Headline
Tidak ada solusi militer yang bisa atasi konflik Israel-Iran.
Para pelaku usaha logistik baik domestik maupun internasional khawatir peningkatan konflik Timur Tengah.
Kondisi kakao di hulu sudah kritis. Harus ada tindakan drastis menyelamatkan kakao Indonesia. Kalau perlu dibuat program gernas seperti dulu di mana petani mendapat bantuan pupuk untuk intensifikasi, sedang peremajaan dan perluasan bantuan bibit, pupuk, dan lain-lain. Demikian hasil kunjungan Gamal Nasir, mantan dirjen perkebunan dan pembina beberapa asosiasi petani ke petani kakao di Lampung.
Akhir pekan ini Gamal sengaja berkunjung ke salah satu sentra produksi kakao di Lampung yaitu Kabupaten Tanggamus. Di sana dia diterima oleh Nasrudin ketua POKTAN Sido Rukun Desa Suka Agung. Di lokasi ini ada juga petani kakao dari Kabupaten Pringsewu dan Pesawaran.
Nasrudin, Ketua Kelompok Tani menyatakan rata-rata kakao di wilayahnya sudah berusia di atas 25 tahun. Produktivitasnya sudah rendah sekali.
“Sehingga sejak 4 tahun lalu kami terpaksa melakukan sambung samping untuk menaikkan produksi. Namun keterbatasan keahlian petani membuat tidak semua mampu melakukannya. Banyak yang membiarkan kebunnya terlantar karena sudah tua bahkan ada yang sudah berumur 30 tahun. Selain itu banyak tanaman yang sudah rusak,” kata Nasrudin.
“Banyak petani sudah menebang tanaman kakaonya dan diganti dengan pepaya dan pisang. Kami juga kalau terus seperti ini akan lama-lama akan ikut menebang,” katanya.
Petani sangat membutuhkan bantuan pupuk karena pupuk khusus kakao sulit dicari. Tanaman tua produktivitasnya rendah sehingga perlu peremajaan baik dengan cara sambung samping atau sambung pucuk.
Gamal Nasir dalam kesempatan itu berdiskusi dan ramah tamah dengan 5 kelompok tani yang hadir. Gamal mendengarkan semua keluhan dan kesulitan yang dialami petani, terlebih sulitnya mendapatkan pupuk. Setelah melihat semua itu Gamal minta pemerintah segera melakukan sesuatu.
“Indonesia sudah darurat kakao. Hal ini bisa ditunjukkan dengan produksi biji kakao yang semakin menurun dan impor yang semakin besar. Indonesia pernah menduduki posisi nomor 3 di dunia sebagai penghasil biji kakao tetapi sekarang turun jadi nomor 6. Jangan biarkan semakin turun. Program seperti gernas kakao harus dilakukan lagi,” kata Gamal.
Petani kakao di sentra-sentra produksi harus dibantu. Indonesia punya potensi besar sebagai produsen biji kakao terbesar di dunia. Harus ada upaya ke arah sana. Industri pengolahan juga sedang berkembang sehingga perlu bahan baku. (RO/OL-10)
Pemerintah menetapkan harga ayam ras hidup (livebird) minimum Rp18.000/kg berlaku nasional mulai 19 Juni 2025 untuk melindungi peternak dari kerugian.
Kepala Biro Komunikasi dan Layanan Informasi Kementan, Arief Cahyono, mengucapkan selamat atas terpilihnya Ketua Forum Wartawan Pertanian (Forwatan) periode 2025–2028, Beledug Bantolo.
Kementerian Pertanian (Kementan) terus memperkuat komitmennya dalam mewujudkan swasembada pangan nasional melalui penguatan sinergi antara pemerintah pusat dan daerah.
Kementan merumuskan lima langkah strategis bersama pelaku industri perunggasan, dengan didukung salah satunya oleh Komunitas Peternakan Unggas Nasional (KPUN).
Pusat Perlindungan Varietas Tanaman dan Perizinan Pertanian (Pusat PVTPP) Kementerian Pertanian (Kementan) menggelar pelatihan konsultan Perlindungan Varietas Tanaman (PVT).
Pemerintah daerah diminta aktif melaporkan hasil pemeriksaan hewan, baik sebelum (antemortem) maupun sesudah pemotongan (postmortem), melalui aplikasi iSIKHNAS.
PT Perkebunan Nusantara I (PTPN I) menyampaikan keprihatinan yang mendalam atas insiden yang terjadi pada Kamis, (15/5), di Desa Kaligedang, Bondowoso, Jawa Timur.
BAKN DPR RI melakukan kunjungan kerja ke PTPN I Regional 2. Kegiatan tersebut dilakukan sebagai dukungan terhadap keberlanjutan program strategis Tanam Sejuta Pohon.
Di Kabupaten Batang, kopi tidak sekedar kenikmatan sajian minuman khas tetapi kini telah berkembang menjadi sebuah wahana wisata yang menarik perhatian pelancong.
Proyek ini juga mencakup pengembangan ekosistem perkebunan kelapa organik seluas 20 ribu hektare.
Anggota Komisi XII DPR RI Mukhtarudin menyoroti ketidakjelasan manfaat nilai karbon yang diterima oleh daerah. Masih ada kebingungan mengenai realisasi dana karbon bagi daerah,
Pada 2024, sebanyak 331 mahasiswa ITSI berhasil menyelesaikan studi. Dari jumlah tersebut, 53 lulusan telah diterima bekerja di perusahaan perkebunan,
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved