Headline

Kecelakaan berulang jadi refleksi tata kelola keselamatan pelayaran yang buruk.

Fokus

Tidak mengutuk serangan Israel dan AS dikritik

Revisi Proyeksi Global Tunjukkan Pemulihan Mulai Terjadi

Despian Nurhidayat
19/10/2020 17:23
Revisi Proyeksi Global Tunjukkan Pemulihan Mulai Terjadi
Menteri Keuangan Sri Mulyani (kiri) bersama Menteri BUMN Erick Thohir(Antara/Sigid Kurniawan)

MENTERI Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyatakan revisi proyeksi ekonomi global untuk tahun ini yang dilakukan oleh International Monetary Fund (IMF) dari minus 5,2% menjadi minus 4,4% menunjukkan sudah mulai terjadi adanya pemulihan.

“Ini artinya menggambarkan di beberapa daerah terutama di negara advance terjadi pemulihan yang lebih cepat terutama pada kuartal ketiganya,” ungkapnya dalam konferensi pers APBN Kita secara daring, Senin (19/10).

Tak hanya IMF, Sri Mulyani menuturkan revisi proyeksi ekonomi global untuk juga dilakukan oleh OECD yakni minus 7,6% hingga 6% pada Juni lalu menjadi minus 4,5% pada September.

Ia mengatakan outlook global untuk 2020 lebih baik karena pemulihan ekonomi yang terjadi di beberapa wilayah lebih cepat dibandingkan dengan estimasi awal.

Meski demikian,  risiko utama yang dapat mempengaruhi outlook tersebut adalah eskalasi covid-19 dan ketersediaan vaksin sehingga penguatan kerja sama multilateral menjadi langkah tepat untuk mempercepat pemulihan.

“Dari semua outlook untuk tahun depan  diperkirakan adalah mulai adanya ketersediaan vaksin,” kata Sri Mulyani.

Oleh sebab itu, hingga saat ini masing-masing negara masih terus melakukan konsolidasi baik dari fiskal maupun moneter dalam mengelola dan menahan perekonomian yang mengalami terkontraksi cukup dalam.

Hal itu dilakukan karena covid-19 telah menyebabkan pertumbuhan ekonomi dan defisit di berbagai negara tertekan sangat berat sekalipun  negara dengan kapasitas fiskal yang baik.

“Kalau kita lihat di negara-negara Eropa bahkan yang sudah melakukan all out dari policy mereka pertumbuhan ekonominya tetap mengalami kontraksi yang luar biasa dalam,” ujarnya.

Ia menyebutkan untuk Spanyol kuartal II terkontraksi 22,1% dan kuartal III diperkirakan minus 12,3% serta Inggris kuartal II terkontraksi 21,7% dan kuartal III-2020 diperkirakan minus 10,7% karena mengalami pukulan dari brexit yang tidak pasti sekaligus pandemi covid-19.

Kemudian Perancis kuartal II minus 19% dan kuartal III akan minus 9,5%, Mexico kuartal II minus 18,9% dan kuartal III diperkirakan masih minus 11,5%, serta Italia minus 17,3% pada kuartal II dan kuartal III minus 9,7%.

Untuk India mengalami kontraksi yang termasuk paling dahsyat yaitu minus 23,9% pada kuartal II, sedangkan kuartal III diperkirakan juga masih mengalami minus 6,6%.

“Bahkan IMF melakukan revisi untuk ekonomi India ini tahun 2020 adalah kontraksi keseluruhannya di atas 10 persen. Luar biasa dalam,” tegas Sri Mulyani.

Malaysia pada kuartal II minus 17,1% dan kuartal III diprediksi minus 4,5%, Filipina minus 16,5% pada kuartal II dan kuartal III akan mengalami negatif 6,3%, Singapura kuartal II minus 13,2% dan kuartal III akan terkontraksi 6%.

Sementara Thailand yang pada kuartal II mengalami minus 12,2%, untuk kuartal ketiganya diperkirakan akan mengalami kontraksi di sekitar 9,3% karena adanya gejolak politik sehingga kuartal keempatnya akan sulit untuk bangkit.

“Semua negara across the board baik di barat, timur, utara, selatan, maju, emerging maupun developing country semuanya mengalami tekanan yang luar biasa,” pungkasnya. (E-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Raja Suhud
Berita Lainnya