Headline

Koruptor mestinya dihukum seberat-beratnya.

Fokus

Transisi lingkungan, transisi perilaku, dan transisi teknologi memudahkan orang berperilaku yang berisiko.

Sinyal Positif semakin Kuat

Adhika Prasetyo
04/12/2020 03:35
Sinyal Positif semakin Kuat
Presiden Joko Widodo.(ANTARA FOTO/Biro Pers/Rusman)

KERJA keras semua pemangku kepentingan dalam menanggulangi pandemi covid-19 dan pemulihan ekonomi nasional mulai menampakkan hasil.

Sembilan bulan pemerintah dan stakeholder terkait bahu-membahu bekerja keras mengatasi dampak pandemi dalam menangani masalah kesehatan dan persoalan ekonomi secara bersamaan.

“Sinyal positif sudah kita lihat. Dari laporan yang saya terima per hari ini, kasus aktif covid-19 di Indonesia lebih rendah daripada rata-rata dunia,” kata Presiden Joko Widodo dalam sambutannya di Pertemuan Tahunan Bank Indonesia (BI) secara virtual di Jakarta, kemarin.

Sinyal positif perekonomian pun semakin menampakkan hasil. Pada triwulan II-2020, pertumbuhan ekonomi terkontraksi atau minus 5,32%. Namun, pada triwulan III-2020 kontraksi pertumbuhan ekonomi tercatat minus 3,49%.

“Artinya, itu telah melewati titik terendahnya. Kini titik balik menuju membaik. Tren positif membaik dan dengan momentum ini saya yakin kita bergerak lagi ke arah positif pada triwulan IV dan seterusnya,” lanjut Jokowi.

Kinerja bagus juga dicatatkan industri pengolahan pada Oktober lalu. Sektor yang merupakan kontributor terbesar PDB itu mampu mencatat ekspor US$11,79 miliar atau tumbuh 2,08% dari bulan sebelumnya.

Dari sisi pasar modal dan keuangan, kinerja IHSG dan nilai tukar rupiah juga menunjukkan penguatan. IHSG berada di level 5.522 dan kurs rupiah terhadap AS tercatat 14.050 pada 17 November 2020. “Kita harus tetap hati-hati, tidak boleh lengah. Kita harus terus disiplin menerapkan protokol kesehatan,” tegas Jokowi.

 

Dukungan stimulus

Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan perekonomian global di proyeksikan tumbuh 5% pada 2021 setelah kontraksi sebesar -3,8% pada 2020. Begitu pula proyeksi bertumbuhnya perekonomian tahun depan di Tiongkok, AS, dan sejumlah negara lain karena dukungan stimulus fiskal dan moneter yang besar serta mulai meningkatnya mobilitas manusia dan aktivitas perekonomian.

“Sinergi inilah menjadi semangat BI untuk berkoordinasi erat dengan pemerintah pusat dan daerah, OJK, LPS juga perbankan, dunia usaha, investor, DPR, BPK, akademisi, media dan masyarakat bersatu, bersinergi, serta bergotong royong membangun optimisme pemulihan ekonomi,” ungkap Perry.

Di dalam negeri, lanjut Perry, perekonomian diproyeksikan membaik pada 2021. BI memprediksikan ekonomi mulai tumbuh positif pada triwulan IV-2020 dan meningkat ke sekitar 4,8%-5,8% pada 2021.

Di bagian lain pidatonya, Perry menyatakan vaksinasi dan disiplin protokol kesehatan menjadi kondisi prasyarat penguatan pemulihan ekonomi nasional.

“Vaksinasi dan disiplin protokol sangat penting agar kesehatan tetap terjaga, mobilitas manusia kembali normal, aktivitas ekonomi dan dunia usaha membaik, serta dampak rambatan ke sektor keuang an dan moneter dapat dicegah,” tandas Perry. (Try/X-3)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Riky Wismiron
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik