Headline

Kecelakaan berulang jadi refleksi tata kelola keselamatan pelayaran yang buruk.

Fokus

Tidak mengutuk serangan Israel dan AS dikritik

Deflasi September Bukti Bansos Belum Genjot Konsumsi

M. Ilham Ramadhan Avisena
01/10/2020 16:01
Deflasi September Bukti Bansos Belum Genjot Konsumsi
Indonesia msaih mengalami deflasi pada September 2020 yang didorong terutama oleh harga bahan pangan.(ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto)

KEPALA Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan Febrio Nathan Kacaribu menuturkan, deflasi selama 3 bulan berturut-turut merupakan cerminan dari lemahnya sisi permintaan dan belum optimalnya pemulihan ekonomi nasional karena pandemi covid-19.

“Deflasi terjadi 3 bulan berturut-turut, tapi perlu dilihat juga core inflasinya masih bagus, belum negatif meski terus mengecil. Itu memang menunjukkan permintaan belum pulih secepat yang dibayangkan,” imbuhnya dalam tanya jawab bersama pewarta secara virtual, Kamis (1/10).

“Kalau pertumbuhan ekonomi positif, akan terlihat tingkat inflasi yang positif. Tapi sepanjang pertumbuhan ekonomi negatif, biasanya inflasi akan rendah dan dalam konteks ini, yang terjadi adalah deflasi kecil selama 3 bulan berturut-turut,” sambung Febrio.

Belum pulihnya tingkat permintaan yang tercermin pada deflasi itu, kata dia, menjadi sinyal bagi pemerintah untuk terus menggenjot stimulus yang berdampak pada permintaan. Bantuan sosial yang diberikan kepada masyarakat miskn dan rentan, Bantuan Presiden Produktif untuk Usaha Mikro, dan subsidi upah kepada pekerja merupakan kebijakan yang diambil pemerintah untuk menggedor permintaan masyarakat.

Febrio bilang, perekonomian Indonesia sejatinya tumbuh melambat sejak triwulan I 2020 yang kala itu hanya tumbuh 2,97%. Pelemahan berlanjut di triwulan II yang tumbuh minus 5,32% dan diperkirakan pada triwulan III perekonomian masih dalam zona negatif di kisaran minus 2,9% hingga minus 1%.

Pelemahan itu tak dielakkan sebagai tanda resesi ekonomi nasional di 2020. Dampaknya, daya beli masyarkat akan berkurang dan memengaruhi tingkat inflasi. Dus, kata Febrio, tingkat inflasi mengikuti gerak pertumbuhan ekonomi nasional.

Diketahui sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) merilis hasil pemantauan di 90 kota Indeks Harga Konsumen (IHK). Hasilnya didapati 56 kota IHK mengalami deflasi dan 34 lainnya mengalami inflasi. Itu menyebabkan terjadinya deflasi di angka 0,05% pada September 2020.

Catatan deflasi itu merupakan kali ketiga setelah pada Juli terjadi deflasi sebesar 0,10% dan Agustus 0,05%. Sedangkan tingkat inflasi dari tahun kalender berada di angka 0,89% dan bila dilihat secara tahunan (year on year) tingkat inflasi berada di level 1,42%. (OL-4)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Akhmad Mustain
Berita Lainnya