Headline

Mantan finalis Idola Cilik dan kreator konten juga memilih menikah di KUA.

Fokus

Ketegangan antara Thailand dan Kamboja meningkat drastis sejak insiden perbatasan

Berharap Event Live Music Bisa Kembali Digelar

Insi Nantika Jelita
17/3/2021 07:15
Berharap Event Live Music Bisa Kembali Digelar
Pembatasan menyebabkan penurunan pengunjung restoran(Antara/Rivan Awal Lingga)

SELAIN industri penerbangan, sektor lain seperti restoran atau tempat makan pun ikut terdampak covid-19. Adanya Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) pada tahun lalu dan kini Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) juga membuat pelaku usaha di sektor tersebut 'berdarah-darah'.

Dalam survei yang dihimpun Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) pada September 2020 menunjukkan, sekitar 1.033 restoran yang tutup permanen. Data itu diambil terhadap 9.000 lebih restoran di seluruh Indonesia, dengan 4.469 responden. Angka itu diyakini PHRI akan bertambah terus hingga kisaran 150 restoran yang tutup per bulan, akibat sepinya pengunjung.

"Kami belum menghitung total kerugian yang dialami oleh industri perhotelan, namun dampaknya tentu sangat signifikan. Hotel dan restoran berada di dalam situasi yang sangat terpuruk," ungkap Ketua Badan Pimpinan PHRI DKI Jakarta Sutrisno Iwantono dalam diskusi virtual, Jumat (5/2).

Kebijakan pembatasan aktivitas masyarakat karena tingginya kasus covid-19 berdampak pada merosotnya jumlah pengunjung restoran di Indonesia.

"Penutupan usaha bisnis secara permanen berarti tingkat pengangguran pun bertambah," sebut Sutrisno. 

Adapun salah satu kafe, yaitu Sandwich Attack juga merasakan ganasnya pandemi. Pemilik kafe tersebut, Yohanes Ladita Patriyoso mengatakan kepada Media Indonesia, pihaknya berupaya berbagai cara untuk tetap bertahan agar usahanya yang berlokasi di Tangerang, Banten, tidak collapse atau bangkrut.

Dia mengaku, selama setahun setahun terakhir, pihaknya berfokus pada penjualan makanan dan minuman, dan terpaksa menghentikan sementara kegiatan live music di kafenya, karena adanya larangan dari pemerintah selama PSBB.

"Kami biasanya mengadakan berbagai acara, seperti live music, tapi itu berhenti. Kami juga sekarang menggencarkan penjualan makanan lewat online. Kami perbanyak diskon dan mengeluarkan menu-menu baru untuk menarik minat pengunjung," kata Yoso, sapaan akrab Yohanes, pada Sabtu (13/3).

Selain itu, Yoso juga menuturkan, sebisa mungkin tidak melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) kepada karyawannya. Namun, pihaknya memutuskan mengurangi gaji pegawainya karena pendapatan bisnis yang dikatakan menurun.

"Pada awal PSBB, yakni April 2020 lalu income kami berpengaruh sekali karena ada batasan aktivitas dan enggak boleh dine in. Sehingga, terpaksa kami bertahan dengan mengurangi gaji karyawan tanpa mengurangi jumlah karyawan kami," jelas Yoso.

Dirinya berharap, agar pemerintah dapat membantu pihaknya dengan memberikan kemudahan dalam regulasi selama PPKM saat ini, misalnya dengan melonggarkan jam operasional restoran dan dapat menyelenggarakan event musik. (E-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Raja Suhud
Berita Lainnya