Headline

Presiden Prabowo resmikan 80.000 Koperasi Merah Putih di seluruh Indonesia.

Fokus

Terdapat sejumlah faktor sosiologis yang mendasari aksi tawur.  

ORI 018 Terjual Rp12,97 Triliun

Despian Nurhidayat
24/10/2020 03:55
ORI 018 Terjual Rp12,97 Triliun
Pemerintah menetapkan hasil penjualan Obligasi Negara Ritel seri ORI 018 sebesar Rp12,97 triliun.(MI/M IRFAN)

PEMERINTAH menetapkan hasil penjualan Obligasi Negara Ritel seri ORI 018 sebesar Rp12,97 triliun, yang akan dimanfaatkan untuk sebagian pembiayaan APBN termasuk program pemulihan ekonomi nasional (PEN).

Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan melalui keterangan pers di Jakarta, kemarin, me­nyatakan penjualan ORI 018 masih menunjukkan hasil yang sangat baik.

Hal tersebut terlihat dari animo masyarakat yang tinggi, meski ORI 018 merupakan instrumen Surat Berharga Negara (SBN) ritel ketiga yang ditawarkan pada masa pandemi, dengan kupon terendah sepanjang sejarah, yaitu 5,7% per tahun.

Penjualan obligasi ritel ini telah mengundang minat sekitar 56% investor lama atau investor yang pernah membeli SBN ritel, dari 26.160 total investor ORI 018.

Sisanya, sebanyak 12.103 investor merupakan investor baru dengan nominal pembelian mencapai Rp5,18 triliun atau sekitar 40% dari total nominal ORI 018.

Berdasarkan profesi, jumlah investor ORI 018 didominasi pegawai swasta, yaitu mencapai 8.693 investor (33%). Namun, dari sisi volume, didominasi wiraswasta sebesar Rp5,9 triliun atau 46%.

Jumlah investor ORI 018 terbesar berasal dari generasi milenial (kelahiran 1980-2000), yaitu mencapai 9.127 investor atau sekitar 35% dari total jumlah investor.

Namun, volume terbesar pemesanan dilakukan generasi baby boomers (kelahiran 1946-1964), yaitu mencapai Rp5,4 triliun atau 42% dari total pemesanan.

Selain itu, sejak ada penerapan single investor identification (SID), terdapat 14.168 investor yang membeli SUN ritel lebih dari satu kali. Dari jumlah itu, sebanyak 47 investor tidak pernah absen membeli SUN ritel.

Dengan penetapan hasil penjualan ORI 018, dari penerbitan SBN ritel pada 2020, yaitu SBR 009, SR 012, ORI 017, SR 013, dan ORI 018, pemerintah telah menyerap dana sebesar Rp71,37 triliun.

Pemerintah juga menerbitkan empat se­ri Surat Utang Negara (SUN) dengan cara private placement kepada Bank Indonesia (BI) dengan total nominal sebesar Rp22,87 triliun. Seluruh seri SUN ini mempunyai tingkat kupon berupa suku bunga reverse repo Bank Indonesia dengan tiga bulan pertama masing-masing seri sebesar 3,84%.

Pemerintah menyatakan penerbitan SUN yang dilakukan pada Kamis (22/10) ini merupakan transaksi yang kelima untuk pemenuhan sebagian pembiayaan Public Goods. Total kebutuhan pembiayaan Public Goods diproyeksikan sebesar Rp397,56 triliun untuk penanganan covid-19 maupun mendukung program PEN.

Realisasi PEN BTN

PT Bank Tabungan Negara (persero) Tbk te­lah menyalurkan kredit dari penempatan dana Program PEN sebesar Rp19,01 triliun kepada 63 ribu debitur per 16 Oktober 2020.

“Kredit yang sudah terealisasi sebesar Rp19,01 triliun. Kalau kita rinci, paling besar adanya di luar Jakarta, kemudian ada di 33 provinsi di Indonesia, dan melibatkan 490 unit kerja penyalur,” kata Direktur Finance, Planning, and Treasury Bank BTN Nixon LP Napitupulu saat paparan kinerja perseroan secara virtual di Jakarta, Kamis (22/10).

Pemerintah menempatkan dana PEN sebesar Rp10 triliun, dan diminta untuk menyalurkan kredit dari dana tersebut tiga kali lipatnya alias Rp30 triliun. Nixon optimistis dapat mencapai target tersebut. (Ant/E-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya