Sumsel Surplus, Tidak Perlu Beras Impor

Dwi Apriani
22/3/2021 16:20
Sumsel Surplus, Tidak Perlu Beras Impor
Pemprov Sumsel selalu surplus beras dan masuk kedalam lima besar daerah penghasil beras se Indonesia.(dok.mi)

PEMERINTAH Provinsi Sumatra Selatan (Sumsel) menegaskan daerahnya masih akan tetap menyandang status daerah penghasil beras cukup besar di Indonesia. Karena itu, Sumsel yang dikenal masuk sebagai lima besar penghasil beras di Tanah Air, meyakinkan untuk tidak memerlukan adanya impor beras seperti yang diwacanakan pemerintah pusat saat ini.

Wakil Gubernur Sumatra Selatan, Mawardi Yahya, menilai Provinsi Sumsel tidak perlu melakukan impor beras karena Sumsel termasuk daerah swasembada
beras di Indonesia. "Kita tidak bisa mengomentari terlampau jauh. Jadi, mungkin pertimbangannya ada daerah yang kurang tapi bagi Sumsel kita surplus. Indonesia bukan hanya Sumsel saja," ujar Mawardi di Palembang,
Senin (22/3).

Mawardi pun berharap Sumsel bisa menjadi provinsi ketiga dengan hasil produksi padi secara nasional. "Harapannya bukan lima besar tapi tiga besar
seiring dengan perluasan lahan pertanian yang kita kelola," jelasnya.

Menurut Mawardi, dengan adanya wacana pemerintah untuk mengoptimalkan lahan rawa untuk pertanian juga akan menambah produksi beras. "Secara filosofi kalau bibit unggul hasil unggul. Harapan kita mungkin kalau bibit biasa hanya menghasilkan 6-7 ton, kalau bibit unggul bisa meningkat," kata dia.

Ditambahkan Pelaksana Tugas Kepala Dinas Pertanian, Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Sumsel, Rusuan Bambang Pramono mengatakan, pada Maret 2021 ini saja di wilayah Sumsel sudah berhasil memproduksi yang cukup beras. Bahkan pihaknya mencapai ada sekitar 300.000 ton beras yang diklaim
sebagai surplus dari Sumsel.

Ia mengakui, tahun 2020 lalu Sumsel mampu menghasilkan 2,8 juta ton beras. Hingga April 2021 ini, pihaknya memproyeksi mampu menghasilkan 864 ribu ton GKG (gabah kering giling).

"Melihat kondisi di 2020, kita berhasil mencapai 2,8 juta ton. Dengan jumlah penduduk 8,2 juta orang, konsumsi kita dikonversi per tahun dengan kebutuhan konsumsi sekitar 810 ribu ton beras. Artinya pada 2020 lalu ada surplus beras mencapai 2,07 juta ton. Tahun ini juga diyakini akan sama atau melebihi dari itu," kata dia.

Dengan kondisi saat ini, ditegaskan Rusuan, Pemprov Sumsel tidak perlu mendapatkan impor beras. "Karena Maret ini kita sudah surplus beras cukup
tinggi, jadi memang Sumsel tidak perlu impor beras," kata dia.

Dijelaskan Rusuan, karena saat ini serapan yang begitu besar di Sumsel bahkan Bulog pun sudah bekerja cukup optimal sehingga menjadikan alasan
untuk tidak melakukan impor beras di wilayah Sumsel.

"Tidak cukup Bulog saja, tapi pemerintah pusat juga diharapkan menyerap sebanyak mungkin panen raya di Sumsel. Gubernur juga terus mendorong percepatan serapan beras di Sumsel. Semoga minggu depan ada dari pusat menggelar panen raya sehingga gabah di Sumsel cepat terserap dan harganya
menjadi stabil," pungkasnya. (OL-13)

Baca Juga: Stok Cukup, Rektor IPB Tegaskan Tolak Impor Beras

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Muhamad Fauzi
Berita Lainnya