Headline

Hakim mestinya menjatuhkan vonis maksimal.

Fokus

Talenta penerjemah dan agen sastra sebagai promotor ke penerbit global masih sangat sedikit.

Sinyal Internet Sampai ke Atap Rinjani

Mediaindonesia.com
26/10/2020 12:12
Sinyal Internet Sampai ke Atap Rinjani
Puncak Gunung Rinjani di Nusa Tenggara Barat.(Ist/Metro TV)

EKSPEDISI Bakti untuk Negeri ke Nusa Tenggara telah mencapai Taman Nasional Gunung Rinjani, Lombok, Nusa Tenggara Barat. Tim ekspedisi kali ini merasakan langsung bagaimana akses internet telah merambah hingga ‘atap’ Gunung Rinjani.

Tim Ekspedisi yang merupakan kolaborasi Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (Bakti) Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) dengan Media Group News (Metro TV) ini mendaki melalui pos Desa Sembalun di lereng Gunung Rinjani. Di desa dengan ketinggian 1.156 meter dari permukaan laut (mdpl) ini sinyal internet sudah bisa dirasakan.

Ketersediaan akses internet juga ditunjukkan dengan perubahan cara pendaftaran untuk pendakian. Saat ini, seluruh pintu pendakian termasuk Sembalun sudah memanfaatan aplikasi untuk layanan pendaftaran.

“Sekarang sudah ada kemajuan dari Taman Nasional Gunung Rinjani. Kami sekarang tidak menggunakan manual registrasi tapi menggunakan aplikasi e-Rinjani. Jadi semua pengunjung itu melakukan booking melalui online. Mereka melakukan pembayaran tiket, semuanya lewat online,” kata Kepala Resort Sembalun, Taufikurahman, dalam tayangan Metro TV, Sabtu (24/10).

Di pos 2, tim ekspedisi masih tetap bisa merasakan akses telekomunikasi dan internet berjalan dengan baik. Bahkan, di pos 2 ini masih tersedia sambungan internet nirkabel (wifi) yang ditujukan khusus bagi para petugas Taman Nasional Gunung Rinjani.
“Wifi ini salah satu pendukung di Taman Nasional Gunung Rinjani untuk check in dan check out tamu yang naik,” ujar Polisi Hutan Resort Sembalun Gunung Rinjani, Rozan Fikri.

Bahkan, katanya, sinyal internet di pos 2 masih sangat bagus ketika cuaca mendukung. Sampai di Pos Pelawangan Sembalun yang merupakan basecamp terakhir bagi para pendaki (1,1 km atau 4-5 jam perjalanan dari puncak Gunung Rinjani), tim ekspedisi masih bisa menikmati akses komunikasi.

“Keamanan dan kenyamanan akses telekomunikasi yang ada di Gunung Rinjani menghilangkan semua kekhawatiran saya dan tim sehingga dapat dipastikan akses menuju ‘atap’ Rinjani telah menjamin keselamatan dan keamanan, bukan hanya pengelola, tetapi juga pendaki,” ungkap reporter Tim Ekspedisi Nusa Tenggara Barat, Vallencia Melvinsy.

Kepala Dinas Kominfo Provinsi NTB, I Gede Putu Aryadi, menyebut bahwa di akhir 2018, sebanyak 217 desa masih belum terjangkau oleh infrastruktur telekomunikasi atau blank spot. Namun saat ini, jumlah area blank spot berkurang signifikan hingga menyisakan 53 desa.

“Sejak 2018 kami terus berkoordinasi dengan Kementerian Kominfo terutama Bakti. Kami turun bersama menentukan titik-titik koordinat di mana harus dibangun BTS (based transceiver station) sehingga dalam waktu setahun ini memang bisa ditangani lebih dari 50%,” ujarnya.

“Hadirnya sinyal seluler dan internet di wilayah pariwisata Gunung Rinjani tidak lepas dari dukungan para Operator Seluler dan Internet Service Provider yang menjadi mitra kerja Kementerian Kominfo,” ungkapnya.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi NTB Madani Mukarom menyatakan akses internet sangat membantu kegiatan LHK, terutama bagi petugas di lapangan.

“Sekarang lebih dimudahkan dengan adanya akses internet yang sudah hampir seluruh titik di NTB ini bisa diakses. Teman-teman kami di lapangan mudah menyampaikan laporan ke pimpinan. Mereka bisa real time membuat laporan termasuk menyampaikan program-program ke seluruh masyarakat,” ungkapnya.

“Terutama di masa pandemi ini sangat tertolong. Karena kita sangat dikurangi dengan perjumpaan, internet ini menjadi salah satu jalan tengah untuk menyampaikan program maupun pertanggungjawaban publik,” imbuhnya.

Gubernur NTB Zulkieflimansyah pun dengan tangan terbuka mengajak masyarakat untuk menjelajah potensi pariwisata di NTB.

“Anda bisa melihat keindahan Gunung Rinjani, one of the most beautiful mountain in the world. Di sisi lain, pariwisata kita maknai bukan sekadar pengunjung tapi dia adalah klaster yang terintegrasi. Selain pariwisata, kuliner, juga potensi industrinya besar sekali,” tuturnya. (Ifa/S2-25)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Deri Dahuri
Berita Lainnya