Headline

Putusan MK harus jadi panduan dalam revisi UU Pemilu.

Fokus

Sekitar 10,8 juta ton atau hampir 20% dari total sampah nasional merupakan plastik.

Asosiasi dan NU Kecam Kemendag yang Kukuh Impor Beras

Abdillah M Marzuqi
24/3/2021 20:38
Asosiasi dan NU Kecam Kemendag yang Kukuh Impor Beras
Ilustrasi(Antara)

WAKIL Ketua Umum Persatuan Pengusaha Penggilingan Padi dan Beras (Perpadi) Jakarta Billy Haryanto mendesak Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi agar mundur dari jabatannya. 

Desakan ini terkait rencana impor beras di tengah panen raya.

Pemerintah diminta memprioritaskan pengadaan beras produksi dalam negeri serta mendahulukan kepentingan petani yang kini justru terpuruk karena harga jual gabahnya terus turun.

"Kalau saya jadi beliau, lebih terhormat mundur. Demi petani. Semoga beliau dikasih kesehatan selalu," kata Billy dalam keterangan persnya, Rabu (24/3)

Dalam rapat dengan Komisi VI DPR RI Senin, (22/3) Lutfi berkukuh tetap mengimpor beras meski kebijakan itu tidak populer.

Soalnya, kata dia, kebijakan itu ada sebelum ia menjabat demi menambah stok cadangan beras sebanyak 1-1,5 juta ton. "Kalau memang salah saya siap berhenti, kata dia Lutfi. 

 

Akan tetapi Billy menilai keputusan Lutfi yang bakal tetap mengimpor beras menunjukkan Lutfi tak peduli dengan petani lokal.

"Jadi pejabat itu apalagi seorang Mendag, jangan asal bicara tentang impor. Sebelum ambil keputusan, dia harus bener-bener lihat ke bawah (petani) dahulu," kata Billy. 

 

Harusnya, kata Billy, petani menikmati hasil panen dengan harga gabah yang sepadan, bukan menebarkan wacana impor yang membuat harga gabah anjlok.

"Logikanya harus dipake. Jangan lagi panen malah ingin impor beras," kata pengusaha beras asal Sragen ini. 

 

Billy mengatakan sekarang ini kondisi petani tengah terpuruk gara-gara wacana impor beras. Di Tegal, misalnya, harga gabah kering anjlok dari Rp 5.000 per kg menjadi Rp 3.500 per kg.

"Cari timing yang pas untuk membuat kebijakan strategis apalagi menyangkut petani. Jangan bicara data atau stok sesaat tapi efeknya kira-kira menguntungkan rakyat atau sekelompok orang," kata Billy. 

 

Ia menambahkan, seharusnya Lutfi bisa menghitung kebutuhan beras yang riil di lapangan. Berkaca dari tahun lalu, Billy mengatakan pemerintah tidak mengimpor beras karena kebutuhan sudah dicukupi dengan hasil petani lokal.

"Kami ini tidak antiimpor. Boleh impor tapi waktjnya janhan pas panen raya," kata Billy. 

 

Soal stok, Billy menyarankan agar berkoordinasi dengan Bulog. "Hitung kebutuhan Bulog tiap tahun berapa. Sekarang ini Bulog pasarnya sudah ditutup pemerintah sendiri. Kalau impor lagi mau disalurkan ke mana itu beras. Yang sekarang ada saja bingung dilepas ke mana," pungkasnya.

Penolakan terkait rencana impor beras juga disuarakan oleh Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU). Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj, sebagaimana dikutip di laman nu.or.id, menyatakan penolakannya. ”Tolong nasib petani harus didahulukan. Nasib para petani sebagai tulang punggung ekonomi bangsa ini harus diprioritaskan. Alih-alih untuk mendukung, (impor) malah akan menghancurkan nasib mereka,” tandasnya. (OL-8)
 

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Polycarpus
Berita Lainnya