Headline
Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.
Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.
ORGANISASI Kerja Sama Ekonomi dan Pembangunan (OECD) memproyeksikan ekonomi Indonesia tumbuh di angka 4,9% di 2021 dan merangkak naik menjadi 5,4% di 2022.
"Survei memproyeksikan Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia akan pulih sebesar 4,9% pada 2021 dan 5,4% pada 2022," ujar Sekretaris Jenderal OECD Angel Gurría dalam Konferensi Pers OECD Economic Survey of Indonesia 2021, Kamis (18/3).
Dalam survei itu, OECD juga mendapati pandemi covid-19 menghambat pertumbuhan ekonomi Indonesia yang telah stabil selama dua dekade terakhir. Untuk itu, pemerintah disarankan untuk meningkatkan keterampilan, memperkuat lembaga dan tata kelola perusahaan milik negara.
Berbagai hal itu perlu dilakukan guna memperkuat pembangunan ekonomi pascapandemi. Dalam survei itu pula OECD menyebutkan agar Indonesia perlu memperbaiki sistem kesehatan terlebih dulu untuk menghilangkan guncangan ekonomi dari dampak pandemi.
Dukungan pemerintah berupa stimulus fiskal untuk rumah tangga dan dunia usaha perlu dilanjutkan. Dengan langkah itu, daya beli, dan penyerapan tenaga kerja diharapkan akan meningkat.
Baca juga : Kredit Terkontraksi Lebih Dalam pada Februari
Selain itu, perbaikan iklim investasi bagi dunia usaha juga disarankan untuk terus ditingkatkan. "Ketidakpastian masih akan membebani investasi dan pariwisata sehingga kemungkinan besar akan tetap tertekan untuk beberapa waktu," kata Angel.
OECD juga menyarankan agar Indonesia menambah kapasitas pendidikan penjuruan dan pelatihan kerja. Itu dengan penekanan dan fokus pada digitalisasi agar bisa berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi.
Di kesempatan yang sama, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan, proyeksi ekonomi Indonesia dari OECD itu merupakan motivasi bagi pemerintah. Sebab, sebelumnya OECD memprediksi ekonomi Indonesia di 2021 hanya tumbuh 4%.
Dia juga memastikan pemerintah telah dan akan merespon dinamika dari pandemi. Dari sisi anggaran, pemerintah memperlebar defisit dari kebijakan anggaran yang sebelumnya mengharuskan di bawah 3%.
"Kami harus mengakui ini adalah luar biasa dan situasi yang sangat menantang. Pemerintah Indonesia telah merespon situasi tersebut," pungkasnya. (OL-7)
Pelabuhan Bitung, Pusat Pertumbuhan Ekonomi dan Akses Terpadu di Sulawesi Utara
Digitalisasi diyakini menjadi kunci bagi pertumbuhan ekonomi masa depan. Semakin masif teknologi digital diimplementasikan, semakin cepat pertumbuhan ekonomi melesat.
Di Indonesia, bisnis yang dipimpin oleh perempuan memiliki potensi ekonomi yang sangat besar
Pertumbuhan ekonomi Jawa Barat masih dapat ditingkatkan hingga akhir 2023.
Investasi Jabar masih akan tertinggi secara nasional
PEMERINTAH daerah dan kalangan pebisnis di Jawa Barat optimistis investasi yang masuk ke wilayah ini pada 2024 masih akan tinggi.
Perempuan diharapkan bisa mandiri secara finasial dan mampu berdaya guna sehingga dapat menyejahterakan dan meningkatkan kualitas hidup.
Program ini juga dirancang untuk meningkatkan partisipasi perempuan dalam sektor pariwisata desa, memberikan mereka akses yang lebih luas untuk mengembangkan potensi ekonomi mereka.
Lembata merupakan wilayah yang memiliki ragam komoditas mulai dari kopi, ikan hingga wastra, namun kurang terekspos sehingga tidak cukup meningkatkan perekonomian masyarakat
Membangun perekonomian Jabar bukan semata-mata menjadi tanggung jawab pemerintah daerah. Itu harus dilakukan secara sinergi kolaboratif berbagai pihak.
Sektor pertanian adalah sektor yang menjanjikan sehingga akan membutuhkan tenaga yang sangat banyak.
Pemerintah daerah di Priangan Timur harus bersinergi dengan berbagai elemen untuk membangun ketahanan ekonomi.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved