Saham Global Bergerak Campuran Efek Pemilu AS

Fetry Wuryasti
03/11/2020 11:34
Saham Global Bergerak Campuran Efek Pemilu AS
Layar menampilkan pergerakan perdagangan saham di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (23/10/2020).(Antara)


SAHAM-saham yang diperdagangkan di bursa utama global bergerak campuran pada perdagangan awal pekan ini. Kondisi ini lebih banyak dipengaruhi oleh sentimen peningkatan kasus covid-19 dan pemilu AS yang akan berlangsung pada Selasa (3/11) waktu setempat.

"Sentimen tersebut mendorong investor melakukan wait-and-see," kata tim riset Valbury Sekuritas Indonesia, Selasa (3/11).

Adapun, isu covid-19 menjadi topik panas dalam kampanye terakhir oleh Joe Biden-Donald Trump yang berjuang memperebutkan battleground states yakni Pennsylvania, Florida, Wisconsin, Arizona dan Michigan

Joe Biden unggul atas Donald Trump dalam jajak pendapat di hari-hari terakhir sebelum pemilu presiden di tiga negara bagian yang penting yang dimenangkan Trump pada empat tahun lalu.

Direktur Pusat Kebijakan Eropa, Janis Emmanouilidis meyakini masih ada harapan untuk memperbaiki hubungan kemitraan Uni Eropa (UE) dengan AS, jika kandidat dari Partai Demokrat Joe Biden menang dalam pemilihan presiden (pilpres) AS

Eropa dan AS mencatatkan kenaikan kasus covid-19 memasuki musim dingin terutama Inggris, Spanyol, Italia, Prancis dan Russia. Kenaikan kasus di sejumlah negara mendorong pemerintah setempat melakukan pembatasan yang lebih besar seperti Prancis yang mengembalikan jam malam pada pukul 9 malam hingga 6 pagi.

Bahkan, rencana Italia untuk melakukan pembatasan ketat memicu aksi unjuk rasa yang menjurus pada kekerasan, sehingga menimbulkan masalah baru yakni gejolak sosial.

Adapun, wilayah Inggris menimbang apakah perlu dilakukan lockdown wilayah ketat. Inggris sejauh ini mendominasi tingkat kematian se-Eropa. Sementara itu, dari AS, angka infeksi bahkan memecahkan rekor baru dan mencapai lebih dari 93.000 orang dalam dua hari berturut-turut dalam dua hari.

Adapun, 43 negara bagian AS juga melaporkan peningkatan infeksi dalam seminggu terakhir.

Dari regional Asia, angka indk manufaktur PMI Tiongkok yang menunjukkan ekspansi dalam enam bulan berturut-turut mendorong bursa Asia bergerak di zona hijau.

PMI Tiongkok pada Oktober 2020 mencapai 51,4 dibandingkan dengan September 2020 yang 51,5, namun masih menandakan recovery yang solid.

"Selain dengan sentimen pemilu AS, kami melihat bahwa Indonesia yang akhirnya mencatatkan inflasi Oktober 2020 sebesar 0,07% berhasil menahan IHSG untuk koreksi lebih dalam di tengah ketidakpastian terutama dari catatan kasus covid-19 yang diperkirakan meningkat pasca liburan. IHSG diperkirakan menguat dalam rentang gerak 5.082-5.139," kata tim riset. (E-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Heryadi
Berita Lainnya