Headline

PRESIDEN Amerika Serikat (AS) Donald Trump telah menetapkan tarif impor baru untuk Indonesia

Fokus

MALAM itu, sekitar pukul 18.00 WIB, langit sudah pekat menyelimuti Dusun Bambangan

Progres Distribusi & Eksekusi Vaksin Menahan Pelemahan Indeks

Fetry W
14/12/2020 11:40
Progres Distribusi & Eksekusi Vaksin Menahan Pelemahan Indeks
IHSG(ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto)

INDEKS Harga Saham Gabungan (IHSG) perdagangan Senin (14/12) dibuka pada level 5959,28 (+0,35%) dari penutupan sebelumnya di level 5.938,33.

"Berdasarkan analisa teknikal, kami melihat saat ini IHSG memiliki peluang bergerak bervariatif dengan potensi melemah terbatas pada level 5.849-5.971," kata Associate director of research and invesment Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus, Senin (14/12).

Kehadiran vaksin, dimulai dari produksi, distribusi, hingga vaksinasi yang akan dilakukan pada hari ini mungkin akan menjadi penahan melemahnya IHSG dan membuatnya berbalik arah menjadi penguatan.

"Cermati situasi dan kondisi tanggapan pasar," kata Nico.

Permintaan kredit konstruksi mengalami kenaikan menjelang akhir tahun ini. Hal ini tercermin dari kredit konstruksi perbankan pada bulan Oktober hingga mengalami kenaikan pertumbuhan dibandingkan bulan sebelumnya.

Berdasarkan data Bank Indonesia, kredit konstruksi pada Oktober 2020 tercatat sebesar Rp379,5 triliun atau tumbuh 3,4% dibandingkan periode yang sama tahun lalu YoY.

Sedangkan pada September, kredit konstruksi hanya tumbuh 0,9% YoY ke Rp374,6 triliun. Hal ini didukung oleh komitmen dari Pemerintah yang terus mendorong pertumbuhan proyek infrastruktur guna menunjang pertumbuhan ekonomi nasional.

Baca juga: IHSG Dibuka Menguat 0,72%

Bank Mandiri mencatat Per Oktober 2020, telah membukukan outstanding kredit konstruksi sebesar Rp54,8 triliun atau tumbuh 21% YoY. Berdasarkan informasi, penyaluran kredit konstruksi sepanjang 10 bulan pertama tahun ini ditopang oleh konstruksi proyek infrastruktur.

Selain itu, tren suku bunga rendah juga dinilai menjadi harapan meningkatnya permintaan kredit dari sektor properti dan dapat berkontribusi terhadap membaiknya daya beli masyarakat di sektor properti, yang dalam beberapa tahun belakangan turun.

Meningkatnya anggaran infrastruktur di APBN 2021 dinilai menjadi trigger bagi emiten kontruksi dan juga property menguat menjelang akhir tahun. Selain itu, dengan adanya lembaga SWF dan sejumlah turunan dari Omnibus Law dinilai dapat memberikan kemudahan bagi kemudahan berusaha yang juga dapat berdampak pada sektor konstruksi maupun properti baik penyewaan kantor maupun kawasan industri.

"Oleh sebab itu, dampak positif juga tengah dirasakan oleh emiten emiten yang bergerak di bidang konstruksi dan properti, karena memberikan pengaruh yang positif secara sentimen untuk jangka pendek bagi pergerakan saham tersebut," ungkap Nico.(OL-5)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik