Headline
Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.
Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.
PEMERINTAH berhasil mendapatkan uang senilai Rp32,75 triliun dari lelalng 7 Surat Utang Negara (SUN) pada Selasa, (20/10). Kegiatan lelang itu menjadi bagian dari pembiayaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
Ke-7 SUN itu ialah SPN03210121, SPN12210701, FR0086, FR0087, FR0080, FR0083 dan FR0076 yang dilelang melalui sistem Bank Indonesia. Direktur SUN Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan Deni Ridwan melalui keterangan tertulis menyatakan, nilai penawaran yang masuk kepada 7 SUN itu mencapai Rp83,02 triliun.
"Incoming bids untuk lelang hari ini meningkat pesat dibanding dengan lelang SUN sebelumnya. Dari target lelang pemerintah sebesar Rp20 triliun, bids yang masuk mencapai Rp83,02 triliun, melonjak 67,8% dibandingkan dengan permintaan pada lelang SUN sebelumnya yang sebesar Rp49,47 triliun," ujar Deni.
Peningkatan itu turut didorong oleh membaiknya kondisi pasar domestik yang ditunjang oleh turunnya persepsi risiko Indonesia. Hal tersebut tercermin dalam penurunan Credit Detault Swap (CDS) dalam satu bulan terakhir yang dibarengi dengan nilai tukar relatif stabil, likuiditas di pasar keuangan cukup tinggi.
Baca juga : Dipicu Aksi Ambil Untung IHSG Ditutup Melemah
Faktor lainnya ialah kondisi pasar global yang kondusif berpengaruh positif pada penurunan yield SUN dalam beberapa hari terakhir serta peningkatan incoming bids di lelang hari ini.
Deni juga menyebutkan, partisipasi investor asing secara nominal pada lelang kali ini lebih tinggi dibandingkan dengan lelang SUN sebelumnya.
"Pada lelang kali ini, bids investor asing mencapai Rp11,97 triliun, meningkat dibandingkan nominal pada lelang sebelumnya yang sebesar Rp7,53 triliun. Minat tertinggi investor asing di lelang kali ini berada pada tenor 10 dan 15 tahun," jelasnya.
Meski penawaran yang diterima Indonesia mencapai Rp83,02 triliun, Deni bilang, pemerintah hanya memutuskan untuk menyerap Rp32,75 triliun karena didasari pada kebutuhan pembiayaan hingga akhir tahun. Itu juga mencakup pembiayaan program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) serta empertimbangkan yield/imbal hasil SBN yang wajar di pasar sekunder. (OL-7)
UTANG pemerintah makin mencemaskan. Pada awal 2025 ini, total utang pemerintah pusat membengkak menjadi Rp8.909,14 triliun. Angka itu setara dengan 40,2% produk domestik bruto (PDB).
Utang negara adalah alat yang dapat digunakan untuk membiayai pembangunan dan merangsang perekonomian, tetapi juga membawa risiko jika dikelola dengan buruk.
PADA 2024, utang publik global diperkirakan mencapai US$102 triliun. Amerika Serikat (AS) dan Tiongkok berkontribusi besar terhadap meningkatnya jumlah utang. Indonesia?
Kemenkeu mencatat posisi utang pemerintah per Agustus 2024 mencapai Rp8.461,93 triliun. Rasio utang pemerintah pada periode tersebut sebesar 38,49%, masih di bawah batas aman 60%.
Masyarakat sipil menyampaikan keprihatinan terhadap inisiatif AZEC. Menurut mereka perjanjian itu solusi palsu memperpanjang penggunaan energi fosil dan menambah utang negara.
PEMERINTAHAN Presiden Joko Widodo disebut meninggalkan warisan utang dan biaya utang yang cukup besar bagi pemerintahan berikutnya.
Kemampuan yang dimiliki itu dapat diasah sehingga mampu berpartisipasi dalam upaya peningkatan ekonomi di daerah, bahkan nasional.
Perekonomian NTB menjadi bergairah dengan adanya Fornas kali ini.
SEJUMLAH pasal yang mengatur berbagai aspek terkait tembakau pada PP Nomor 28 Tahun 2024 menuai kritik. Aturan ini dinilai berdampak negatif terhadap industri dan petani dalam negeri,
KOTA Batu tak hanya lekat dengan suguhan pemandangan alam, kabut, dan kesejukan udara, tetapi juga hamparan perbukitan dan perkebunan milik warga hadir memanjakan mata.
PEMERINTAH dinilai perlu melakukan evaluasi menyeluruh terhadap kebijakan Over Dimension Overloading (ODOL) serta mencari solusi yang komprehensif dan berkelanjutan,
EFEKTIVITAS Bantuan Subsidi Upah (BSU) sebagai instrumen peningkatan daya beli masyarakat kembali dipertanyakan. Sebab program tersebut tidak memberikan kontribusi signifikan.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved