Headline

. AS kembali memundurkan waktu pemberlakuan tarif resiprokal menjadi 1 Agustus.

Fokus

Penurunan permukaan tanah di Jakarta terus menjadi ancaman serius.

Pupuk Batu Bara Naikkan Produktivitas Pertanian

Mediaindonesia.com
27/10/2020 15:24
Pupuk Batu Bara Naikkan Produktivitas Pertanian
.(DOK FKDB)

FORUM Komunikasi Doa Bangsa (FKDB) gencar menyosialisasikan teknologi pupuk batu bara untuk meningkatkan produktivitas pertanian. Pupuk batu bara dinilai tepat karena dengan luasan sawah yang tetap dapat menghasilkan panen padi yang lebih tinggi.

Ketua Umum FKDB Ayep Zaki menyebutkan pupuk batu bara memiliki keunggulan yaitu untuk pembenahan tanah, meningkatkan produktivitas tanaman, dan ramah lingkungan. "Dengan menggunakan pupuk batu bara, produktivitas satu hektare dapat meningkat sampai lebih dari 30%," katanya.

Menurut Aa Zaki, biasa ia dipanggil, FKDB telah memproduksi pupuk batu bara yang diberi label Futura  di pabrik yang berlokasi di Sentra Industri Cibatu, Kecamatan Cisaat, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat. Produksi pupuk berbahan batu bara itu sebagai upaya meningkatkan produktivitas dan memperkuat ketahanan pangan masyarakat, terutama di daerah lumbung padi.  

"Teknologi produksi pupuk batu bara ini satu-satunya di dunia dan dibutuhkan seluruh negara. Dengan pupuk batu bara, Indonesia bisa menjadi lumbung pangan dunia," papar dia.

Pupuk berbahan baku batu bara merupakan fosil tumbuhan yang terawetkan dan punya kandungan unsur hara yang nyaris sempurna. Rincian unsur hara yakni nitrogen, kalium, posfat, hidrogen, fosfor, seng, kalsium, besi, dan lain-lain yang tak kurang dari 70 unsur makro dan mikro.  

Pupuk batu bara sangat bermanfaat bagi tanaman padi, sayur, buah, maupun palawija. Dengan menggunakan pupuk batu bara akan meningkatkan produksi panen, baik dari segi kuantitas maupun kualitas.

Selain itu, pupuk batu bara mampu memperbaiki alih struktur tanah menjadi meningkat kesuburannya dari musim ke musim. Dengan meningkatnya produktivitas pertanian, otomatis pendapatan petani semakin meningkat.

Penggunaan pupuk organik batu bara, lanjut Zaki, lebih murah dibandingkan dengan pupuk kimia anorganik atau pupuk kimia buatan. Pupuk berbahan batu bara ini telah diuji coba pada 16 provinsi, mulai dari wilayah Indonesia bagian barat hingga bagian timur.

Hasil pengaplikasian pupuk batu bara dapat meningkatkan rata-rata produksi per hektare sebesar 43 persen. Bila rata-rata produksi per hektare petani kita sekitar 5,2 ton, dengan pengunaan pupuk batu bara bisa mencapai 7,4 ton.

Berkat keunggulannya, pupuk batu bara mendapatkan perhatian dari pemerintah dengan kedatangan  Kementerian Perdagangan (Kemendag) melalui Direktorat Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional di pabrik, Juli 2020. Pada awal bulan ini, pabrik ini juga dikunjungi anggota DPR Komisi VIII F-PKB Maman Imanul Haq beserta jajaran.

Bahkan pupuk batu bara itu juga sudah mendapatkan hak paten dari United States Paten and Trademark Office (USPTO) untuk teknologi produksi pupuk berbahan dasar batu bara pada pertengahan Juni lalu. "Dengan telah dikeluarkannya hak paten tersebut, jelas akan memberikan dampak yang baik untuk pengembangan dunia pertanian, khususnya dalam pemenuhan kebutuhan pupuk domestik maupun mancanegara," ucap Aa Zaki.

Saat ini, pupuk batu bara sudah diproduksi dan dipasarkan ke seluruh wilayah Indonesia, khususnya Jawa sebagai wilayah lumbung padi nasional. FKDB juga akan membuka pabrik-pabrik pupuk batu bara di setiap provinsi di Pulau Jawa, Sumatra, Sulawesi, Kalimantan, dan Papua.

"Dengan demikian, kami berharap tidak ada lagi di negeri ini kekurangan pupuk, aktivitas pertanian tetap terjaga. Petani juga bisa mendapatkan harga pupuk dengan murah serta terjangkau. Produktivitas hasil pertanian membuat pendapatan petani juga meningkat," pungkas Aa Zaki. (OL-14)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik