Headline
KPK akan telusuri pemerasan di Kemenaker sejak 2019.
BELUM lama ini, Bank Indonesia (BI) mengungkapkan adanya pergeseran pelaku sistem pembayaran ritel di Indonesia.
Dari semula didominasi perbankan, kini banyak melalui teknologi keuangan digital (fintech) dengan uang elektronik. Ekonom dari Center of Reform on Economics Piter Abdullah menilai perkembangan digital payment oleh fintech memang jauh lebih cepat.
"Saya kira ini wajar, karena fintech lebih fokus dan lebih leluasa untuk bergerak dengan dukungan dana sendiri. Sementara bank harus lebih berhati-hati, karena menggunakan dana nasabah," ujar Piter saat dihubungi, Selasa (10/11).
Baca juga: Transaksi Digital Lebih dari 5 Menit, Awas Diretas
Mengacu pertimbangan tersebut, tren pemanfaatan fintech dikatakannya terus berlanjut. Namun, Piter berpendapat kondisi itu tidak akan mengganggu bisnis perbankan. Menurutnya, perbankan harus lebih inovatif, agar pasar mereka tidak semakin tergerus.
"Masih banyak bisnis bank yang belum bisa dikuasai fintech. Bank bisa fokus pada bisnis tersebut. Termasuk, tabungan dan kredit. Jadi saya kira bank masih unggul," imbuh Piter.
Sebelumnya, Deputi Gubernur BI Sugeng menyebut bank harus menjadi lembaga utama dalam ekosistem keuangan digital. Hal ini bertujuan pencegahan terjadinya shadow banking.
Baca juga: Pandemi Buat Perbankan Semakin Tergantung pada Teknologi
"Kita belajar dari Tiongkok. Saat itu, mereka mengalami shadow banking yang besar. Peran Bank of China melakukan restrukturisasi dan mencegah shadow bank. Tentunya bank yang menjadi lembaga utama di era digital,” jelas Sugeng.
Dengan interlink, bank dengan fintech bisa lebih agile menjangkau wilayah dan masyarakat lebih luas. Ini mungkin sulit dijangkau perbankan. Sehingga, memberikan layanan yang nyaman dan mondorong pertumbuhan ekonomi.
Menurut Sugeng, interlink bank dengan fintech sudah berjalan. Namun, langkah itu belum bervariasi, belum berstandar dan fragmented. Ada yang sudah terkoneksi dan ada juga yang belum.(OL-11)
Pengamat Perbankan & Praktisi Sistem Pembayaran Arianto Muditomo mengatakan penurunan BI Rate sebesar 25 bps pada Rabu (20/8), memberikan sinyal pelonggaran kebijakan moneter.
Penyelenggaraan IDBS 2025 sejalan dengan pesatnya pertumbuhan ekonomi digital Indonesia, yang pada 2024 mencapai US$90 miliar dan naik 13% dari tahun sebelumnya.
PT Trimegah Karya Pratama atau UltraCorp terus mengembangkan bisnis dengan menjalin kerja sama dengan berbagai perusahaan termasuk perbankan.
PT Bank Central Asia Tbk (BCA) kembali menyelenggarakan BCA Business Case Competition (BBCC), sebuah kompetisi tahunan bagi mahasiswa Indonesia.
Kesadaran akan pentingnya perencanaan keuangan jangka panjang mendorong banyak individu dan keluarga menjadikan asuransi jiwa sebagai bagian dari strategi perlindungan masa depan.
Sebagai platform investasi digital, Fundtastic terus berinovasi memperkuat posisinya dalam ekosistem keuangan di Indonesia.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved