Headline

. AS kembali memundurkan waktu pemberlakuan tarif resiprokal menjadi 1 Agustus.

Fokus

Penurunan permukaan tanah di Jakarta terus menjadi ancaman serius.

Harga Kedelai Naik, Pembeli Berkurang Drastis

M Iqbal Al Machmudi
07/1/2021 13:00
Harga Kedelai Naik, Pembeli Berkurang Drastis
Harga kedelai naik membuat pembeli berkurang(MI/Mitah Meinansi)

KENAIKAN  harga kedelai membuat konsumen penjual kedelai turun signifikan. Penurunan konsumen kedelai sendiri mencapai 50-70%. Umumnya pembeli kedelai merupakan produsen tahu tempe.

"Keluhan pengrajin tahu tempe marah cuman gak bisa ngomong. Pembeli turun drastis turun 50-70% karena tidak bisa membagi karena biaya kedelai tidak menutup ketika diolah menjadi tempe atau tahu ," kata Karbani di Pasar KOPTI, Jakarta Barat, Kamis (7/1).

"Sekarang dibeli, dibikin jadinya cuma buat beli kacang, enggak ada untungnya. Iya ada (untung) tapi dikit, bisa buat beli beras aja syukur," tambahnya.

Saat ini harga kedelai di Pasar KOPTI Jakarta Barat Rp8.900 per kg sebelum ada kenaikan harganya masih Rp7 ribu. Sehingga dengan harga Rp8.900 maka yang dijual ke produsen tahu tempe sebesar Rp9.100 per kg.

"Dengan adanya kenaikan ini tukang pembuat tempe atau tahu tidak bisa membaginya karena tempe dan tahu ini mengikuti harga kacang," ujarnya.

Sementara untuk per kwintal harganya mencapai Rp700 ribu dari tengkulak dan dijual ke produsen tahu tempe seharga Rp900 ribu. Karbani menyebutkan bahwa pemerintah cepat melihat situasi kelonjakan tersebut jika tidak maka harganya bisa tembus Rp1 juta per kwintal.

"Semua lagi kembali ke pemerintah, untuk penyebab (kenaikan) saya gak tau. Untuk impor kita gak tau kalo gak ngikutin ketinggalan. Kalau untuk produsen kedelai lokal di sini gak ada, produsen lokal gak pernah muncul bahkan perbandingan harga pun kita gak tau," ucapnya.

Dirinya berharap pemerintah harus bisa menurunkan harga kedelai karena banyak industri kedelai maupun produsen tahu, tempe, dan lainnya sedang kesulitan.

"Kalau kita istilahnya harga kacang turun lebih senang. Karena produsen tempat tahu senang juga, ada kelebihan (untungnya). Kalau kacang naik ya produsen tempe tahu mau apa. Yang jelas harga kacang harus stabil dan standar sesuai," ungkapnya.

Kabarni menyebutkan kenaikan harga kedelai sudah dirasakan sejak akhir November 2020 dan hingga kini harganya belum kunjung stabil. Dengan adanya program optimalisasi kedelai 100 hari ke depan dirinya berharap harga kedelai turun setidaknya Rp8 ribu per kg. (E-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Raja Suhud
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik