Headline

Bartega buka kegiatan belajar seni sambil piknik, ditemani alunan jazz, pun yang dikolaborasikan dengan kegiatan sosial.

Fokus

Sekitar 10,8 juta ton atau hampir 20% dari total sampah nasional merupakan plastik.

Kredit Terkontraksi Lebih Dalam pada Februari

Fetry Wuryasti
18/3/2021 18:14
Kredit Terkontraksi Lebih Dalam pada Februari
Antrean nasabah di Bank BRI Kantor Cabang Kendari Samratulangi, Kendari, Sultra, beberapa waktu lalu.(Antara/Jojon.)

DI tengah kondisi likuiditas yang longgar, fungsi intermediasi sektor keuangan belum kuat. Ini tercermin dari kontraksi kredit pada Februari 2021 sebesar 2,15% (yoy) dibandingkan dengan kontraksi 1,92% (yoy) pada Januari 2021.

Itu disampaikan Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo dalam paparan hasil Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia, Kamis (18/3). Karenanya, berbagai langkah penguatan terus dilakukan sejalan dengan sinergi kebijakan komite stabilitas sistem keuangan (KSSK), perbankan, dan dunia usaha untuk menjaga optimisme dan mengatasi permasalahan sisi permintaan dan penawaran dalam penyaluran kredit/pembiayaan dari perbankan kepada dunia usaha dalam rangka mendorong pemulihan ekonomi nasional.

"Dalam kaitan ini, Bank Indonesia terus menempuh kebijakan makroprudensial akomodatif termasuk kebijakan uang muka kredit/pembiayaan kendaraan bermotor dan loan to value/financing to value (LTV/FTV) kredit/pembiayaan properti yang telah diumumkan," kata Perry.

Bank Indonesia juga akan mendorong peningkatan kredit/pembiayaan perbankan kepada dunia usaha dengan tetap menjaga stabilitas sistem keuangan melalui perluasan komponen pembiayaan dan reaktivasi rasio intermediasi makroprudensial (RIM/RIM syariah) secara bertahap. Rasio kecukupan modal (capital adequacy ratio/CAR) perbankan Januari 2021 tetap dijaga tinggi pada level 24,40% dan rasio kredit bermasalah (non performing loan/NPL) tetap rendah, yakni 3,17% (bruto) dan 1,03% (neto).

Pada aktivitas transaksi, uang kartal yang diedarkan (UYD) pada Februari 2021 mencapai Rp783,6 triliun, tumbuh 11,95% (yoy). Di sisi lain, nilai transaksi pembayaran menggunakan kartu ATM, kartu debet, dan kartu kredit pada Februari 2021 tercatat Rp579,6 triliun, mengalami kontraksi 4,93% (yoy).

"Ini sejalan dengan masih terbatasnya mobilitas dan lemahnya permintaan domestik akibat pandemi covid-19," kata Perry. Meski demikian, transaksi ekonomi dan keuangan digital terus tumbuh dengan meningkatnya akseptasi dan preferensi masyarakat untuk berbelanja daring, meluasnya pembayaran digital dan melalui digital banking.

Nilai transaksi uang elektronik (UE) pada Februari 2021 sebesar Rp19,2 triliun atau tumbuh 26,42% (yoy). Volume transaksi digital banking juga terus meningkat pada Februari 2021 tumbuh 36,41% (yoy) mencapai 464,8 juta transaksi dan nilai transaksi digital banking yang tumbuh 22,94% (yoy) mencapai Rp2.547,5 triliun.

"Dengan mempertimbangkan pesatnya perkembangan teknologi, inovasi, serta perluasan dan penguatan ekosistem digital, Bank Indonesia memprakirakan tren digitalisasi masih akan terus berlanjut," kata Perry. (OL-14)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya