Hermanto Siregar menilai solusi untuk meningkatkan kesejahteraan petani yakni dengan harus ditetapkannya harga minimum yang wajar untuk petani.
"Untuk komoditas-komoditas yang cukup strategis harus ada jaminan harga minimum yang wajar untuk petani yang memproduksi komoditas-komoditas tersebut," kata Hermanto saat dihubungi, Rabu (24/3).
Hal itu agar mencegah penurunan harga yang signifikan atau meski terjadi penurunan petani serta pedagang masih mengalami keuntungan.
Upaya kedua yakni sarana produksi atau input-input yang digunakan petani dalam budidaya usaha tani juga harus tersedia dalam jumlah memadai di setiap waktu, sehingga petani bisa membelinya dengan harga terjangkau dan kualitas yang baik.
"Ini penting agar biaya-biaya yang dibayar petani relatif murah. Ketiga, saluran pemasaran hasil-hasil pertanian perlu diefisienkan, misalnya dengan menggunakan teknologi digital, sehingga harga dan marjin yang diperoleh petani menjadi lebih tinggi dan berkeadilan," ujar Hermanto.
"HPP (harga pembelian pemerintah) memang ada untuk gabah, tapi saat-saat panen seperti sekarang banyak petani padi yang justru menerima harga di bawah HPP," tambahnya.
Hermanto menilai pembangunan pertanian Indonesia cenderung bertujuan ke arah peningkatan produksi pangan daripada peningkatan kesejahteraan petani.
"Memang ada disebut sasaran peningkatan pendapatan petani, namun pada kenyataannya tidak ada jaminan pendapatan bagi petani. Bahkan jaminan harga minimum terhadap harga komoditas pertanian saja tidak ada atau tidak efektif implementasinya," jelasnya.
Sebelumnya, Ombudsman RI mengungkapkan bahwa penghasilan petani di Indonesia masih terbilang rendah. Berdasarkan data sensus 2013 BPS bahwa rata-rata lahan per rumah tangga petani di Indonesia hanya 0,66 hektare. Bahwa pendapatan petani per musim tanam adalah Rp4,95 juta/per hektare atau per bulan sekitar Rp1,25 juta/bulan. (OL-8)
Di tengah krisis iklim dan krisis pangan, peran petani milenial dan pemanfaatan teknologi menjadi kunci penting bagi Indonesia dalam menjaga ketahanan pangan nasional.
Lapis Bogor Sangkuriang, sebagai pemain utama dalam bisnis olahan talas akan mendapatkan akses yang lebih baik terhadap bahan baku berkualitas tinggi dari para petani.
YESS menjadi salah satu solusi yang terus berkomitmen dalam meningkatkan kualitas dan kesejahteraan dan memberdayakan petani di Indonesia.
Sektor pertanian adalah sektor yang menjanjikan sehingga akan membutuhkan tenaga yang sangat banyak.
Pemerintah daerah perlu turun tangan. Salah satunya berkoordinasi dengan pemerintah desa untuk menginventarisasi lulusan sekolah yang belum mendapatkan pekerjaan.
Kelompok Tani Tri Cipta menyerahkan sebanyak 500 kg bawang merah. Sebelumnya, telah diserahkan pula 230 kg cabai rawit merah kepada pedagang Pasar Cimindi.
Cak Imin menduga adanya mafia, sehingga sulit menghentikan impor beras.
SEKTOR pertanian Indonesia menghadapi persoalan sangat serius yang merupakan carry-over dari persoalan pada 2023, terutama dalam sistem produksi pangan pokok.
Presiden Joko Widodo atau Jokowi melakukan pertemuan bilateral dengan para pemimpin negara yang akan hadir dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ke-43 ASEAN.
Diketahui, saat ini pembatasan pembelian beras di ritel ini dilakukan atas arahan Badan Pangan Nasional (Bapanas).
PEMPROV Sumsel menegaskan daerahnya merupakan penghasil beras cukup besar di Indonesia. Karena itu, Sumsel tidak membuthkan beras impor seperti yang diwacanakan pemerintah pusat.
KABUPATEN Banyuwangi merupakan lumbung padi bagi Jawa Timur. Produksi petani padi di Banyuwangi selalu surplus, karena itu Banyuwangi menolak masuk beras impor.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved