Headline
Kecelakaan berulang jadi refleksi tata kelola keselamatan pelayaran yang buruk.
Kecelakaan berulang jadi refleksi tata kelola keselamatan pelayaran yang buruk.
KEMANDIRIAN pangan melalui program Food Estate terus dikembangkan di wilayah Kalimantan Tengah (Kalteng). Treatment ini sebagai jawaban atas restriksi pangan global sebagai imbas negatif pandemi Covid-19.
Sosialisasi penguatannya dilakukan Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian yang dilaksanakan di Bahalap Hotel, Palangkaraya, Kalteng, Jumat (2/10).
“Food Estate menjadi program sangat super prioritas. Implementasi Food Estate akan dimulai awal Oktober 2020. Untuk itu, pengecekan dan evaluasi kesiapannya harus dilakukan secara menyeluruh. Selain terus membangun komunikasi, kami juga menyampaikan berbagai informasi terbaru terkait Food Estate pada stakeholder pertanian di Kalteng,” ungkap Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, Jumat (2/10).
Digelarnya sosialisasi tersebut membuktikan adanya soliditas pada program pengembangan Food Estate di Kalteng. Hadir pada acara ini petani, penyuluh, praktisi, juga stakeholder pertanian lainnya yang berasal dari Kabupaten Pulang Pisau dan Kapuas.
Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Dedi Nursyamsi menjelaskan tren restriksi ditegaskan dengan pembatasan ekspor komoditi pangan. Kazakhstan misalnya, membatasi ekspor gandum di angka 200 Ribu Ton dan 70 Ribu Ton untuk komoditi tepung terigu. Rusia juga ikut membatasi ekspor gandum di angka 7 Juta Ton dari rentang April-Juni 2020. Pembatasan ekspor gandum juga dilakukan Ukraina dengan slot 20,2 Juta Ton untuk periode 2019/2020.
“Indonesia tidak boleh lagi tergantung impor pangan. Kita harus bisa menyediakan pangannya sendiri. Untuk itu, program Food Estate harus sukses di Kalteng. Food Estate ini sebagai jawaban atas restriksi pangan global. Dan, penguatannya kini terus dilakukan termasuk melalui sosialisasi lanjutan ini,” terang Dedi.
Ditambah Dedi, Food Estate di Kalteng akan mengembangkan komoditas padi, hortikultura, peternakan, dan perikanan. Luasan per clusternya sekitar 1.000 hektare. Food Estate melakukan pendekatan pertanian dari hulu hingga hilir.
Dalam pengembangannya di Kalteng, Food Estate akan memiliki luas potensial 164,6 Ribu Hektar. Untuk luas fungsional 85,45 ribu hektare, lalu sisa luas fungsional 79,1 ribu hektare.
“Mendukung penuh Food Estate, Kementan sudah menyuntikan anggaran yang akan dialirkan dalam berbagai bentuk seperti, alsintan, pupuk, center of excellence, pengembangan untuk hortikutura, juga Sumber Daya Manusia (SDM). Output kegiatan pendampingan juga tersedianya sarana IT di Kostrada dan Kostratani”, jelasnya.
Selain itu Dedi juga mengungkapkan menjadi kelebihan Food Estate adalah mengakomodir kepentingan petani dari hulu ke hilir.
“Program ini dikembangkan secara bisnis dan menguntungkan. Nantinya petani tidak boleh lagi menjual gabah, tapi beras. Hal ini untuk mencapai keuntungan maksimal bagi petani. Semakin ke hilir untungkan bertambah besar,” kata Dedi.
Dibranding melalui Food Estate, nantinya petani akan berkelompok dalam menjalankan aktivitas bisnis. Berbentuk korporasi, setiap unit aktivitas bisnis diisi oleh Poktan dan Gapoktan.
Selain padi, mereka akan mengembangkan potensi lain. Sebut saja, sayuran, buah, itik, hingga ikan. Ikan yang diusahakan adalah haruan dan lele. Dedi menambahkan, lahan gambut pada Food Estate memiliki potensi besar.
“Seluruh potensi akan dikembangkan, meski lahan yang diusahakannya adalah gambut atau rawa. Jenis lahan ini tetap kompetitif asalkan dilakukan secara sungguh-sungguh. Lahan gambut tetap potensial dan menjanjikan. Itik dan ikan bisa dikembangkan di sana,” lanjut Dedi lagi. (RO/OL-09)
PERKEMBANGAN teknologi digital membantu perkembangan sektor pertanian yang lebih transparan dan efisien. Hal itu membuat ekosistem pertanian menjadi lebih maju dan berdaya saing.
LSPR Institute of Communication and Business Jakarta melalui mahasiswa Batch 26 Kelas Excellence mendukung kegiatan pertanian perkotaan di Kampung Anggur RT 09, Jakarta Timur
APAPTF merupakan federasi yang secara aktif terlibat langsung dengan pemerintah Pakistan, dianggap sebagai perwakilan resmi dari seluruh insan pertanian yang ada di negara tersebut.
Dwikorita juga menegaskan pentingnya kesiapsiagaan berbagai pihak, termasuk pemerintah daerah dan masyarakat, untuk merespons dinamika iklim yang semakin tidak menentu.
Rumah Produksi Baraka Films memproduksi film Seribu Bayang Purnama dengan tema drama keluarga yang mengangkat kisah nyata kehidupan petani.
Sejumlah perusahaan Belanda sebelumnya telah berminat untuk berinvestasi di sektor pertanian Indonesia, meskipun sempat menghadapi beberapa kendala.
Kegiatan yang dipadati ribuan warga ini disambut antusias oleh pelaku UMKM yang membuka lapak di sepanjang area bebas kendaraan tersebut.
langkah tegas ini mendapat dukungan luas dari masyarakat dan pelaku usaha yang taat aturan, mengingat kerusakan jalan akibat overtonase sering menyebabkan kerugian ekonomi.
Acara ini menampilkan beragam pertunjukan seni dan budaya yang memukau, sekaligus menjadi sarana hiburan bagi masyarakat.
Dalam upaya mengurangi ketimpangan dan tingkat kemiskinan antarwilayah, Zona Timur juga akan menjadi prioritas.
Dalam berbagai kesempatan, Gubernur kerap menyampaikan pentingnya membangun tata kelola pemerintahan yang transparan, akuntabel, dan berorientasi pada pelayanan publik.
Sidak ini merupakan bentuk komitmen Pemerintah Provinsi Kalteng dalam meningkatkan kualitas pendidikan sekaligus memastikan pelayanan pendidikan berjalan sesuai aturan.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved